Dalam hidup, kita berhak belajar dari segalanya. Dari semua-muanya. Tak hanya Superhero. Tapi juga Villain. Sebab, baik Superhero maupun Villain, punya latar belakang yang patut diambil pelajaran.
Ngobrol soal Villain, tidak afdol jika tak menyebut sosok Joker dalam film The Dark Knight. Joker, melalui karakter dan gaya berperannya, mampu bikin kesan Villain se-keren Superhero itu sendiri.
Heathcliff Andrew Ledger atau yang dikenal sebagai Heath Ledger lahir di Perth 4 April 1979. Aktor asal Australia peraih Piala Oscar ini membintangi film seperti The Patriot, Monster’s Ball, Brokeback Mountain, dan The Dark Knight.
Dianggap sebagai pemeran Joker terbaik. Ia mendapat respon positif dari perannya sebagai Joker. Bahkan, Ledger sukses menyabet Best Supporting Actor dalam ajang SAG Awards, Academy Awards, dan Golden Globe Awards.
Memasuki usia 16 tahun Ledger lulus sekolah dan pergi ke Sydney untuk sekolah akting. Tahun 2005 Ledger mendapatkan nominasi aktor terbaik Golden Globe. Untuk perannya dalam Brokeback Mountain sebagai seorang koboy gay.
Usaha Ledger akhirnya mengantarkan banyak kesusksesan lainnya. Perannya sebagai Joker dalam film The Dark Knight. Berhasil meraih Golden Globe Award 2009 dan Piala Oscar 2009 sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik.
Kalau kamu masih ingat dengan akting Joker yang akan meledakkan rumah sakit di film Batman Dark Knight. Semuanya adalah hasil pendalaman dan improvisasi Heath Ledger sebagai Joker. Bahkan beberapa fakta menyebutkan kalau Ledger tak sengaja menekan tombol peledak.
Ledger berhasil mendapatkan gerakan-gerakan khas Joker yang membuat karakternya menjadi unik. Seperti memainkan lidahnya dalam peran Joker. Sebenarnya tujuan Ledger memainkan lidahnya agar mulutnya tetap lembap supaya suara khas Joker tetap terjaga.
Hingga saat ini, karakter Joker versi Heath Ledger tetap menjadi salah satu karakter villain yang tidak akan terlupakan bagi penggemar film mana pun. Karakter Joker dari diri Ledger memang tidak bisa lepas.
22 Januari 2008 Ledger ditemukan meninggal di apartemennya, New York City. Hasil forensik menunjukkan bahwa ia meninggal karena efek samping konsumsi obat. Kabar burung yang beredar. Setelah selesai syuting dan berperan sebagai Joker. Ledger mengalami sulit tidur karena masih terbawa dengan karakter Joker.
Bahkan beberapa fakta menyajikan. Usaha keras Ledger untuk bisa meraih peran Joker. Hingga kematian Ledger pun dikaitkan akibat mendalami peran sebagai Joker. Namun kabar ini ditepis oleh kakak kandung perempuan Ledger sendiri.
Mengutip dari CNN Indonesia. Kate Ledger, kakak perempuan Ledger menjelaskan bahwa tidak ada hubungannya antara peran Joker dan kematian adiknya Ledger.
Kate juga mengatakan, Heath tetap menjadi dirinya sendiri meski banyak kabar burung yang beredar. Ia mengatakan bahwa Ledger terlalu dalam menjiwai karakter gelap dan jahat Joker di The Dark Knight.
“The Dark Knight adalah momen paling menyenangkan yang dilakukan Heath dalam berakting film,” kata Kate dikutip dari CNN Indonesia.
Lalu, bagaimana hubungan antara mendalami suatu peran terhadap diri sendiri?
Sobrin Novisatin, mahasiswa sekaligus pemain teater asal Bojonegoro menjelaskan, pendalaman peran memang diperlukan untuk menguasi akting dalam pembawaan karakter atau tokoh.
“Tidak apa mendalami peran suatu tokoh. Tapi kalau dibawa dalam keseharian bisa-bisa berantakan. Terkait dengan situasi dan kondisi, ” kata Sobrin.
Tapi Sobrin menegaskan, peran berhenti sebagai peran. Meski sebuah tuntutan dalam proses berperan, mendalami peran tak perlu dibawa pada konteks giat hidup keseharian. Jika proses pendalaman peran terbawa di kehidupan, tentu berujung dampak negatif.
Nabs, menjelajah seni peran ternyata tidak semudah dan seenak yang kita bayangkan. Meski Ledger dipuja dan sukses dalam akting memerankan Joker, Namun tak pernah ada yang tahu bagaiman keseharian Ledger.
Terlepas dari itu semua. Usaha Ledger memainkan peran Joker, telah sukses dan menjadi kenangan bagi para penggemar Joker. Jangan serius membaca tulisan ini. Seperti yang dikatakan Joker: Why so serious?