Jembatan Padangan-Kasiman tak hanya penghubung jalur ekonomi. Keberadaan taman juga sajikan ruang lebur antara yang klasik dan kontemporer. Kawasan ini terdapat China Town yang menjadi cikal bakal lahirnya jajanan khas Bojonegoro: Ledre.
Sejumlah anak terlihat berlarian di bawah jembatan. Beberapa di antaranya, melintasi penjaja permainan anak-anak dan pedagang jagung bakar. Ibu-ibu juga tampak ceria bermain bersama anak-anak mereka.
Sejak dibuka sebuah taman, bawah jembatan Padangan – Kasiman jadi tempat hiburan khusus warga sekitar. Tidak hanya ruang melintas. Kawasan tersebut kini juga jadi ruang pembebas kesuntukan.
Jembatan diresmikan pada 2016 itu, kini menjelma jadi ruang berhibur semacam pasar. Keberadaan taman tersebut menambah panjang daftar ruang taman berhibur di Bojonegoro. Lokasinya yang berada di perbatasan, mampu jadi tempat khusus bagi mereka yang tinggal di pinggiran kota.
Yang unik dari kawasan tersebut, tidak hanya menawarkan tempat hiburan. Namun, keberadaan bangunan lama yang konon, pada masanya adalah bangunan rumah sakit. Bangunan itu kental akan arsitektur Belanda. Sehingga, kerap melempar ingatan ke suasana pra kemerdekaan.
Keberadaan bangunan yang berada tepat di samping jembatan, menawarkan sajian khusus bagi penikmat bangunan bersejarah. Selain itu juga mampu menghadirkan kolaborasi suasana klasik dan kontemporer.
Salah seorang pengunjung, Kholid mengatakan, kawasan tersebut menjadi ramai bukan karena jembatan saja. Melainkan keberadaan taman juga sangat berdampak. Kawasan yang lebih dikenal sebagai Taman RA Kartini itu cukup menyedot perhatian pengunjung.
“Selain suasananya bagus, banyak pula pedagang dan penjaja mainan anak-anak,” kata Kholid.
Dia menceritakan, selain mencari hiburan, masyarakat yang datang ke kawasan itu juga mencari spot berfoto. Sebab, lokasi tersebut memang menawarkan banyak view yang asyik. Terutama bagi mereka yang peka terhadap fotografi.
Salah seorang penjaja mainan anak-anak, Kasno mengucapkan, keberadaan taman di bawah jembatan memang jadi keuntungan tersendiri bagi para pedagang. Sebab, kawasan itu kian ramai. Tidak hanya dikunjungi masyarakat Padangan atau Kasiman saja.
“Masyarakat Ngraho, Tambakrejo, Purwosari, bahkan Cepu juga sering berkunjung,” kata Kasno.
Kasno mengungkapkan, selain orang dewasa, banyak pula anak-anak yang datang. Sebab, memang disediakan kawasan taman bermain. Keberadaan taman tersebut, kata dia, setidaknya memberi ruang berhibur bagi masyarakat perbatasan yang jarang ke kota.
Nabs, kawasan Bojonegoro barat memang memiliki sejumlah lokasi wisata potensial. Di dekat kawasan Taman RA Kartini misalnya, terdapat China Town yang menjadi cikal bakal lahirnya jajanan khas Bojonegoro: Ledre.
Terkait informasi mengenai sejarah Ledre, tunggu ulasan berikutnya ya, Nabs. Hehe