Anak-anak adalah calon orang tua di masa depan. Berikut tips agar anak-anak peduli lingkungan sekitar.
Sampah dapat juga sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Sampah adalah permasalahan yang sangat rumit, karena melibatkan berbagai pihak.
Masalah sampah di Indonesia juga mengalami rintangan yang besar khususnya dalam kesadaran masyarakat terhadap kebiasaan membuang sampah pada tempatnya serata memilih sampah sesuai dengan jenisnya.
Untuk mengurangi dan menangani sampah tersebut, harus ada sistem pengelolaan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Sehingga kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik serta dapat menjadikan sampah sebagai sumber daya. Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap sampah dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat luas.
Salah satu upaya yang akan digambarkan dalam hal ini adalah penerapan program Anak Peduli Lingkungan (APEL) yang merupakan bagian dari after school care bagi anak sekolah dasar.
Penerapan melalui kegiatan mengambil sampah dan memilih sampah dapat bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis sampah dan menanamkan kepedulian anak terhadap permasalahan sampah pada saat ini, khususnya di lingkungan sekolah.
Mengingat sekolah adalah tempat yang dapat memicu sampah terbanyak setelah pasar, rumah tangga, Industri dan perkantoran. Pengeolahan sampah, lebih membutuhkan perubahan dan pembentukan perilaku individu, bukan hanya teknologi yang canggih. Dan Pembentukan perilaku individu dalam mengelola sampah yang benar perlu ditanamkan sejak usia dini.
Pembentukan perilaku pada usia dini lebih mudah dan lebih terlihat hasilnya. Pembentukan perilaku mengelola sampah sejak usia dini ini dapat dimulai dari pembentukan kebiasaan, mereka memilih dan menempatkan sampah pada tempatnya.
Kebiasaan memilih dan menempatkan atau membuang sampah pada tempatnya yang sudah tertanam sejak usia dini, diharapkan akan terus terbawa hingga usia dewasa. Sehingga, hal ini akan mampu berkontribuasi dalam menciptakan lingkungan yang bersih,nyaman dan sehat.
Tahapan pertama yang harus dilakukan pada kegiatan memilih sampah adalah, pemberian informasi pada anak terkait sampah, jenis-jenis sampah, masalah yang diakibatkan oleh penumpukan sampah dan proses pengelelolaan sampah terpadu.
Dalam hal ini, guru dapat memberikan informasi melalui tayangan video. Guru juga dapat menyediakan tempat sampah yang memuat gambar jenis-jenis sampah yang sudah dikelompokkan. Diantaranya, anak diberikan informasi terkait dengan berbagai jenis pengelompokkan sampah menjadi sampah organik, anorganik dan berbahaya.
Adapun karakteristik sampah dalam pengelolaan sampah yang dibedakan atas: Pertama, sampah organik, atau sampah basah atau sampah hayati adalah jenis-jenis sampah yang berasal dari jasad hidup. Sehingga, dapat mudah membusuk dan dapat hancur secara alami
Contohnya, adalah seperti sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun.
Kedua, sampah anorganik. Yakni, sampah kering atau sampah non-hayati adalah sampah yang tidak dapat membusuk. Sampah ini tersusun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri lainnya. Contohnya adalah seperti botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng, dan logam.
Sebagian sampah non-organik, tidak dapat diuraikan oleh alam sama sekali, dan sebagian lain bisa diuraikan tapi dalam waktu yang sangat lama. Dan Mengolah sampah non-organik hubungannya erat dengan penghematan sumber daya alam yang digunakan untuk membuat bahan dan dapat mengurangan polusi akibat proses produksinya di dalam pabrik.
Ketiga, sampah bahan berbahaya dan beracaun (B3), tergolong dalam sampah spesifik. Sampah spesifik iyalah sampah yang sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Sampah B3 Rumah tangga adalah sampah yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun. Sampah B3 yang sering di jumpai di rumah tangga misalnya yaitu batu baterai, kaleng pestisida (obat serangga), botol aerosol, cairan pembersih (Karbol), CD/ DVD, accu, dan lampu neon.
Jika dibuang ke lingkungan atau dibakar, sampah-sampah ini dapat mencemari tanah dan membahayakan kesehatan kita. Dan praktik langsung mengambil dan memilih sampah berdasarkan jenis-jenisnya pada Tahap selanjutnya anak diperkenankan untuk mengamati lingkungan sekolah.
Pada posisi ini, anak diberikan tugas untuk mengumpulkan dan memilih sampah yang ada di lingkungan sekolah berdasarkan jenis-jenisnya, kemudian memasukkan sampah tersebut ke dalam tempat yang sudah disediakan berdasarkan jenis sampah.
Penugasan kepada anak untuk mengamati kebersihan lingkungan serta memilih sampah berdasarkan jenis-jenisnya, merupakan salah satu upaya penanaman kepedulian anak terhadap lingkungan sejak dini. Dalam hal ini, anak- anak dapat mengamati secara langsung dan dapat memperoleh pengalaman dalam memilah sampah.
Hal tersebut dapat di sesuai dengan pernyataan bahwa pengelolaan sampah lebih membutuhkan perubahan dan pembentukan perilaku individu, bukan hanya teknologi yang canggih. Pembentukan perilaku individu dalam mengelola sampah yang benar perlu ditanamkan sejak usia dini agar menjadi kebiasaan yang baik setelah dewasa nanti.
Penulis adalah Mahasiswi jurusan PAI UNUGIRI Bojonegoro.