Eddie Van Halen, sang maestro gitar itu, hari ini berulangtahun. Belum banyak yang tahu bahwa satu di antara beberapa gitaris di dunia itu punya darah Indonesia. Bahkan, spiritnya pernah hadir di Bojonegoro
Awal 2000-an di Gedung Serbaguna Bojonegoro, sebuah festival musik digelar. Tempat berkumpulnya para musisi muda Bojonegoro dalam suatu pentas. Selain musisi, banyak pula para penikmat musik yang berkerumun di seberang panggung.
Dari sekian banyak kerumunan itulah, saya yang masih berusia kelas 1 SMP tegak berdiri. Menatap ke arah panggung dengan penuh pana. Ketika salah satu band peserta membawakan sebuah lagu berjudul “Jump”.
Jump merupakan salah satu lagu yang populer era 80-90an. Lagu ini memiliki line keyboard yang sangat ikonik. Selain line keyboard, lagu yang kerap berkumandang di event-event olahraga ini juga memiliki solo gitar yang begitu menawan.
Lagu Jump adalah lagu karya Van Halen. Band rock Amerika yang dimotori oleh sang gitaris, mister Eddie Van Halen. Ia bersama si penabuh drum, yang merupakan kakaknya sendiri, Alex Van Halen, mendirikan band ini pada 1972. Sekarang kamu tahu kan, Nabs, kenapa band ini diberi nama Van Halen?
Van Halen mulai banyak dikenal di awal tahun 80-an. Dan Eddie, sang pentolan band mempunyai andil cukup besar dalam hal itu. Kejeniusannya dalam bermusik dinilai banyak melahirkan inovasi baru dalam dunia musik, khususnya gegitaran.
Pria bernama lengkap Edward Lodewijk van Halen ini, konon adalah penemu tehnik double handed tapping guitar. Tapping maksudnya: leher gitar dipencet-pencet pakai jari, Nabs. Nggak digenjreng. Jadi kaya ngetik di layar smartphone gitu. Eh, tapi bedanya, ini pakai jari-jari selain jempol.
Kepiawaian Eddie dalam bermain gitar telah diakui sebagai musisi dunia. Namanya tercatat dalam 100 gitaris terbaik versi majalah Rolling Stone. Selain itu, ia juga sempat menempati urutan pertama gitaris terbaik versi Guitar World. Atas karya dan kontribusinya di dunia musik, nama Eddie Van Halen masuk dalam jajaran Rock N Roll Hall of Fame.
Melihat nama belakangnya, kamu pasti dapat menduga negara asal Eddie. Ya, Eddie sejatinya berasal dari negeri “kincir angin”, yakni Belanda. Ia lahir di Amsterdam pada 26 Januari 1955. Keluarga van Halen memutuskan pindah ke Amerika sejak tahun 1962.
Kamu tahu nggak sih, Nabs, jika Eddie Van Halen berdarah Indonesia? Ya, ibunda dari Eddie sejatinya adalah orang Indonesia. Beliau bernama Eugenia. Walau bukan 100% berdarah Indonesia, Eugenia lahir di Indonesia.
“Rangkasbitung, itu nama kota tempat ibu saya dilahirkan.” terang Eddie dalam suatu sesi wawancara.
Eddie juga mengakui memperoleh bakat bermusik dari sang ayah, yang merupakan seorang musisi klasik. Namun, menurutnya, bakat itu tidak akan berkembang tanpa peran sang ibu yang senantiasa mendorong Eddie untuk terus berlatih musik.
Nabs, Eddie Van Halen memang belum pernah manggung di Indonesia. Namun mereka pernah manggung di Bojonegoro, lho. Tentu saja bukan secara fisik. Namun saya yakin di festival musik akhir tahun 2000-an itu, ruh Eddie Van Halen hadir di sana. Semangat dan rasa cintanya terhadap musik merasuk ke dalam tubuh para gitaris muda yang saat itu tengah berjingkrak di atas panggung sembari berteriak: Jump!