Resepsi sepi, tahlilan batal, ke pasar nggrasa nggrusu. Warung kopi sepi, bakul sayur libur. Benarkah hidup warga jadi susah setelah Pemkab Bojonegoro menyikapi pandemik corona dengan social distancing? Apakah kondisi Bojonegoro sudah benar-benar genting?
Bupati Bojonegoro, Dr Hj. Anna Muawwanah menyatakan bahwa Bojonegoro saat ini sudah berstatus kuning. Hingga kemarin, 10 warga Bojonegoro dinyatakan Orang Dalam Pengawasan (ODP) virus corona (covid-19).
Mempertimbangkan kondisi ini, Bupati Anna berharap agar warganya terus mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Termasuk para pedagang kecil.
“Kami sungguh-sungguh prihatin bagaimana ibu-ibu bakul jualan pentol, cireng, mie, jualan gulali atau apa ya, kemudian berhenti alias tidak melakukan kegiatan. Kemudian warung kopi, kemudian rumah-rumah makan, harus meminimalisir yang datang untuk melakukan nongkrong-nongkrong,” ujarnya saat bincang radio “Warga Bertanya, Bupati Menjawab” di Radio Malowopati FM tadi malam.
Bupati menegaskan bahwa ini adalah bahaya yang harus dihindari. Dia juga mengajak masyarakat untuk mencegah bersama-sama. Sekaligus meminta masyarakat agar memahami bahwa ini musibah yang harus dihadapi.
Baca Juga: Ancaman Corona di Bojonegoro, Bupati Tetap Santuy
Bupati Anna mengaku dirinya memahami kondisi pedagang yang harus berhenti total, padahal penghasilannya hanya cukup untuk satu hari. Kata dia, kondisi ini menjadi pemikiran Pemkab Bojonegoro.
“Tapi juga (kami) memikirkan yang lebih besar lagi. Yaitu jika Bojonegoro menjadi daerah merah, ini lebih membahayakan,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati berharap masyarakat memahami kondisi ini. Bagi para cangkrukers, Bupati mengaku tidak melarang ngopi di warung.
“Bapak boleh lah ngopi, tapi segera pulang,” ucapnya.
Baca Juga: Bupati Bojonegoro Himbau Warganya Ngopi di Rumah
Himbauan juga disampaikan kepada orang tua agar mengawasi anak-anaknya yang belajar di rumah. Semua pihak, bersama polsek dan koramil melakukan pengawasan.
Sebagai upaya lain, Pemkab Bojonegoro melakukan antisipasi dengan cara menyemprotkan disinfektan di berbagai lokasi. Mulai dari kantor Pemkab, area perbankan, hingga berbagai lokasi keramaian di semua kecamatan. Termasuk area pasar.
“Namun, lebih efektif jika pencegahan dimulai dari diri sendiri dengan hidup sehat dan membiasakan cuci tangan,” imbaunya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, dr. Ani Pujiningrum pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa 10 warga Bojonegoro yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) covid-19 saat ini sedang diuji spesimennya di laboratorium. “Kita masih menunggu hasil uji laboratorium di Surabaya,” katanya.