Hidup selalu ada pilihan. Begitupun, nama jalan tol Ngawi Bojonegoro Tuban, tak melulu harus Ngaroban. Berikut 5 nama alternatif yang harus kamu tahu.
Nabs, keberadaan jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) mulai ramai dibahas akhir-akhir ini. Pembangunan yang konon bakal dimulai pada 2023 itu, melintasi 16 kecamatan dan 69 desa di wilayah Bojonegoro.
Pembangunan Tol Ngaroban memicu rasa harap-harap tidak cemas bagi desa yang akan dilintasi. Berharap dapat ganti uang besar yang bisa dibikin beli mobil baru modal. Sekaligus tidak cemas kalau-kalau proyek itu batal. Toh masih tetap punya rumah. Hehe
Nama Ngaroban tentu bagus. Tapi, bukan berarti tak ada nama lain lagi. Masih banyak banget nama yang pas untuk nama tol yang melintas di 3 kota kabupaten tersebut. Terutama dalam paradigma maknawi yang bernilai seni.
Sebuah jenama atau brand, menurut ilmu komunikasi, tak sekadar mudah diingat. Tapi juga wajib memiliki makna bersayap. Yang, andai dimaknai secara terpisah, ia tetap punya makna lain yang menarik.
Nabs, Jurnaba Institute merangkum 5 nama alternatif untuk jalan tol Ngawi Bojonegoro Tuban. Dari nama yang iseng dan tidak serius, hingga nama falsafi dengan makna hakekat yang serius dan amat mendalam.
Oke langsung saja, berikut 5 nama alternatif untuk jalan tol Ngawi Bojonegoro Tuban.
1. Negoro Awan
Kata ini berasal dari bojoNEGORO ngAWi tubAN. Ini bagus karena jalan tol itu tall (tinggi). Dan ketinggian, kau tahu, sudah barang tentu identik dengan awan di langit. Negoro Awan nama yang sangat sastrawi. Selain menandakan kemuliaan dan keindahan, awan juga sesuatu yang sangat bernilai seni. Negoro Awan bermakna 3 kota yang indah dan mulia penuh berkah.
2. Begawan
Begawan berasal dari kata BojonEgoro nGAWi tubAN. Nama Begawan sangat bagus dijadikan nama jalan tol. Sebab, maknanya sangat dalam sekali. Menurut KBBI, Begawan bermakna orang yang berbahagia dan mulia. Selain mudah diingat, ini makna yang sangat bagus. Filosofi dan harapannya, siapapun yang melintas, kelak akan dibahagiakan dan dimuliakan oleh Tuhan yang Maha Baik.
3. Borongan
Borongan berasal dari kata BOjonegoRO NGawi tubAN. Kata Borongan tak sekadar singkatan. Tapi menunjukan sebuah proses. Kita tahu, setiap proyek pembangunan selalu dikerjakan secara borongan atau harian. Kamu kalau baca kata “borongan” jangan ingat proyek terus ya, Nabs. Sesekali mbok ya ingat makna falsafinya. Dalam konsep filsafat, kata Borongan bisa dimaknai: bahwa perjalanan hidup tak akan pernah lepas dari proses pengerjaan.
4. Buana
Buana berasal dari kata: Bojonegoro tUbAN ngAwi. Buana, dalam KBBI, punya makna jagat raya atau dunia. Kata Membuana berarti mendunia. Ini kata yang memiliki power sangat besar. Filosofinya, kelak, jalan tol ini akan menjadi wasilah agar 3 kabupaten yang dilintasi menjadi kota-kota yang membuana (mendunia) karena prestasinya. Tentu nama ini sebuah doa yang wajib kamu amini. Amini dulu dong, Nabs.
5. Njogoban
Njogoban berasal dari kata: Ngawi boJOneGOro tuBAN. Pas mbaca kata Njogoban, jangan ingat tukang tambal ban lho, Nabs. Beda. Njogoban di sini, maknanya menjaga roda. Ya, sebuah penjagaan terhadap putaran dinamika hidup. Maksudnya, menjaga agar roda kehidupan tetap nglenyer berputar demi menghidupi banyak orang. Ruh dan esensi nglenyer, kau tahu, adalah konsep gaya putar. Tanpa gaya putar, tak akan ada kenglenyeran. Jadi, serupa halnya cinta, jalan tol juga harus dirawat dan dijaga.
Oke, Nabs. Itu tadi pilihan alternatif untuk nama jalan tol Ngawi Bojonegoro Tuban. Sebenarnya masih ada banyak nama yang lain seperti: buwohan, gandengan, jagongan, jagoan, dll. Tapi saya lagi malas menggathuk-gathukkannya.
Ohya, dari nama-nama itu, kamu pilih yang nomor berapa sih, Nabs?