Hari Guru Nasional ini, Nabs, pasti kamu punya dong kenangan yang tertancap dengan tinta penuh luka. Hee bukan-bukan, maksud saya kenangan dengan para guru saat sekolah. Mulai dari TK sampai SMA.
Entah itu tentang kenakalan kecil atau mungkin suatu prestasi yang membikin kamu jadi anak mas dan super star (bukan nama makanan ringan lho) saat sekolah dulu. Atau, momentum malu-malu mendekati teman sekelas saat SMA dan diketahui oleh guru.
Baiklah, mari kita gali lagi harmoni memori kita tentang genang kenangan yang berbekas. Dalam tulisan ini, saya akan menorehkan kenangan yang masih teringat. Bahkan kenangan ini akan saya ingat sampai akhir dayat, eh jayat, eh hayat, Nabs. hee
Dimulai dari kenangan pertama saat saya masih duduk (tanpa Sampeyan lho Nabs) dibangku TK. Ini menjadi momen pertama saya untuk keluar rumah pagi-pagi dan bertemu dengan banyak makhluk Tuhan.
Hal yang paling saya ingat sewaktu TK adalah Ibu Kepala Sekolah. Dia selalu berusaha agar saya tidak cabut atau pindah dari TK tersebut. Entah apa alasan yang menguatkan Ibu kepala sekolah ini tetap meyakinkan saya untuk tidak pindah ke TK lain pada saat itu.
Sampai sekarang pun masih terbayang bagaimana mimik wajah Ibu Kepala Sekolah pada saat itu yang meyakinkan dan menghibur saya agar tidak singgah dari sekolah itu. Namun berbekal keyakinan saya yang sudah bulat, akhirnya saya tetap pindah dari TK tersebut. Semoga Ibu kepala sekolah selalu bahagia serta dalam lindungan-Nya ya, Nabs.
Selanjutnya waktu SD Nabs, ini di mana momen saya bertemu banyak orang dalam satu ruangan yang cukup luas dengan berbagai latar belakang orang yang berbeda. Bagi saya, yang paling berkesan pada waktu SD adalah sosok Bapak kepala sekolah. Wadaw lagi-lagi berurusan dengan orang tertinggi dalam ranah teritori ya, Nabs. hemm
Tapi yang ini beda. Bukan tentang Bapak Kepala Sekolah yang meyakinkan saya ntuk tidak singgah dari sekolah tersebut. Melainkan keisengan sekelompok anak kecil. Jadi, waktu itu koloni anak kecil ini melakukan perlawanan kecil-kecilan yang mengguncang stabilitas ruang kelas.
Hingga pada akhirnya perbuatan mereka mengantarkannya pada orang tertinggi dalam teritori tersebut. Ini bukan pertama kalinya bagi saya untuk bertemu dengan orang tertinggi lho, Nabs. gara-garanya, tentu karena kami melakukan perihal kontra prestasi, heee
Nah, sekarang memasuki tingkat menengah pertama ya. Di sini, saya banyak menemui para pahlawan tanpa tanda jasa. Karena guru yang mengajar di tiap mata pelajaran yang disuguhkan berbeda. Yang paling berkesan di sini adalah sosok guru yang mengajarkan ilmu hitung menghitung atau biasa disebut dengan pelajaran memetalica eh matematika ding.
Sosok guru ini yang mengajarkan dan membuat saya penasaran pada matematika. Dengan guru ini pula, saya bisa melihat konsep dan menghitung nilai x, y, z serta pangkat dan akar kuadrat sesuai dengan kodrat. Rasa terima kasih saya yang besar untuk guru metematika ini. Semoga bapak bisa terus mengajarkan dan mengamalkan ilmunya pada tiap generasi. Semoga bapak tetap bahagia. Sebab tanpa beliau, saya tidak bisa menghitung besaran cintaku padamu, Nabs.
Sekarang, waktunya kenangan putih-abu abu. Yaps, kenangan tingkat menengah atas. Bagi saya, banyak kenangan terjadi di masa SMA ini. Seperti lagu yang dinyanyikan sama om Obbie Messakh: kisah kasih di sekolah. Lalu ada juga lagu dari Pakdhe Chrisye dengan judul Anak Sekolah. Kebanyakan, masa SMA inilah masa paling banyak kenangan yang menggenang.
Di masa SMA ini, banyak guru yang muncul dalam kenangan saya. Salah satunya guru BK. Selain diburu guru BK gara-gara kenakalan masa remaja, guru BK juga menjadi teman curhat di saat kita bingung akan memilih kemana (hati ini dilabuhkan) tujuan kita pasca lulus sekolah nanti.
Pada masa SMA ini pula, Nabs. Banyak hal-hal produktif yang saya lakukan. Baik produktif bermusik maupun produktif mengagumi heee nggak jadi ah. Yang jelas, masa SMA ini masa yang asoy.
Saya belajar berbagai macam hal dari banyak orang. Saya belajar bagaimana bersabar dari Pak Bon sekolah yang rela membersihkan apa yang tidak pernah dia kotori. Saya belajar bagaimana bersabar dari guru yang tiap penjelasannya tidak pernah saya dengarkan. Bahkan, saya juga belajar bagaimana bersabar mengagumi perempuan secara sembunyi-sembunyi tanpa ada yang mengetahui, duh.
Nah, pasti banyak pula dari kamu yang tiba-tiba dekat atau yang tadinya takut melihat sosok guru BK, akhirnya jadi akrab gara-gara obrolan-obrolan kecil yang terjadi. Seperti menentukan kampus mana yang akan dipilih untuk melanjutkan kuliah atau memilih lewat jalur apa kita harus melanjutkan kuliah tersebut.
Mungkin itu Nabs, sosok guru yang berkesan dan memunculkan genang kenangan tersendiri bagi saya. Kalau kamu sendiri bagaimana, Nabs? adakah sosok guru yang paling berkesan bagi kamu? kalau ada, yuk mari kita berbagi cerita, hee
Akhir kata, semoga para guru di manapun berada bisa mengamalkan ilmunya dan selalu berbahagia.
Comments 2