Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Headline

Hakekat Lomba Agustusan dalam Konteks Kehidupan Sehari-hari

Branda Lokamaya by Branda Lokamaya
05/08/2021
in Headline
Hakekat Lomba Agustusan dalam Konteks Kehidupan Sehari-hari
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Lomba Agustusan menunjukan pada kita bahwa hasil tak selalu menjadi penentuan menang kalah dari pertarungan.

Dari bermacam literatur, tradisi lomba Agustusan mulai marak pada 1950-an, beberapa tahun pasca proklamasi kemerdekaan. Waktu itu, rakjat Indonesia masih kental terbawa dampak euforia bebas dari dekap penjajahan. Tentunya, sangat bahagia.

Merasakan kemerdekaan ibarat jatuh cinta. Lalu, cintanya direstui calon mertua. Saat seseorang sedang jatuh cinta, ada 12 area di dalam otak saling terhubung, melepas senyawa kimia pemicu rasa bahagia seperti oksitosin, dopamin dan adrenalin.

Nah, pasca merdeka dari penjajahan, kombinasi tiga hormon ini menghasilkan euforia pada bagian yang berhubungan dengan fungsi kognitif otak. Dan, ya, fungsi kognitif inilah yang memicu efek kreatif muncul.

Karena itu, saat merasakan bahagia, kreativitas berlebih biasanya mulai bermunculan. Menurut saya, keberlebihan kreativitas itulah yang memunculkan berbagai macam tradisi lomba agustusan.

Tapi ada yang aneh. Jika lomba adalah berjuang dan bersaing, bukankah perlombaan menjadi simbol dari berperang itu sendiri? Berperang untuk saling mengalahkan lawan dalam lomba makan kerupuk, misalnya.

Nah, lomba-lomba itu menunjukan bahwa setelah perang usai, kita justru ingin “berperang” lagi dan lagi, bukan? Hanya, bedanya, ada perang yang ini ada unsur guyonnya.

Dan, unsur guyon lah, yang menjadi kunci dan esensi berbagai lomba Agustusan diadakan saat ini. Dalam proses berperang melawan pesaing pada lomba Agustusan, ada satu rasa yang tidak pernah tertinggal: bahagia.

Kalah ataupun menang dalam proses perlombaan, kita jarang sekali merasa kecewa. Setelah perlombaan selesai digelar, misalnya, yang ada justru tertawa dan saling memaafkan. Entah menertawakan kekalahan ataupun memaafkan kemanangan orang lain.

Memaafkan kemenangan orang lain inilah yang sangat jarang kita temui akhir-akhir ini. Barangkali, kita disuruh mencontoh tradisi Agustusan agar mudah menerima dan memaafkan, saat musuh kita mendapat anugerah berupa kemenangan.

Jika hidup adalah perkelahian atau perjuangan atau perlombaan atau persaingan atau apapun yang kerap dikatakan para motivator itu, harusnya bisa dimasuki unsur guyonan seperti lomba Agustusan. Sehingga tak ada kecewa bagi yang kalah dan tak ada jumawa bagi yang menang.

Di dalam lomba Agustusan, yang menjadi pusat kenikmatan adalah proses perlombaan, bukan hasil dari apa yang telah dilombakan. Sebab, siapapun yang menang, toh semuanya akan tertawa karena merasakan nikmatnya proses perlombaan. Lomba Agustusan menunjukkan pada kita bahwa hasil tidak selalu menjadi penentuan menang kalah dari pertarungan.

Jika kita mampu memaknai dan membaca tanda dari kehadiran lomba Agustusan; tidak ada lagi suporter sepakbola yang marah-marah dan merusak fasilitas umum hanya gara-gara klub kebanggaannya kalah bertanding, tidak ada lagi seseorang yang kecewa hanya karena cintanya tidak direstui takdir.

Dan tidak ada lagi tim sukses yang menyimpan dendam hanya karena jagoannya kalah saat mencalonkan diri menjadi pemimpin.

Mengingat musim pandemi nggak boleh berkerumun, kita bisa kok bikin lomba Agustusan via daring. Tapi jangan bayangkan lomba panjat pinang via online lho ya. Wqwq ~

Tags: AgustusanKemerdekaanKemerdekaan IndonesiaLomba Agustusan

BERITA MENARIK LAINNYA

Filologi Turats Bojonegoro dan Enigma Masa Depan
Headline

Filologi Turats Bojonegoro dan Enigma Masa Depan

11/05/2022
Hikayat Budal Kaji Malah Rabi
Headline

Hikayat Budal Kaji Malah Rabi

08/05/2022
Tujuan Mulia Program Transmigrasi di Indonesia
Headline

Tujuan Mulia Program Transmigrasi di Indonesia

07/05/2022

REKOMENDASI

Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah

Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah

15/05/2022
MotoGP Mandalika dan Dampak Positif Bagi Perekonomian NTB

MotoGP Mandalika dan Dampak Positif Bagi Perekonomian NTB

14/05/2022
Cegah Pungli dan Gratifikasi, Bapenda Bojonegoro mulai Terapkan Cashless

Cegah Pungli dan Gratifikasi, Bapenda Bojonegoro mulai Terapkan Cashless

14/05/2022
Serba Serbi Akhir Ramadhan Hingga Awal Lebaran

Serba Serbi Akhir Ramadhan Hingga Awal Lebaran

13/05/2022
Memahami Potensi Deglobalisasi Ekonomi

Memahami Potensi Deglobalisasi Ekonomi

12/05/2022
Filologi Turats Bojonegoro dan Enigma Masa Depan

Filologi Turats Bojonegoro dan Enigma Masa Depan

11/05/2022

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved