Hari raya Idul Fitri atau lebaran identik jajanan tradisional. Kue lebaran menjadi sesuatu yang wajib ada, ketika perayaan Idul Fitri berlangsung. Khususnya di Indonesia.
Nabs, di Bojonegoro ada sejumlah jajanan yang selalu muncul ketika perayaan idul fitri.
Deretan jajanan tersebut menjadi suguhan utama bagi para tamu yang datang untuk bersilahturahmi atau bermaaf-maafan.
Apa saja sih Nabs, jajanan hari raya yang bisa kita temui di Bojonegoro? Berikut ini 7 jajajan tradisional Bojonegoro untuk hari raya idul fitri versi Jurnaba.co
1. Gapit
Gapit merupakan makanan yang terbuat dari tepung tapioka. Ada dua jenis gapit yang bisa ditemui di Bojonegoro. Yakni gapit asin dan gapit manis. Untuk gapit asin, bentuknya bundar dengan warna putih atau merah muda. Sedangkan gapit manis bentuknya memanjang seperti seruling dengan dominasi warna cokelat. Jajanan ini bisa dengan mudah ditemui di rumah-rumah ketika lebaran.
2. Kue Mawar
Kue yang berbentuk bunga ini jadi jajanan yang kerap hadir di tengah perayaan Idul Fitri. Meski tak sementereng nastar, kue mawar tetap jadi bagian penting dalam perayaan Idul Fitri di Bojonegoro. Selain identik dengan lebaran, kue mawar juga lekat dengan perayaan pernikahan maupun khitanan. Kombinasi antara rasa manis dan gurih akan menggoyang lidah para penikmatnya.
3. Jari-jari
Jajanan ini punya bentuk seperti stik yang panjangnya sekitar 4 sampai 6 centimeter. Ada yang rasanya manis, ada juga yang rasanya gurih. Terbuat dari tepung terigu dan aneka bumbu penyedap, jari-jari ini jadi jajanan tradisional yang sering muncul di meja ruang tamu saat perayaan lebaran di Bojonegoro.
4. Kemplang
Kemplang yang terbuat dari campuran tepung dan parutan kelapa ini juga jadi jajanan yang kerap muncul di hari raya idul fitri. Masyarakat di Bojonegoro, terutama di pedesaan masih sering membuat kemplang untuk sajian lebaran. Tekstur renyah dipadu dengan rasa yang gurih, membuat jajanan yang berntuknya bundar pipih ini jadi primadona saat hari raya idul fitri.
5. Madumongso
Madumongso merupakan kue terbuat dari ketan hitam sebagai bahan dasarnya. Rasanya asam bercampur manis. Sebab, sebelumnya ketan hitam diolah dulu menjadi tapai melalui proses fermentasi. Setelah menjadi tapai, dicampur gula, santan dan buah nanas sebelum kemudian dimasak menjadi dodol/jenang. Dan jadilah, madumongso.
6. Peyek Kacang Hijau
Selama ini kita mengenal peyek kacang, peyek kedelai atau peyek udang. Namun, di beberapa daerah di Bojonegoro, ada juga peyek kacang hijau. Uniknya, peyek kacang hijau ini lebih sering ditemui saat perayaan idul fitri berlangsung. Tak hanya sebagai jajan atau cemilan nih Nabs, peyek kacang hijau ini juga bisa jadi lauk pauk teman nasi.
7. Marning
Jajanan tradisional yang juga selalu hadir di perayaan idul fitri Bojonegoro adalah marning. Jajanan yang terbuat dari jagung yang digoreng ini menjadi ikon jajanan lebaran di Bojonegoro dan berbagai tempat lain di daerah Jawa. Kamu setidaknya pernah membuka kaleng biscuit, berharap mendapatkan biscuit manis tapi ternyata isinya adalah marning. Ya kan, Nabs? Xixixi
Itu tadi 7 jajanan tradisional yang kerap dijumpai saat perayaan idul fitri di Bojonegoro. Deretan jajanan tersebut bisa Nabsky cicipi di sela-sela aktivitas bersilahturahmi bersama dengan teman maupun keluraga besar.