Cangkruk berbasis ngopi sangat melekat dengan masyarakat Bojonegoro. Saat ini, bahkan banyak sekali warung dan kedai kopi yang berada di kanan-kiri jalan. Pagi, siang, sore hingga malam, selalu ada pelanggan yang mengisi meja-meja kedai.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah tempat ngopi di seputaran Kota Bojonegoro mengalami peningkatan cukup signifikan. Mulai warung kopi lesehan hingga kedai kopi dengan manual brewing.
Menjamurnya tempat ngopi belakangan tak lepas dari karakteristik masyarakat Bojonegoro sendiri. Budaya cangkruk yang sudah melekat sejak lama, ditambah dengan pembawaan santai dari orang-orangnya, memicu tempat ngopi di Bojonegoro tak pernah sepi.
Salah satu tempat ngopi yang cukup punya nama di Bojonegoro adalah kedai Kopinem. Kedai yang terletak di jalan Rajekwesi ini tak pernah sepi dari para pelanggan. Mulai dari pagi hingga malam hari, Kopinem selalu dipenuhi orang-orang yang ingin ngopi atau sekadar cangkruk bersama teman dan kerabat.
Banyaknya tempat ngopi di Bojonegoro tak membuat pemilik Kopinem, Ivan, menjadi khawatir. Menurutnya, persaingan yang ketat antar tempat ngopi di Bojonegoro justru menjadi sesuatu yang sehat jika ditinjau dari segi bisnis.
Banyaknya pesaing membuat inovasi akan terus muncul. Ivan pun tak takut dengan menjamurnya tempat ngopi di Bojonegoro dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, rejeki tak akan pernah tertukar.
“Kami selalu berpikir positif meskipun para pesaing atau kompetitor semakin banyak. Karena saya percaya kalau yang mengatur rejeki itu yang di Atas,” ujar Ivan.
Inovasi memang menjadi salah satu kunci utama untuk tetap bertahan dan relevan dalam persaingan bisnis. Hal itulah yang dilakukan Ivan dan puluhan hingga ratusan orang lain yang terjun dalam bisnis tempat ngopi di Bojonegoro.
Distrik Ngopi Bojonegoro
Berbicara tempat ngopi, Jalan Dr. Cipto boleh dikatakan sebagai distrik perkopian di Kota Bojonegoro. Di jalan ini, terdapat banyak sekali tempat ngopi. Mulai dari warung biasa, kedai kopi, bahkan kafe. Ada sekitar 13 tempat ngopi di sepanjang jalan.
Jalan Dr. Cipto terbentang mulai dari bangunan bekas RSUD hingga perempatan Kuburan Mojo. Biasanya, masyarakat Bojonegoro menyebut jalan ini dengan istilah “Mburi Rumah Sakit Lawas”. Dari awal memasuki jalan ini saja kita sudah bisa menemui kedai kopi di kanan kiri jalan.
Saat melintasi jalan ini, tiap kurang dari 50 meter, kita bakal menemui tempat ngopi. Berbagai Mazhab dan tingkatan ruang ngopi. Baik cafe, kedai, hingga wewarungan kecil. Tempat-tempat ngopi tersebut begitu ramai tiap waktunya.
Julukan jalan Dr. Cipto sebagai Distrik Kopi tentu berdasar banyaknya tempat ngopi yang bisa menjadi pilihan. Bukan karena perkembangan trend kopi di masa kini.
Untuk Kota Bojonegoro sendiri, trend kopi seperti manual brew masih belum diminati secara menyeluruh. Meskipun sebenarnya ada beberapa tempat ngopi dengan pilihan kopi nusantara dan menggunakan teknik manual brew yang sudah mulai tumbuh.
Dibanding jalan-jalan lain, Jalan Dr. Cipto lebih layak disebut sebagai distriknya tempat ngopi di Bojonegoro. Sebab, di setiap jengkal lahannya ada wewarungan yang berbaris rapi.
Karakteristik masyarakat Bojonegoro yang santai membuat perkembangan bisnis tempat ngopi berkembang cukup pesat. Jangan heran jika waktu terasa berhenti ketika kita cangkruk di warung atau kedai kopi sekitaran Bojonegoro.
Comments 7