Pertandingan Piala Dunia sepakbola wanita antara Amerika Serikat melawan Thailand jadi sorotan dunia. Pasalnya, Amerika berhasil mencukur Thailand dengan skor super telak 13-0. Skor tersebut menjadi bukti bahwa perkembangan sepakbola wanita di ASEAN, termasuk Indonesia, sangat tertinggal.
Kekalahan timnas sepakbola Thailand di ajang Piala Dunia wanita FIFA memang jadi perbincangan khalayak. Kekalahan mencolok 13-0 membuat Thailand yang menjadi representasi Asia di pergelaran ini dinilai belum layak bersanding dengan tim-tim kuat lain, terutama Amerika Serikat yang memang jadi penguasa sepakbola wanita.
Beberapa netizen Indonesia sempat mencibir kekalahan telak Thailand tersebut. Ada yang berkomentar jika Thailand membikin malu benua Asia dan kontinen ASEAN. Ada yang juga berpendapat bahwa Thailand belum pantas masuk Piala Dunia wanita.
Namun para netizen Indonesia tersebut mungkin lupa atau bahkan tidak tahu. Bahwa, timnas Thailand tersebut pernah mengalahkan timnas wanita Indonesia dengan skor super telak, 13-0. Kalau lawan Thailand saja 13-0, bagaimana kalau timnas wanita Indonesia lawan Amerika Serikat ya Nabs? Hmmm
Jika ditilik nih Nabs, perkembangan sepakbola wanita di Indonesia memang cukup stagnan. Tidak ada perkembangan yang cukup signifikan.
Saat berlaga di ajang Asian Games 2018 lalu, timnas sepakbola wanita hanya bisa menempati peringkat ketiga klasemen. Sempat mengalahkan Maladewa, di dua laga selanjutnya Indonesia dikalahkan dengan skor telak oleh China Taipei dan Korea Selatan.
Skuat timnas wanita saat itu sendiri berisikan campuran antara pemain sepakbola dan pemain futsal putri. Jadi, bukan sepenuhnya asli pesepakbola wanita yang ada di Indonesia.
Berbagai langkah sudah diambil PSSI untuk mengembangkan sepakbola wanita di Indonesia. Seperti membuat liga professional khusus tim putri. Hingga, membuat sejumlah turnamen sepakbola antar tim putri di sejumlah daerah di Indonesia.
Namun upaya PSSI ini tak diimbangi dengan sosialisasi ke berbagai sekolah. Murid yang masih duduk di bangku SD, SMP hingga SMA adalah bibit bagi persepakbolaan wanita di Indonesia.
Sayangnya, di banyak daerah di Indonesia, anak perempuan yang bermain sepakbola masih dianggap tabu dan aneh. Harus ada upaya serius untuk mengubah pandangan tersebut agar lebih banyak anak perempuan yang mau bermain sepakbola.
Meningkatkan Pembinaan di Daerah
Pembinaan di daerah juga perlu mendapatkan perhatian lebih. Saat ini, pembinaan sepakbola di level daerah masih sangat minim. Sepakbola kalah jauh dengan futsal yang tergolong baru di Indonesia.
Kita bisa mengambil contoh Porprov Jawa Timur di mana Bojonegoro jadi salah satu tuan rumah. Di ajang Porprov Jawa Timur tahun ini, tidak ada cabor sepakbola putri. Hal ini tentu memprihatinkan mengingat sepakbola kerap disebut sebagai olahraga paling populer di Indonesia.
Perkembangan sepakbola kalah pesat dibandingkan dengan futsal. Di cabor futsal, semakin banyak tim putri yang muncul. Cabor futsal putri pun dipertandingkan di Porprov 2019 Jawa Timur.
Pelatih asal Bojonegoro yang biasa menangani tim futsal putri, Andik Cahyo Pratomo memberikan pendapatnya mengapa sepakbola tak begitu digemari. Menurutnya, ap sepakbola wanita sudah mulai kelihatan kemajuannya. Namun, semua masih terkendala dengan pemerataan atlet di daerah.
“Perkembangan sepakbola sepakbola wanita sudah mulai kelihatan. Itu ditandai dengan adanya Piala Pertiwi. Tetapi, belum semua daerah mempunyai atlet sepakbola wanita,” ungkap pelatih berlisensi D Nasional tersebut.
Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan sepakbola wanita di daerah perlu mendapatkan perhatian lebih. Oleh karena itu, PSSI kini mulai aktif menjemput bola.
Seperti yang dilakukan pada bulan Juni 2019 ini. PSSI mengadakan turnamen untuk menyeleksi pemain timnas U-16 wanita Indonesia di Nusa Tenggara Timur. Proses seleksi dipimpin oleh Anggota Eksekutif PSSI, Papat Yunisal.
“Aset Timnas U-16 ada di sini (NTT), karena usia di bawah 16 tahun. Pemain utama memang cuma 11 untuk memperkuat Timnas, tapi bayangkan ada berapa ribu wanita yang ingin bermain sepakbola tapi tidak bisa” ungkap eks pemain timnas wanita Indonesia tersebut.
Langkah PSSI untuk mencari bibit pesepakbola wanita ke daerah-daerah ini tentu patut diapresiasi. Pengembangan sepakbola wanita di Indonesia akan lebih maksimal dengan lebih aktif datang ke berbagai daerah di pelosok negeri.
Kekalahan telak Thailand dari Amerika Serikat di Piala Dunia wanita FIFA 2019 harus dijadikan pelajaran berharga bagi PSSI dan seluruh stakeholder sepakbola wanita Indonesia. Banyak hal dan pelajaran yang bisa dipetik dari pertandingan tersebut.
Jalan bagi sepakbola wanita Indonesia untuk bersanding dengan negara elit macam Amerika Serikat masih sangat panjang. Tak perlu jauh-jauh dulu ke pentas dunia. Mari berbicara untuk menguasai benua Asia atau kontinen Asia Tenggara lebih dulu.