Ada banyak cara membangun branding sebuah kota. Satu di antaranya, melalui plang (rambu) penunjuk arah. Rambu penunjuk arah mampu memberi informasi kepada pengguna jalan. Informasi ini berperan penting agar pengendara tidak buta arah saat berada di suatu kota.
Rambu penunjuk arah biasanya berada di persimpangan jalan. Baik jalur provinsi maupun jalan protokol di sepanjang kota. Tidak setiap jalan hanya dilewati warga lokal. Tak jarang, banyak orang bepergian melewati beberapa kota.
Adanya penunjuk arah yang jelas akan membuat para wisatawan merasa nyaman. Pasalnya, menuju suatu tempat wisata akan begitu mudah. Wisatawan akan tahu kemana arah yang harus dituju.
Seperti halnya di Kota Yogyakarta. Jogja memang terkenal dengan tempat wisatanya. Terlebih wisata sejarah. Setiap tempat wisata memiliki penunjuk arah yang jelas. Itu bisa kok dilihat memalui rambu-rambu penunjuk arah di setiap sudut jalan.
Ketika melewati suatu kota, tidak menutup kemungkinan seorang musafir ingin mampir ke tempat menarik. Meski tidak berniat wisata, siapa tahu adanya tempat wisata membuat hati tertarik. Apalagi di kota yang tidak mainstream menjadi tujuan wisata.
Bojonegoro memang bukan salah satu destinasi wisata populer. Namun, Bojonegoro tidak kalah menarik di banding kota lain. Bojonegoro juga memiliki berbagai tempat wisata.
Jika Bojonegoro menginginkan brand sebagai kota wisata, bisa menggunakan rambu penunjuk arah. Misalnya, Bojonegoro ingin dikenal sebagai kota sejarah bagian dari Kerajaan Majapahit. Berbagai tempat wisata sejarah perlu dikenalkan melalui rambu penunjuk arah.
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah pernah menyebut bahwa Bojonegoro adalah Corner of Majapahit. Branding Corner of Majapahit itu ingin dikembangkan oleh Pemerintah Bojonegoro di bawah Anna Mu’awanah.
“Bojonegoro punya potensi di bidang wisata kebudayaan. Banyak kebudayaan tradisional yang ada di Bojonegoro. Saya berharap bisa mengembangkan branding Bojonegoro sebagai Corner of Majapahit,” ujar Anna Mu’awanah.
Tempat wisata sejarah Bojonegoro terdiri dari Khayangan Api, Petilasan Angling Dharma, Pusara Adipati Haryo Matahun, Makam Wali Kidangan dan masih ada banyak lainnya.
Namun, tidak terbatas hanya di satu jenis wisata saja. Tempat-tempat wisata yang lain juga perlu di perkenalkan melalui penunjuk arah. Selain itu, penting diberi informasi jarak menuju ke tempat wisata tersebut.