Buffon adalah kiper legendaris yang layak dikagumi. Tak hanya kiper, Gigi —sapaan akrab Gianluigi Buffon — adalah sosok pemimpin, guru dan motivator bagi teman se-timnya.
Dalam sepak bola, menjadi kiper (penjaga gawang) adalah peran krusial. Sebagai kiper selain harus ahli mengamankan gawang dari kebobolan, kamu juga dituntut bisa memimpin lini pertahanan. Khususnya di areal kotak penalti.
Dan kiper yang dapat menguasai peran tersebut dengan apik adalah Gianluigi Buffon. Buffon adalah satu di antara beberapa kiper terbaik yang penah dimiliki Italia. Skill dan mentalitasnya sebagai seorang kiper kerap menjatuhkan mental lawan.
Ketika menangkap bola, ia mampu terbang ke segala penjuru gawang laiknya seorang manusia super. Inilah yang kemudian membuatnya dijuluki Superman.
Buffon lahir di kota Carrara, distrik Tuscany, pada 28 Januari 1978. Sebuah kota penghasil marmer yang berada di utara Italia. Pria kebangsaan Italia ini lahir di lingkungan keluarga atlet. Ayahnya, Adriano, adalah seoarang atlet angkat berat, sedangkan ibunya, Maria Stella, adalah seorang atlet lempar cakram.
Latar belakang tersebut yang kemudian memotivasi Buffon untuk menjadi seorang pemain sepakbola.
Buffon mengawali karir sepakbolanya di kota Parma pada 1991. Saat itu ia masih tergabung dalam squad junior. Baru di tahun 1995, ia mengawali karir seniornya bersama klub Parma.
Performa yang apik ketika membela klub Parma nampaknya diendus klub-klub besar. Salah satu klub yang mengendusnya ialah Juventus, klub yang merajai Serie A Italia saat ini. Tanpa ragu, pada 2001, Juve memboyong Buffon ke Turin.
Tanpa perlu proses panjang, Buffon kala itu langsung didaulat menjadi kiper utama Juve menggantikan Van der Sar yang hijrah ke Fulham.
Di klub asal Turin inilah, karir Buffon semakin menanjak deras. Ia berhasil menjuarai banyak kejuaraan dengan Juventus. Mulai dari kompetisi liga hingga copa Italia. Puncak pencapaiannya terjadi di tahun 2006. Saat itu, bersama timnas Italia, Buffon berhasil menjuarai Piala Dunia.
Selain prestasi yang ia capai bersama klub dan timnas Italia, Buffon juga berhasil meraih prestasi individu. Salah satunya prestasi sebagai kiper terbaik 2017 versi FIFA.
Superman tidak hanya tangguh di bawah mistar gawang. Ia juga seorang pemimpin. Ia McCartney dalam the Beatles. Karakter dan sikap sportifitasnya di dalam maupun luar lapangan kerap menuai pujian dari kawan maupun lawan.
Salah seorang kiper yang mengidolakan Buffon adalah Iker Casillas. Ia mengaku rivalitas terhadap Buffon tak menghalangi rasa kagum dan respeknya terhadap Gigi — sapaan Gianluigi Buffon.
Beberapa kiper muda seperti Gianluigi Donarumma mengaku mengidolakan Buffon dan menjadikannya sebagai inspirasi. Kiper muda lain yang juga mengidolakan Buffon adalah Emil Audero. Kiper berdarah Indonesia ini, pernah menjadi rekan satu tim Buffon ketika membela Juventus.
“(di Juventus) saya berlatih dengan idola saya, Gigi Buffon. Kamu akan belajar banyak hal dengan berlatih bersamanya,” ungkap Audero dalam suatu wawancara seperti dikutip Calciomercato.com
Hubungan Buffon dengan Audero ini menunjukkan bahwa Buffon tak hanya benteng yang tangguh dalam sepakbola. Ia juga seorang motivator dan guru yang baik bagi rekan setimnya. Tak heran jika kemudian ia dititahkan sebagai kapten saat membela Juventus dan Italia.
Nabs, saat ini Buffon tengah berusia 41 tahun. Namun, sebagai seorang Superman, semangatnya bermain sepakbola tak pernah surut. Kini Buffon tengah membela klub asal Perancis, yakni Paris Saint Germain.
“Bahkan di usia 80 tahun, jika mendadak tak ada lagi kiper, mereka sebaiknya memanggil saya. Saya akan berlatih keras dan bermain,” pesan Buffon saat ditanya tentang pensiun.
Ini bisa jadi kode keras lho, Nabs. Kalau Persibo Bojonegoro suatu saat nanti ada kekosongan di posisi kiper, mungkin manajemen bisa coba kontak Buffon. Siapa tahu, beliaunya mau berkandang di Stadion Letjen H. Sudirman. Siapa tahu~