Tiga hari setelah kematian Yesus atau Isa Al-Masih, beliau diangkat ke surga. Kejadian tersebut diperingati sebagai Hari Paskah. Seperti yang kita semua tahu, Paskah begitu identik dengan telur berwarna-warni.
Pada tahun ini, peringatan Hari Paskah jatuh pada tanggal 21 April. Paskah merupakan moment yang tepat untuk meningkatkan penghayatan iman kepada tuhan.
Mengutip dari CNN Indonesia, kisah telur Paskah dimulai dari Eropa. Itu terjadi pada abad pertengahan. Kemungkinan, budaya telur paskah pertama berasal dari tradisi di luar Kristen.
Menurut Profesor Sejarah dan Program Studi Renaisans di Universitas Nebraska, Carole Levin mengatakan bahwa Paskah berawal dari perayaan datangnya musim semi.
“Banyak peneliti percaya bahwa Paskah berawal dari peringatan awal Festival Anglo-Saxon yang merayakan Dewi Eastre, dan datangnya musim semi, dalam arti mulai bersemi atau ‘bangkitnya alam’ setelah musim dingin,” kata Carole Levin.
Telur sebagai simbol munculnya musim (fase kehidupan) yang baru. Telur bermakna bahwa musim dingin digantikan oleh musim semi, musim dimana makhluk hidum kembali pada aktivitas dan pertumbuhan. Mengutip CNN Indonesia dari tulisan yang berbeda, pemaknaan telur pada saat Paskah pun berkembang.
Bagi pengaunut agama Kristen, telur berarti makam Yesus yang kosong. Kemudian telur dicat warna merah sebagai simbol darah Yesus ketika disalib.
Seorang seniman puisi Indonesia, Joko Pinurbo, pernah menulis sebuah puisi tentang Paskah. Puisi tersebut cukup fenomenal. Hampir semua pecinta puisi atau karya sastra sudah pernah membaca atau mendengarnya. Puisi tersebut berjudul Celana Ibu yang masuk dalam deretan daftar isi buku Baju Bulan. Baju Bulan merupakan buku untaian puisi dan sajak karya Jokpin.
Melalui sebuah sesi wawancara di channel Youtube Yayat MF, Joko Pinurbo sempat membaca puisi tersebut. Setelah membaca, dia pun menjelaskan makna dalam puisinya tersebut. Menurutnya, mungkin banyak yang menanggap puisi tersebut sebuah candaan. Namun, sebenarnya terdapat makna yang begitu mendalam. Celana Ibu merupakan puisi yang ditulis sebagai penghayatan iman.
“Jadi kalau di luar terkesan bercanda, tetapi sebetulnya yang ingin saya ungkap dengan dari puisi Celana Ibu seperti yang tadi. Jadi semacam refleksi kritis mengenai iman. Saya ingin menonjolkan sosok keibuan lewat Maria,“ kata Jokpin.
Jokpin mengaku sebagai orang yang sering membaca alkitab. Berdasarkan pengalaman tersebut, dia menghadapi teologi yang sangat partiarkal. Misalnya tuhan yang digambarkan sebagai Bapa. Tuhan Bapa digambarkan sebagai sosok yang sangat maskulin. Dari situ, Jokpin ingin mengembangkannya dalam sebuah puisi.
“Bagaimana melihat tuhan dari sisi yang lain, sisi keibuan? Hingga dia itu tidak hanya Allah Bapa, tapi juga Allah Ibu. Itu yang saya hadirkan dalam puisi Celana Ibu,”
Menurutnya, kita semua mampu untuk memperkaya penghayatan iman kepada tuhan. Terlebih, melalui puisi. Melalui puisi Celana Ibu, dia bermaksud untuk menghayati iman kepada tuhan yang bersifat multidimensi.
Tuhan tidak hanya dikenal sebagai Bapa, sosok maskulin. Namun, tuhan juga merupakan seorang ibu yang begitu pengasih dan penyayang.
“Jadi ingin memperkaya penghayatan orang mengenai tuhan. Bahwa tuhan itu betul-betul multidimensi. Dia bisa kita hadapi sebagai seorang ayah, tetapi kita juga bisa berjumpa dengan tuhan sebagaimana kita berjumpa dengan seorang ibu,” tambahnya.
Paskah diperingati di berbagai belahan dunia. Khususnya bagi umat Kristen. Hari Paskah sangat identik dirayakan dengan kegiatan anak-anak. Biasanya anak-anak tersebut bermain mencari telur dan permen. Namun, bagi orang dewasa, tentu saja berbeda. Bukan tentang permainan mencari telur, melainkan lebih kepada penghayatan iman dan momen spiritual.