Bisnis kreatif di Bojonegoro terus bergerak. Bahkan beberapa tahun terakhir, Bojonegoro dilirik kota-kota besar dalam berbagai program pengembangan industri kreatif. Iklim ini mendorong anak-anak muda Bojonegoro menetaskan berbagai ide bisnis kreatif. Satu di antaranya adalah bisnis kreatif fotografi.
Dialah Rhenaldy Tri Sakti. Hobinya dalam fotografi memang tak membawanya menjadi fotografer tenar. Namun insting bisnisnya mengantarkan dia jadi pemuda berduit. Dia melihat fotografi sebagai bisnis kreatif.
Rhenaldy sudah tertarik dengan dunia fotografi sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bergaul dengan sesama penghobi foto, semakin hari kemampuan fotografinya semakin terasah.
Namun perjalanan bisnisnya dimulai ketika dia memiliki kamera digital. Sejak itulah dia melihat hobinya ini sebagai peluang bisnis kreatif.
Kejelian Rhenaldy dalam melihat peluang bisnis kreatif fotografi ini patut diacungi jempol. Dia juga berani mengambil peluang bisnis yang sangat segmented. Pasarnya tidak terlalu luas. Tapi dia yakin nilai bisnis kreatif ini akan selalu tinggi.
“Awalnya, saya sering mengajak teman-teman untuk hunting (foto) bareng. Lama kelamaan, ada orderan khusus untuk pemotretan dari beberapa orang,” ungkap alumni MAN 1 Bojonegoro tersebut.
Berawal dari tawaran itu membuat Rhenaldy semakin tertantang untuk lebih serius di bisnis kreatif fotografi. Secara khusus, Rhenaldy menggagas ide bisnis kreatif foto buku tahunan di Bojonegoro.

Selama ini, bisnis kreatif fotografi buku tahunan belum ada di kota Ledre. Melihat peluang yang masih terbuka itu, Rhenaldy kemudian mencoba berkolaborasi dengan orang yang lebih professional untuk membangun bisnis kreatif tersebut di kota Bojonegoro.
Lewat proposal yang dia sebar ke banyak sekolah, pelan tapi pasti Rhenaldy mulai mendapatkan klien yang mau menggunakan jasanya. Peralatan fotografinya pun dia terus lengkapi. Dia bersama rekannya mulai membangun perencanaan bisnis kreatif fotografi di Bojonegoro.
“Selama ini proses untuk mendapatkan klien dengan cara turun langsung ke sekolah-sekolah. Kami melakukan presentasi di hadapan anak-anak sekolah tentang foto buku tahunan. Alhamdulilah, ada yang tertarik dengan jasa yang kami tawarkan,” ungkap fans Persibo ini.
Budaya foto buku tahunan memang belum terlalu mewabah di Kabupaten Bojonegoro. Padahal, buku tahunan bisa menjadi memorabilia berharga di masa-masa sekolah. Tidak seperti di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung hingga Surabaya, pembuatan foto buku tahunan bagi lulusan SMP maupun SMA sudah menjadi sesuatu yang lumrah.
Dalam mengembangkan bisnis kreatif fotografi buku tahunan ini, Rhenaldy banyak belajar dari rekan kerjanya yang berasal dari Tuban. Pelajaran dan pengalaman yang ditularkan oleh rekan kerjanya itu sangat bermanfaat bagi pemuda yang belum genap berusia 20 tahun tersebut.
Meski masih terhitung baru, bisnis kreatif fotografi buku tahunan di Bojonegoro punya masa depan cukup cerah. Jika mendapatkan sumber daya manusia yang layak dan punya pemikiran yang sama, Rhenaldy ingin membuat tim yang lebih besar lagi.
Menurut pehobi traveling tersebut, perkembangan industri bisnis kreatif di Bojonegoro, terutama di bidang fotografi sudah sangat baik. Ada banyak orang Bojonegoro yang punya kemampuan mumpuni dalam dunia fotografi. Bahkan namanya sudah populer di Indonesia.
Rhenaldy sendiri ingin terus mengembangkan industri bisnis kreatif di Bojonegoro dengan kemampuan yang dimilikinya. “Suatu saat saya ingin membentuk tim yang berisikan pemuda dan pemudi kreatif untuk membangun perusahaan multimedia besar di Bojonegoro,” ucapnya bersemangat.
~ Semoga selalu sukses ya, Nabzky!~