Cita-cita saya bikin list film terbaik versi saya sendiri selama 2019 akhirnya tercapai juga wkwk. Meski kesibukan di penghujung tahun, membuat banyak film yang terhitung masih terlewatkan dari pantauan saya.
Seperti Knives Out, Dark Water, Lighthouse, dan Uncut Gem. Begitu juga film festival yang belum rilis, Little Woman dan 1917 yang pasti berpotensi mengisi dan mengubah apa yang ada di dalam list ini.
So, here we go:
15. Midsommar
Ari Aster merupakan salah satu sutradara horor terbaik yang dunia miliki dalam era ini. Buktinya, setelah Hereditary yang sangat mencekam, tahun 2019 ia menelurkan horor eksentrik.
Bagaimana bisa dalam terik siang bolong penonton dibikin merinding oleh pagelaran upacara cult hingga mencapai konklusi “berdarah” sebagai berakhirnya pula hubungan romansa?
14. Exit
Korea selalu pintar menyuguhkan film genre dengan sentuhan komedi nan berperasaan. Lihatlah film survival ini, yang selain aksi-aksi menegangkan namun juga menyenangkan dengan duo protagonis kesayangan.
Ada yang datang ke bioskop hanya sekadar demi melihat Yoona, lalu pulang membawa segalanya. Sebuah segalanya yang amat sulit dituliskan, tentu saja. Hehe
13. Chhichhore
Begitu juga Bollywood. Film hindi terbaik dan terlucu tahun lalu ini, menurut saya menunjukkan film dengan pesan moral tentang kehidupan sekaligus parenting yang bisa melontarkan komedi dengan amat efektif.
Seperti kombinasi antara film Sunny dan 3 Idiots, film ini menyindir sistem pendidikan yang masih relate dengan negara kita. Negara yang konon mengalami masalah pendidikan sejak zaman pra digital hingga zaman digital.
12. Kim Ji-young Born in 1982
Film paling penting sekaligus kontroversial di Korea yang menunjukkan budaya patriarki dan isu feminisme ternyata masih sangat pamali diperbincangkan di sana.
Dan teman-teman tahu, itu malah membuat film ini patut diketahui semua orang, khususnya perempuan dan orang tua muda. Yang sayangnya juga masih relate di masyarakat kita di mana masih saja ada budaya kolot yang amat melekat.
11. Toy Story 4
Bernostalgia dengan mainan yang “membesarkan” saya pada masanya, sungguhlah menyenangkan. Dengan visual yang semakin memanjakan mata, film jagoan saya untuk Oscar ini, menambah banyak karakter unik yang membuat film anak-anak ini lebih berwarna dengan pesan moral yang mendalam bagi kaum dewasa.
10. Dua Garis Biru
Maaf untuk orang-orang yang masih skeptis dengan film lokal. Kalian belum menyadari jika 2019 ada film dengan naskah, teknis, dan akting cast-cast nya yang luar biasa.
Belum lagi pesan moral unik bagi semua golongan, khususnya para orang tua dan remaja, yang membuat film ini menjadi film paling penting di Indonesia tahun 2019 lalu.
9. Ford v Ferrari
Seperti inilah harusnya film balapan dibuat. Menggunakan teknis level tinggi, James Mangold menunjukkan kepiawaiannya membuat adegan balapan mobil 24 jam jadi super seru dengan suasana western sebagai ciri khasnya, ditambah drama keluarga yang amat menyentuh.
8. The Farewell
Rumah nenek adalah tempat yang selalu hangat. Begitulah narasi yang dituturkan film ini, yang sialnya begitu relate dengan kehidupan saya secara pribadi. Meski tanpa alasan itu pun, film ini sudah amat bagus.
Lewat karakter Awkwafina yang sangat berbeda di antara penampilan-penampilannya di film lain — yang diamnya saja memiliki arti dan tidak terkejut jika dia mesti membawa pulang piala Golden Globe.
7. Portrait of a Lady on Fire
Film Perancis yang berpeluang besar mewakili negaranya di Oscar ini, walaupun genre-nya romance namun mampu membuat hati saya deg-degan seperti saat nonton film thriller.
Setiap scene-nya, seperti bait-bait puisi yang memikat saya tanpa henti, meski alurnya bisa dibilang lambat. Tapi semua dibayar tuntas oleh ending yang memporak-porandakan sukma. Halah!
6. Once Upon a Time in Hollywood
Sebagai penggemar film-film Quentin Tarantino, entah mau seperti apa doi bikin film, pasti selalu menawarkan hiburan level tinggi. Saya yang notabene tidak tahu kisah Sharon Tate saja bisa tersentuh dengan ending-nya.
Memakai jajaran cast kelas wahid dan mengambil setting Los Angles 1969, Tarantino seakan menambah kesenangan di tiap sudut terkecil celotehan dialog di dalam film tersebut.
5. Avengers: Endgame
Setelah installment-nya yang diperkenalkan 11 tahun lalu, siapa yang tidak puas dengan ending fase 4 ini? Dengan bertebarannya twist dan scene perang terbaiknya, rasanya tidak menyesal, dulu saya menonton pada layar pertama pukul 6 pagi.
4. Irishman
Martin Scorsese sebagai masternya film mafia, tengah reuni dengan cast kebanggaannya, lalu mengawinkannya dengan Joe Pesci yang mati suri dan wow, jadilah mahakarya epik dengan durasi yang juga epik: 3,5 jam pun tak akan membuatmu bosan.
3. Joker
Sebagai film yang banyak diperbincangkan, lewat performa Joaquin Phoenix, Joker seakan memberi efek psikologi yang tidak pernah bisa didapatkan dari film manapun. Yang anehnya lagi, itu didapat dari film (super) antihero. All hail Todd Philips!!
2. Parasite
Seperti naik roller coaster yang belum pernah kita ketahui kelokan, jalur naik dan turun-nya. Begitulah yang ditawarkan Bong Jon-hoo dalam Parasite-nya. Setiap menit yang mengejutkan hingga mencapai ending yang membuat hati meringis puas.
1. Marriage Story
Semakin relate kisah yang diceritakan oleh film dengan kehidupan pribadi, maka semakin lama pula itu akan membekas dalam diri penonton. Itu yang saya rasakan dengan film ini.
Dengan naskah yang begitu kuat dan parade akting yang luar biasa spektakuler, rasanya sayang Adam Driver dan ScarJo main di film yg “begitu2” saja.
Marriage Story menutup 2019 dengan manis seperti Charlie dan Nicole menutup pagar rumahnya bersamaan.