Di kampung kami, tepatnya di Desa Mojosari Kalitidu Bojonegoro, Beratan merupakan sebuah tradisi di malam Nisfu Syaban.
Halo, Nabs? Apa kabarnya? Sampai mana persiapan untuk bekal di Bulan Suci Ramadhan?
Daerah Bojonegoro khususnya Desa Mojosari Kalitidu sedang mengadakan acara Beratan. Acara ini diadakan bentuk rasa syukuran menjelang datangnya bulan ramadhan.
Tradisi Beratan untuk menyambut bulan penuh berkah serta untuk menyucikan diri dari dosa. Tradisi ini masih berkembang di masyarakat yang diadakan bertepatan Nisfu Sya’ ban.
Nisfu Sya’ ban adalah salah satu malam yang Istimewa bagi umat islam. Pada malam ini umat islam dianjutkan untuk memperbanyak amalan. Terlebih lagi istifar.
Pada malam Nisfu Sya’ ban dimana malam hari itu, yakni hari pencatatan amal kebaikan manusia. Pada malam ini juga Allah SWT mengampuni hambaNya yang meminta ampun untuk dosa yang telah dilakukan.
Maka dari itu agar umat muslim di daerah khususnya Jawa banyak tradisi agar umat muslim mengingatnya serta mendapat berkah di hari istimewah.
Kupatan merupakan sebuah tradisi agama yang berhubungan dengan agama islam. Kupatan sendiri setiap rumah membuat Kupat dan ditambah dengan sambel Cos serta sayur.
Kupat sendiri berasal dari pohon kelapa yang masih muda. Biasanya nama daun kelapa yang masih muda disebut janur.
Kupat tak semua orang dapat membuat loh, Nabs. Hal ini karena kupat mempunyai struktur tertentu agar dapat menjadi kupat. Butuh ke ahlian dalam proses pembuatannya.
Isi dari makanan tupat berasal dari beras. Dalam mengisi isian ketupat pun juga ada aturannya loh nabs. Setahu mimin isi ketupat separuh dari 1 ketupat itu sendiri. Hal ini karena nanti saat direbus akan mengembang seperti lontong.
Ketupat pun matang sekitar 3 – 5 jam. Hal itu melewati prosesnya. Jadi tidak mudah ya nabs untuk membuat makanan khas ini yang identik dengan hari perayaan idul fitri.
Acara ini diadakan pada ba’da magrib di Masjid maupun Moshola terdekat. Acara ini diadakan setelah solat Jama’ ah Solat magrib. Acara ini tidak dibatasi. Kalangan siapapun boleh ikut.
Orang- orang antusias dengan membawa kupat versi olahan masing- masih ditambah olahan sayur. Tak ketinggalan sebagian orang juga membawa Lontong.
Acara Beratan ini dipimpin oleh ustad diawali dengan ceramah (pengajian). Kemudian diikuti mendoakan arwah saudara/ kerabat dibacakan Yasin serta surat – surat pendek.
Acara penutupnya ditutup dengan makan bersama hidangan yang disajikan dengan tukar- menukar hasil masakan rumah. Hal ini dilakukan agar menjalin silaturahim serta barokah.
Tradisi ini berasal dari leluhur yang dulu pernah singgah di Indonesia khususnya tradisi ini sangat berkembang pesat di Pulau Jawa.
Acara beratan ini berbeda dengan acara ketupatan setelah hari raya idul Fitri. Biasanya diadakan 7 Hari setelah idul Fitri. Hal pembedanya biasanya ketupatan pada setelah Hari Raya Idul Fitri dilakukan habis solat Subuh berjamah.