Sejatinya, segala sesuatu bisa diambil hikmah pesannya. Mulai dari sebuah batu hingga sebongkah berlian, seekor amoeba hingga seorang manusia. Bahkan, sebongkah kumbahan yang terabaikan di pojok kamar mandi.
Pesan itu bisa didapat ketika kita mampu menggunakan anugerah akal yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya. Untuk filosofi kumbahan, misalnya. Ada 3 hal yang bisa kita dapatkan.
Pertama, berusaha mencapai tujuan. Tujuan dari menjemur pakaian tentu supaya pakaian itu kering. Kumbahan bisa kering karena adanya panas dari matahari dan hembusan angin. Tanpa adanya dua faktor itu, pakaian yang dijemur tetap akan bisa kering, tapi butuh waktu yang sangat lama.
Penjelasan tersebut bisa dikaitkan dengan kehidupan manusia. Bila ingin mencapai suatu tujuan yang tinggi, seseorang pasti mendapat tempaan atau ujian yang amat berat. Bila kumbahan ditempa oleh panas matahari dan hembusan angin, manusia ditempa oleh berbagai macam permasalahan.
Tempahan itu bisa berupa caci maki, rasa lelah, penat, pemfitnahan, hingga sesuatu yang merendahkan diri kita. Akan tetapi, itu bukan masalah bagi orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan tempat bergantung yang kuat.
Mereka akan tetap bersungguh-sungguh melakukan suatu kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Dan suatu saat kebaikan yang dilakukan akan menunjukkan hasilnya.
Kedua, tempat bergantung yang kuat. Cara terbaik menjemur kumbahan adalah dengan menggantungkan helai kumbahan tersebut menggunakan kapstok. Bila tempat gantungan tidak kuat, kumbahan akan jatuh dan kotor lagi. Semakin kuat tempat menggantung pakaian, semakin baik pula stabilitas kumbahan saat dijemur.
Penjelasan tersebut bisa kita jadikan suatu pelajaran hidup. Seharusnya setiap orang memiliki tempat bergantung yang kuat, tidak pernah lelah dijadikan sandaran hidup. Tuhan adalah tempat bergantung terkuat bagi umat manusia.
Bukankah telah disebutkan sebelumnya bahwa semakin baik tempat bergantung maka semakin kuat pula stabilitas suatu benda atau seseorang? Stabilitas yang dimaksud, adalah ke-stabilan manusia menghadapi suatu masalah dan konsistensi untuk tetap berbuat baik.
Ketiga, tetap siaga terhadap kemungkinan terburuk. Kita tentu ingin kumbahan cepat kering ketika matahari bersinar sangat cerah. Namun kadang, ujug-ujug langit menjadi gelap dan hujan turun. Akibatnya, harus segera memindahkan kumbahan itu ke tempat yang lebih aman.
Hal sederhana itu bisa dihubungkan dengan kehidupan manusia. Semestinya, manusia membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Seorang kawan mengatakan: Orang yang tidak membuat perencanaan adalah orang yang merencanakan kegagalan.
Akan tetapi, kadang rencana yang telah dilakukan menemui hambatan atau kegagalan. Oleh karena itu, perlu adanya pemikiran dan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi hal itu. Selain itu, hendaknya seseorang memiliki rencana cadangan untuk mengantisipasi hal terburuk.
Nabs, itu pesan-pesan filosofis dari sehelai kumbahan. Buat kamu yang kumbahan-nya masih numpuk di kamar mandi, segera diumbah ya. Selain agar kamar mandinya bersih, siapa tahu, kamu bisa tambah ilmu. Hehe