Abdurrahman Bajalhaban dikenal banyak orang sebagai sosok suami yang sangat penyabar. Terutama sangat sabar saat dimarahi istrinya. Beliau tak pernah marah atau membalas kemarahan istrinya.
Pernah suatu hari, karena dimarahi istrinya, Syaikh Abdurrahman Bajalhaban sempat tidak betah di rumah. Beliau pun pergi meninggalkan rumah. Sekadar jalan-jalan untuk mencari udara segar.
Di perjalanan, Syaikh Abdurrahman kehabisan bekal. Tanpa disengaja beliau bertemu dengan dua orang wali pengelana. Abdurrahman Bajalhaban sangat kagum terhadap dua orang wali pengelana ini.
Sebab dua orang wali pengelana tersebut, setiap kali meminta sesuatu pada Allah, selalu langsung dikabulkan. Minta minum, langsung diberi. Minta makan, langsung diberi. Sehingga, dua wali ini tak perlu bekerja namun bisa memenuhi kebutuhan hariannya.
Syaikh Abdurrahman Bajalhaban pun penasaran. Lalu, ia mencoba melakukan perihal yang sama seperti dilakukan dua wali pengelana tersebut. Ia minta pada Allah apa yang dia inginkan.
“Ya Allah, saya minta makanan ini. Ya Allah saya minta minuman ini,” ucap Syekh Bajalhaban.
Tak lama kemudian, turunlah makanan dan minuman yang diminta. Jumlahnya justru dua kali lipat dari jumlah yang diminta dua wali pengelana tersebut.
Dua wali pengelana itu pun takjub penasaran. Ternyata, ada orang yang memiliki kemampun lebih hebat dari mereka. Dua orang wali itu pun bertanya kepada Syaikh Abdurrahman Bajalhaban.
“Syaikh, doa apa yang njenengan ucap hingga mendapat lebih dari yang kami minta?”
Abdurrahman Bajalhaban pun bingung. Sebab, baru pertamakali mendapat makanan melalui proses diturunkan secara langsung. Abdurrahman Bajalhaban pun bertanya pada dua wali tersebut.
“Maaf, kalau boleh tahu, doa apa yang jenengan berdua ucap hingga bisa mendapatkan makanan yang kalian minta dari Allah?” Tanya Syaikh Bajalhaban.
“Begini, ketika kami ingin sesuatu makanan, kami akan salat lalu kami meminta kepada Allah dengan bertawassul melalui Syaikh Abdurrahman Bajalhaban, seorang wali yang saleh dan diangkat derajatnya oleh Allah karena kesabarannya menghadapi istrinya. Konon beliau tinggal di dekat pegunungan ini.” jawab salah satu dari dua wali tersebut.
Syaikh Abdurrahman Bajalhaban pun takjub mendengar penjelasannya. Ternyata, selama ini beliau dikenal orang-orang sebagai wali yang sabar menghadapi istri.
“Bagaimana dengan njenengan, Syaikh?”
Syaikh Abdurrahman pun menceritakan bahwa dirinya adalah orang yang mereka tawasuli. Kedua wali pengelana itu pun sungkem kepada Syaikh Abdurrahman Bajalhaban. Syaikh Bajalhaban lalu pulang dan menceritakan kewaliannya kepada istri. Setelah itu, istrinya menjadi lebih lembut.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Selama Ramadhan ini, redaksi Jurnaba.co berupaya menghadirkan kisah-kisah pendek bermuatan hikmah. Semoga bisa jadi kisah yang asyik dibaca sambil menunggu waktu berbuka.