Bekicot goreng jadi kuliner ekstrim Bojonegoro yang layak dicoba. Terutama dinikmati saat malam hari yang dingin. Apalagi jika diolah dengan bumbu pedas. Hmm… Nikmatnya kian cadas.
Kuliner ini cukup diminati masyarakat Bojonegoro. Bahkan tidak mengenal usia para penikmatnya. Baik tua maupun muda, banyak yang menyukainya. Alasan utamanya, karena masyarakat Bojonegoro antusias dengan masakan pedas.
Selain selalu diproduksi bahkan hingga saat ini, masyarakat Bojonegoro mengenal Bekicot Goreng sudah sejak lama. Kondisi itu kerap menjadikan Bekicot Goreng sebagai satu di antara camilan khas Bojonegoro.
Di Bojonegoro, kuliner ini lebih dikenal dengan istilah 02 (nol dua). Para pegiat kode alam pasti paham maksudnya. Bagi nabsky yang belum paham, nol dua adalah nomor kode alam bekicot.
Santapan ekstrem ini dijajakan di beberapa sudut Kota Bojonegoro. Satu di antara yang terkenal adalah Bekicot Goreng Nyoto Roso. Warung ini berlokasi tepat di depan gerbang Desa Ngringinrejo, Kalitidu, Bojonegoro.
Warung ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 24.00 wib. Di tempat ini, tak jarang tutup lebih awal karena bekicot goreng telah habis duluan.
Wah Yo, nama pemilik Bekicot Goreng Nyoto Roso, setiap hari menyediakan bekicot sebanyak 10 kg. Bekicot itu dia dapatkan dari para penyuluh bekicot.
“Jam 2 siang gitu biasanya disetor, trus jam 3 saya olah. Merebusnya lama itu, sekitar 2 jam,” kata Wah Yo.
Wah Yo mulai membuka warung Nyoto Roso pada 2002 lalu. Kala itu, dia berjualan di ruko belakang warungnya yang sekarang. Pada 2008, dia pindah tempat jualan. Warga Ngringinrejo itu mendirikan warung semi permanen yang digunakan hingga saat ini.
Pada awalnya, Wah Yo sempat menjajakan menu lain. Misalnya rica-rica belut. Namun, menu bekicot memang yang paling laris. Akhirnya, dia memutuskan untuk fokus menjual bekicot saja.
“Dulu sih sempat ada (belut), tapi sekarang sudah tidak. Ribet kalau masaknya macem-macem. Lagian bekicot yang paling ramai,” kata Wah Yo.
Pada 2016 lalu, bekicot goreng Nyoto Roso sangat laris. Hal ini karena keberadaan proyek EPC-1 Banyu Urip. Warung milik Wah Yo ini berada di jalur antara Kota Bojonegoro dan proyek EPC-1 Banyu Urip. Banyak pekerja proyek asal luar kota yang singgah menikmati bekicot goreng buatannya.
“Orang proyek itu sering mampir ke sini. Sering banget itu pesan 100 sampai 150 bungkus,” kata Wah Yo.
Pada saat masih ada proyek EPC-1 Banyu Urip, Wah Yo menyediakan stok bekicot sebanyak 20 kg. Setelah proyek selesai pada 2016, dia hanya menyediakan 10 kg bekicot.
Selain bekicot goreng, Wah Yo juga menyediakan nasi jagung. Nasi jagung ini sebagai pendamping bekicot goreng. Nasi jagung dibikin sendiri oleh istrinya. Setiap hari, istrinya membikin nasi jagung sebanyak 50 bungkus.
Setiap porsi bekicot goreng dihargai sebesar Rp 10 ribu. Sedangkan nasi jagung seharga Rp 2 ribu tiap bungkus. Warung Nyoto Roso hanya menyediakan air kemasan gelas untuk minuman. Tidak ada varian minuman yang dia jual.
Nah, gimana menurut kalian, Nabs? Tertarik mencoba bekicot goreng Nyoto Roso? Rasa pedas yang menyelimuti daging kenyal ini begitu mantap. Pecinta kuliner harus mampir nih untuk mencobanya.