Selain kesederhanaan dan kesabarannya memimpin negara, Jokowi sosok suami yang teramat setia. Kisah cintanya layak dijadikan contoh bagi generasi muda.
Hari ini, 21 Juni 2019, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) berulang tahun ke-58. Tentu saja, ini menambah daftar panjang betapa istimewanya lelaki yang lahir di Bulan Juni.
Banyak hal yang bisa dikulik dan diambil pelajaran dari Jokowi. Dari gaya bekerja, hingga kisah cintanya. Jokowi presiden yang sederhana. Teramat sederhana. Hingga seolah tanpa sekat batasan dengan masyarakat.
Teduh seperti pohon. Hangat seperti teman dekat. Tapi tak kehilangan kharisma. Jokowi sosok pemimpin yang asyik sejak dari memimpin keluarga.
Jokowi sosok presiden yang membanggakan anaknya berjualan martabak, alih-alih menyiapkan rencana memperpanjang tahta. Bukankah itu langka?
Jokowi pemimpin yang mengalami banyak fase kepemimpinan. Dari memimpin diri sendiri. Memimpin keluarga. Memimpin kota. Memimpin Ibu Kota. Hingga memimpin negara.
Selama ini, pemimpin atau presiden identik garang dan over berwibawa. Sehingga kerap memicu tembok tebal antara masyarakat dan dirinya. Dan Jokowi, mampu menghapus dan menanggalkan stigma feodalistik itu.
Jokowi tampil sebagai sosok yang tak jauh beda dari masyarakat biasa. Berpenampilan apa adanya. Berkomunikasi serupa tetangga samping rumah. Dia dekat dan ramah.
Meski, bagi sebagian orang — terutama pemuja wibawa dan kuasa khas feodalistik — gaya kepemimpinan Jokowi kurang baik karena dirasa kurang berwibawa. Namun, Jokowi menunjukkan pemimpin memang harus dekat dan merakyat.
Buat apa over wibawa dan elitis tapi bertembok dan tak bisa mengambil hati rakyatnya. Kami rasa, pemimpin model begituan hanya ada di zaman sebelum era internet.
Pemimpin zaman sekarang harus mampu mendekatkan yang jauh — asal tak menjauhkan yang dekat — kayak sinyal ponsel.
Melalui perangainya, sosok yang masuk jajaran 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia 2015 versi Time itu, menunjukkan bahwa Indonesia adalah negeri yang ramah dan sulit marah-marah. Penyabar. Dan, tentu saja, setia.
Kisah Cinta Jokowi dan Iriana
Selain kesabaran dalam memimpin negara, kisah cinta Jokowi juga layak dicontoh generasi muda: meski kadang tak romantis, dia sederhana, penyabar dan setia.
Iriana, ibu presiden, adalah cinta pertama dan satu-satunya Jokowi. Mereka berpacaran 4 tahun sebelum menikah. Serupa kuliah 4 tahun sebelum bekerja. Lulus tepat waktu. Hehe
Perjumpaan Jokowi – Iriana terjadi kala Jokowi masih kuliah semester 3 di Universitas Gadjah Mada. Sementara Iriana kelas 3 SMA di Surakarta. Iriana merupakan sahabat dekat adik Jokowi. Perjumpaan mereka terjadi kala Iriana kerap main bersama adik Jokowi.
Jokowi pernah cerita, saat kencan pertama, dia ngajak Ibu Iriana maem bakso. Saat itu, bakso di Solo harganya sangat murah. Tapi Iriana dengan senang hati bersedia menerima ajakannya. Bukankah itu mirip kita-kita. Hehe
Jokowi dan Iriana sosok yang saling melengkapi. Sederhana. Ramah. Dan saling mendukung satu sama lain. Sebuah contoh bagi generasi muda bahwa berpasangan justru membikin cita-cita kian bisa diraih bersama.
Nabs, menurut studi yang diterbitkan Carnegie Mellon University, kesuksesan seseorang setelah menikah sangat ditentukan oleh pasangan yang suportif. Kesimpulan ini dibuat setelah para peneliti mengamati 163 pasangan suami istri.
Seseorang yang memiliki pasangan suportif tidak akan mudah menyerah saat menghadapi tantangan. Pasangan yang suportif juga mendukung kebahagiaan dan kesehatan psikologis.
Setidaknya, Pak Joko Widodo dan Ibu Iriana Jokowi menunjukkan pada kita tentang rahasia menjalani rumah tangga itu.
Selamat ulang tahun, Pak Jokowi. Selamat ulang tahun Pak Presiden!