Setelah beberapa waktu lalu didaulat sebagai pelatih Juventus U-23, hari ini Sang Filsuf “Penso Quindi Gioco” itu diangkat menjadi pelatih tim utama Juventus untuk musim depan.
AC Milan adalah cinta pertamaku kepada klub sepakbola. Saat kelas 3 MI tahun 1995 aku sudah memiliki dan mengenakan kaus merah hitam dengan logo dan tulisan Opel di bagian dada. Kisah manis sebagai tim juara 2000-2010 berganti dengan kisah tim medioker tahun 2011 hingga kini.
Baru kemudian di tahun 2000 aku mendua dengan mengidolakan tim setan merah lain dari kota Manchester. Saat Milan ketemu MU, seperti di UCL tahun 2007, aku menjagokan Milan.
Salah satu pemain AC Milan yang aku idolakan adalah Andrea Pirlo. Aku udah menuliskan alasanku mengidolakan sosok dan peran Pirlo di Jurnaba.
Kedatangan Carlo Ancelotti sebagai pelatih Milan tahun 2001 dan cedera yang dialami Fernando Redondo menjadi awal cerita indah karir sepakbola Andrea Pirlo di Milan. Didatangkan dari Real Madrid, Redondo diplot sebagai regista di belakang Rui Costa sebagai trequartista.
Cedera yang dialami membuat Redondo tidak bersinar selama di Milan. Kejelian Ancelotti layak diapresiai. Ancelotti bereksperimen dengan menempatkan Pirlo sebagai regista baru mengisi posisi yang ditinggalkan Redondo.
Pirlo yang semula sebagai deputi Rui Costa di posisi trequartista mampu memainkan peran sebagai regista dengan elegan, visioner, dan sukses. The rest is history.
Sepuluh tahun bermain bersama Maldini, Nesta, Gattusso, Kaka, dan Inzaghi, Pirlo berhasil memenangkan banyak piala termasuk dua kali piala Liga Champions 2003 dan 2007. Piala yang diimpikan selama 24 tahun oleh klub yang dibela Pirlo setelah tidak membela AC Milan tahun 2011.
Tahun ini menjadi babak baru dalam karir Pirlo. Setelah beberapa waktu lalu didaulat sebagai pelatih Juventus U-23, hari ini Pirlo diangkat sebagai pelatih tim utama Juventus untuk musim depan menggantikan Maurizzio Sarri yang dipecat sepekan setelah mengangkat trofi liga Serie A.
Tren tahun-tahun terakhir kini klub-klub top Eropa dilatih oleh pelatih dengan usia muda dan mantan pemain di klub tersebut. Zidane, Ole, Lampard, Arteta, Flick bersanding dengan Klopp, Guardiola, Tuchel, Conte adalah beberapa nama pelatih muda di klub-klub top. Era kepelatihan pelatih senior mulai meredup. Ancelotti dan Mourinho kini melatih tim papan tengah.
Pirlo bukan hanya pemain bola. Dia pemikir, yang tiap gerak terkecil dari tubuhnya punya dampak besar terhadap arah ombak serangan. Pirlo, sesungguhnya sudah “pelatih” dan perancang strategi sebelum benar-benar didaulat melatih.
Dalam buku autobiografi berjudul Penso Quindi Gioco yang terbit beberapa tahun lalu, seolah menasbihkan bahwa Pirlo tak hanya seniman lapangan hijau, tapi juga filsuf. Penso Quindi Gioco punya makna Saya Berpikir Maka Saya Bermain.
Tentu judul itu sangat terinspirasi dari ungkapan populer filsuf legendaris, Rene Descartes: Cogito Ergo Sum yang berarti Saya Berpikir Maka Saya Ada. Toh jika diperhatikan, gerak-gerik dan teknik Pirlo bermain bola serupa filsuf, alih-alih atlet.
Di Serie A musim depan, Pirlo akan beradu taktik dengan mantan rekan setimnya di AC Milan dulu: Gattusso di Napoli dan Filippo Inzaghi di Benevento. Tentu menarik menantikan adu taktik pelatih-pelatih muda di liga yang menurut para pengamat dijuluki sebagai liga paling taktikal.
Terakhir, Om Buffon belum tertarik untuk pensiun?