Dengan menggunakan metode “Lali Teknologi”, Komunitas Lamongan Mengajar berupaya tingkatkan minat belajar dan berliterasi para siswa di Desa Kepudibener, Turi, Lamongan.
Lamongan Mengajar merupakan organisasi sosial pendidikan yang digerakkan oleh pemuda-pemudi yang berasal dari Kabupaten Lamongan. Komunitas ini menjadi wadah bagi masyarakat lamongan dengan semangat mengajar tinggi yang menjadi program komunitas.
Antara lain kegiatan pemberdayaan, pelatihan, keaksaraan, dan kesetaraan serta pengasuhan. Tak hanya sebagai wadah masyarakat Lamongan dalam melakukan kegiatan berbasis sosial, Lamongan Mengajar juga memiliki visi misi untuk menciptakan masyarakat yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Tak hanya kegiatan itu, komunitas Lamongan Mengajar juga gencar melakukan kegiatan sosial bersama anak-anak. Hal itu sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan, sekaligus memberikan edukasi kepada anak-anak akan pentingnya pendidikan yang berkelanjutan.
Salah satu bentuk kegiatan sosial komunitas Lamongan Mengajar adalah Hero Of Education and Social (HEROES). Komunitas Lamongan Mengajar menurunkan sekitar 12 relawan untuk mengajar di sekolah pedalaman di tingkat SD/MI.
Sekolah yang menjadi sasaran adalah MI Miftahul Huda Beneran, Desa Kepudibener, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Desa Kepundibener terletak dekat dengan pusat kota Lamongan.
Dari pusat kota ke MI Miftahul Huda hanya membutuhkan jarah tempuh 10 km, namun memakan waktu yang cukup lama yaitu 30 menit perjalanan. Akses ke Desa Kepundibener cukup susah karena jalan desa yang masih kurang layak untuk dilewati.
Namun, perjalanan itu tidak terasa menjenuhkan, sebab di sepanjang kanan kiri jalan kita akan menjumpai sungai dan rawa-rawa. Hal ini dikarenakan Desa Kepundibener terletak di sekitar rawa-rawa Kabupaten Lamongan.
Dalam mewujudkan hal ini, Komunitas Lamongan Mengajar membuat metode pembelajaran “Lali Teknologi”. Metode ini bertujuan mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Kegiatan ini mengharapkan peserta didik mampu belajar tanpa memakai gadget serta melupakan game yang dimainkan sejenak.
Qoshdus Sabil Al-Usama, selaku ketua umum Lamongan Mengajar menjelaskan, kegiatan Heroes yang pertama kali dilakukan menginap di sekolahan. Ketika melakukan pengabdian selama 8 hari di Dusun Kepundibener, Lamongan Mengajar telah banyak melakukan program kegiatan.
Seperti, taman pendidikan Al-Qur’an, pawai obor, beberapa lomba anak-anak, hingga Lali Teknologi.
Nah, selama berkegiatan di Dusun Kepundibener, masyarakat setempat sangat terbuka dengan kehadiran komunitas Lamongan Mengajar. Terlebih, kegiatan yang digelar kali ini memang dibutuhkan masyarakat setempat, salah satunya pemberdayaan pendidikan.
“Ini merupakan sebuah tantangan bagi Komunitas Lamongan Mengajar, Kami ingin memberikan pendampingan pada masyarakat dalam menghadapi perubahan. Kami ingin mengimplementasikan apa yang kami dapat di bangku perkuliahan. Maka, kami melakukan gerakan ini,” ucap Sabil (20/7/2023).
Kehadiran Komunitas Lamongan Mengajar di desa Kepundibener dirasa sangat membantu masyarakat Desa. Menurut Bapak Agung warga desa Kepundibener sudah sangat ia rasakan Komunitas Lamongan Mengajar banyak membantu pendidikan anak-anak di desa dan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung program desa Kepundibener.
“Saya sangat bangga atas kehadiran mereka. Mereka sangat membantu mendidik anak-anak kami di desa dan bersama dengan bermasyarakat melaksanakan pengabdian sosial dan banyak kegiatan lain,” ujarnya.
Kepala Sekolah MI Miftahul Huda Beneran, Sidqon menjelaskan bahwasanya berbagai permasalahan seringkali menghambat peningkatan mutu pendidikan nasional. Khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada akhirnya mewarnai perjalanan pendidikan di Indonesia.
Sekolah-sekolah yang berada di pedesaan atau daerah terpencil masih terkendala dengan sarana prasarana, seperti bangunan sekolah, ruang kelas, perpustakaan, dan peralatan pendidikan, begitupun di MI Miftahul Huda ini.
“Para pendidik di MI Mifathul Huda ini hanya mengandalkan text book saja atau Lembar Kerja Siswa (LKS), jadi saya minta agar kakak-kakak mahasiswa lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran dikelas tidak hanya terpaku pada text book” jelasnya.
Sidqon juga berharap kepada anak muda di Lamongan untuk tetap semangat dalam melakukan pengabdian. Karena menurutnya, pengabdian yang dilakukan dapat berdampak dan memberikan banyak manfaat untuk masyarakat.
“Mengingat fasilitas pendidikan di Desa Kepudibener yang terbilang masih minim. Seperti, sekolah dasar hanya tersedia satu lembaga di satu dusun,” pungkas Sidqon.