Agung Ridduwan adalah pemuda asal Bojonegoro yang menggelorakan semangat literasi pada anak-anak. Lewat berbagai cara nyeleneh, Agung mampu selami dunia anak demi sampaikan budaya membaca dan menulis.
“Baca gratis! Baca gratis!”. Teriakan itu kerap terdengar saat CFD minggu pagi di sudut Alun-alun Kota Bojonegoro. Sebuah becak melintas dengan tumpukan buku di bagian depannya. Pengayuh becak itu kembali berteriak sembari menggunakan corong kertas ibarat pengeras suara.
“Baca gratis! Membaca di Perpus Gatda, gratis!” teriak pengayuh becak itu lagi.
Siapa yang tak kenal pemuda pengayuh becak itu? Masyarakat yang sering mengunjungi alun-alun di pagi hari pasti mengenalnya. Sosok di atas kendaraan roda 3 itu adalah Agung Ridduwan.
Agung merupakan penggagas dari Perpus Gatda, perpustakaan keliling dengan menggunakan becak. Perpus Gatda adalah singkatan dari Perpustakaan Semangat Muda.
Pemuda bernama lengkap Ridduwan Agung Asmaka ini mengaku terinspirasi dari sosok John Wood, penulis buku Room to Read. Dari situ, Agung tergerak meningkatkan minat baca anak-anak dengan membuat perpustakaan sendiri.
Konsep perpustakaan keliling dia dapatkan dari internet ketika membaca tentang Taman Baca Mahanani yang berada di Mojoroto, Kota Kediri. Kemudian, dia mendirikan Perpus Gatda pada 15 Maret 2015.
“Kebetulan ada becak bapak yang nganggur, terus ya saya manfaatkan untuk bikin perpus.” kata Agung.
Setiap Minggu pagi, Agung melapakkan buku-bukunya di CFD Alun-alun Bojonegoro. Mulai pukul 6 pagi dia berkeliling sambil berteriak mengajak masyarakat untuk membaca buku.
Setelah itu, Agung membuka lapaknya di sudut Alun-alun bagian Barat, sekitar depan Masjid Darussalam Bojonegoro.
Buku di perpustakaan keliling miliknya boleh dibaca di tempat atau dipinjam untuk dibawa pulang. Jika ingin meminjam buku, cukup dengan membayar dengan sampah botol plastik atau sampah lainnya.
Selain mendirikan Perpus Gatda, pria kelahiran 29 Desember 1994 ini juga menggagas Les Basa, singkatan dari Les Bayar Sampah. Ada sekitar 30 – 40 anak yang ikut belajar di Les Basa.
Kebanyakan dari mereka, berusia pra sekolah hingga SMP. Setiap minggu sore, Agung mengajar anak didiknya di lahan Kuburan Kristen Desa Ngrowo, Bojonegoro.
“Les ini terjadwal 1 minggu sekali. Setiap mau les, saya jemput anak-anak ke rumahnya satu per satu.” imbuh Agung.
Pada awalnya, Les Basa ini dia giatkan di rumahnya sendiri. Lama-kelamaan, rumahnya penuh dengan barang bekas. Sempat Agung mengganti bayaran berupa barang bekas dengan uang Rp 500.
Tapi, Agung merasa tidak tenang jika harus dibayar dengan uang. Akhirnya, dia mendapatkan tempat di area kuburan itu untuk tempat mengajar les.
Di Les Basa ini, Agung mengajar matematika kepada anak-anak peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan kemampuan pria yang sedang kuliah semester akhir di jurusan matematika.
Selain pelajaran matematika, dia juga memberikan motivasi dan arahan kepada anak-anak melalui cerita dan mendongeng.
Tak jarang pula, Agung mengajak anak-anak Les Basa bermain dan belajar seperti baca puisi, bermusik, menyanyi, pantomim, wayangan dan sebagainya.
“Salah satu (anak-anak Les Basa), pernah jadi lulusan UN terbaik di sekolahnya dan diterima di SMP favorit.” ujar Agung.
Apresiasi dari Andi F. Noya
Selama ini, sosok yang akrab dengan anak-anak ini memang selalu aktif dalam kegiatan sosial, khususnya di bidang literasi. Pernah beberapa kali dia diundang untuk menjadi pengisi acara di seminar inspiratif.
Bahkan, dia pernah diundang dalam kegitaan sosial di Kediri, Jogja, Jember, Jakarta dan Sumba Timur.
Nabs, apa yang sudah dilakukan Agung selama ini mendapatkan apresiasi dari presenter TV terkenal, Andi F. Noya lho. Presenter acara TV yang juga duta baca nasional tersebut memuji perjuangan Agung dalam meningkatkan budaya literasi pada anak-anak.
Lewat video pendek, Andi F. Noya memberikan apresiasinya kepada Agung Riduwan. Tak lupa, Andi F. Noya berpesan agar Agung terus bersemangat dan kuat menghadapi segala tantangan yang ada.
“Setiap langkah yang kita lakukan pasti ada halangan, untuk itu jangan pernah menyerah. Tetap semangat, semangat anak muda,” ujar Andi F. Noya.
Berbagai macam halangan memang dihadapi Agung dalam melakukan kegiatannya. Namun, dengan semangat pantang menyerah, Agung terus melaju untuk tingkatkan budaya literasi di kalangan anak-anak Bojonegoro.
Apa yang dilakukan Agung Ridduwan ini patut jadi inspirasi bagi banyak orang. Dengan ketulusan hati dan semangat tak kenal lelah, Agung mampu menggerakkan anak-anak di lingkungannya untuk lakukan perihal positif.