Belajar dari banjir di Jabodetabek di awal 2020, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi bencana. Untuk mengantisipasi bencana banjir, seluruh stakeholder di Bojonegoro siap bersinergi.
Bencana banjir yang terjadi di kawasan ibukota Jakarta memang mengejutkan banyak pihak. Tak ada yang menyangka jika Jakarta dan daerah satelitnya bisa terkena banjir seperti itu. Bahkan bencana tersebut merenggut puluhan nyawa warga.
Sejumlah daerah kemudian meningkatkan kewaspadaannya perihal bencana banjir. Termasuk Bojonegoro. Kabupaten yang langganan banjir akibat luapan Bengawan Solo ini mulai bersiap mengantisipasi bencana jelang puncak musim penghujan.
Menurut BMKG, puncak musim hujan di Indonesia akan terjadi pada Februari. Dari informasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mulai merapatkan barisan bersama beberapa stakeholder terkait. Seperti pihak kepolisian, TNI, hingga PMI.
Beberapa waktu lalu, tepatnya Senin (6/1/2019), dilakukan apel terpadu oleh sejumlah instansi terkait. Tujuannya untuk mempersiapkan diri dan antisipasi bencana banjir di Bojonegoro.
Apel terpadu itu sendiri merupakan tindak lanjut dari perintah Kapolri terkait Operasi Kotijensi Aman Nusa II dalam rangka menghadapi bencana pada 2020.
Dalam apel terpadu itu hadir jajaran Kepolisian Resort Bojonegoro, Dandim 0813 Bojonegoro, Damkar, BPBD, Satpol PP, Dinkes, dan PMI. Kapolres Bojonegoro, AKBP M. Budi Hendrawan mengatakan jika tujuan apel terpadu ini untuk melihat kesiapan semua stakeholder dalam antisipasi bencana.
“Apel terpadu ini untuk mengecek dan melihat kesiapan masing-masing stakeholder sehingga apabila terjadi bencana kita sudah siap dengan tupoksinya masing-masing,” ujar Budi Hendrawan.
Sebagai tindak lanjut dari apel terpadu ini, pihak kepolisian dan Pemkba Bojonegoro langsung mendirikan posko bencana di beberapa titik. Langkah cepat ini diambil untuk memberikan pelayanan maksimal ketika bencana terjadi.
Mewaspadai Bencana Alam di Awal Tahun
Bojonegoro memang kerap dilanda bencana alam, terutama banjir. Bencana banjir di Bojonegoro lebih sering diakibatkan oleh luapan Sungai Bengawan Solo.
Di akhir hingga awal tahun, Bengawan Solo memang sering meluap. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memang harus selalu siap mengantisipasi hal ini.
Tak hanya pemerintah saja yang perlu waspada. Warga yang rumahnya dekat dengan Bengawan Solo juga musti siaga. Salah satu warga yang mulai bersiap menghadapi bencana banjir di Bojonegoro adalah Muhammad Nasir.
Warga yang tinggal di Kelurahan Ledok Wetan ini sudah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi banjir rutin dari Bengawan Solo.
“Sudah mempersiapkan karung berisi pasir. Juga cari informasi terus tentang kenaikan air Bengawan Solo. Barang-barang berharga juga sudah dikondisikan,” ujar Nasir.
Salah satu cara antisipasi banjir adalah dengan pemantauan debit air Bengawan Solo secara berkala. Pengamatan atau observasi secara rutin punya peran yang sangat besar dalam mencegah jatuhnya korban jiwa.
Daerah yang dekat bantaran Bengawan Solo harus mendapatkan perhatian lebih. Sosialisasi dan pengamanan musti ditingkatkan. Dengan begitu, kerugian akibat bencana banjir ini bisa ditekan.
Memasuki cuaca ekstrem seperti ini, berbagai bencana alam memang berpotensi terjadi. Mulai dari banjir, puting beliung, hingga tanah longsor. Karenanya, warga berharap agar pemerintah siap mengantisipasi ini semua.
Agar peristiwa banjir yang melanda Ibukota tak terjadi di Bojonegoro, seluruh stakeholder harus siap dan selalu meningkatkan kewaspadaan. Karena seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati.