Di Bahasa Jawa terdapat krama inggil, kalau punah, apa yang terjadi, Nabs?
Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya dengan melibatkan tanda, kata, dan gerakan.
Peran bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi melainkan juga menjadi identitas suatu suku, bangsa, dan negara.
Ragam bahasa diperkirakan sejumlah 6.000-7.000 bahasa yang tersebar di dunia.
Perbedaan bahasa yang digunakan manusia memiliki perbedaan dan persamaan karena faktor geografis, suku, bangsa, negara, dan sebagainya.
Kepunahan bahasa dapat terjadi dengan berkurangnya pengguna bahasa tersebut dalam keseharian.
Ocal Oguz (Ketua Komisi Nasional Turki untuk UNESCO) dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency mengatakan “Hampir 2.500 bahasa di ambang kepunahan karena jumlah penuturnya sangat sedikit. Menurut statistik dan data yang dikumpulkan, salah satu bahasa ini menghilang setiap 15 hari”.
Kepunahan bahasa-bahasa ini dalam beberapa dekade terakhir karena perubahan sosial, politik dan ekonomi di negara dan dunia secara umum.
Bahasa yang tercatat terancam punah saat ini digunakan kurang dari 10.000 orang.
Oguz menambahkan menurut UNESCO, minimal 10.000 penutur bahasa tersebut untuk memastikan terjadinya transmisi antar generasi.
Nabs, punahnya bahasa tidak hanya terjadi di luar negeri, namun di Indonesia terdapat bahasa sudah dinyatakan punah.
Dilansir dalam laman Kemdikbud (2020) Dadang Sunendar (Kepala Badan Bahasa) menyampaikan terdapat 11 bahasa saat ini yang sudah punah.
Bahasa-bahasa tersebut yakni Bahasa Tandia, Bahasa Mawes, Bahasa Kajeli/Kayeli, Bahasa Piru, Bahasa Palumata, Bahasa Ternateno, Bahasa Hukumina, Bahasa Hoti, Bahasa Serua, dan Bahasa Nila.
Bahasa dinyatakan punah tidak hanya berdasarkan bulan namun tahun.
Bisakah Bahasa Jawa Krama Inggil punah? Tentu saja bisa. Kemungkinan krama inggil bisa saja 100 tahun ke depan akan punah.
Hal ini bukan karena letak geografis ataupun jumlah penduduk yang kurang dari 10.000 penuturnya.
Namun mulai menurunnya pengguna Bahasa Jawa Krama Inggil dengan berbagai alasan dari faktor lingkungan, pendidikan, pekerjaan dan dinilai tidak terlalu dibutuhkan dalam masyarakat modern.
Jika di beberapa wilayah dunia bahasa punah karena populasi yang kurang dari 10.000 antar generasi, Bahasa Jawa wabilkhusus Krama Inggil bisa punah karena sudah tidak dianggap terlalu penting oleh masyarakatnya.
Banyak orang tua lebih gelisah dan mengikutkan private ketika anaknya tidak bisa berbahasa Inggris dari pada Bahasa Jawa Krama Inggil.
Sekolah-sekolah sudah jarang dijumpai membiasakan Bahasa Krama Inggil dalam harian atau hari tertentu.
Bagaimana jika Bahasa Jawa Krama Inggil punah? Pasti jadi masalah dan membuat identitas berubah. Indonesia memiliki identitas beragamnya suku, bahasa dan budaya yang perlu dijaga. Tidak hanya Jawa, Ayo kita jaga Indonesia.