Salah satu kuliner unik di Bojonegoro yang bisa Nabsky coba adalah Rawon Blonceng. Kuliner ini terbilang unik dan langka, karena Rawon Blonceng ini hanya bisa didapatkan ketika ada hajatan khusus seperti kawinan dan khitanan.
Blonceng merupakan tanaman yang masuk dalam keluarga Labu. Sayuran yang punya nama latin benincasa hispida ini biasa disebut juga dengan istilah Beligo atau Labu Putih. Bentuknya bulat lonjong dan memanjang, dengan kulit berwarna hijau. Tekstur buah Blonceng ini sendiri cukup keras.
Meski kerap dipandang sebelah mata, Blonceng ternyata memiliki banyak kandungan zat dan vitamin yang berguna bagi tubuh. Menurut penelitian, Blonceng mengandung banyak fosfor, zat besi, dan juga vitamin C. Kandungan yang tentunya bermanfaat bagi tubuh kita.
Bagi orang Jawa, Blonceng merupakan bahan makanan yang sering digunakan dalam beberapa jenis masakan. Salah satunya adalah Rawon. Blonceng yang sering dianggap sayuran murahan, ternyata bisa dijadikan sebagai isian dari Rawon yang merupakan makanan khas Jawa Timur.
Rawon Blonceng sendiri bisa dibilang sebagai kuliner langka di Bojonegoro. Makanan tersebut muncul ketika sedang ada hajatan. Seperti pesta pernikahan atau khitanan. Rawon Blonceng biasa diberikan kepada orang-orang yang anjangsana atau dalam bahasa Jonegoroan biasa disebut dengan buwoh.
Siti Musyafaah adalah salah satu orang yang kerap memasak Rawon Blonceng untuk makanan sehari-hari keluarga. Ibu 3 anak tersebut menceritakan bahwa, penggunaan Blonceng dalam Rawon adalah kreativitas orang zaman dulu.
“Pakai Blonceng biar sayur Rawon jadi lebih ramai. Biar isinya nggak cuma daging saja,” ujar Musyafaah.
Karena daging sapi harganya mahal, orang zaman dulu menambahkan bahan-bahan lain agar lebih banyak isian di dalam Rawon. Ini adalah siasat cerdik dari orang Jawa dalam mengakali mahalnya daging sapi.
Blonceng menjadi salah satu pilihan dalam isian Rawon. Selain Blonceng, bahan lain yang biasa ditambahkan dalam Rawon adalah tahu dan pepaya muda. Penambahan bahan-bahan lain bertujuan untuk membuat cita rasa Rawon jadi lebih beragam.
Masih menurut Musyafaah, cara memasak Rawon Blonceng sendiri sebenarnya tak begitu sulit. Prosesnya sama seperti membuat Rawon. Bedanya adalah penambahan Blonceng di akhir sebelum Rawon siap dihidangkan.
Blonceng yang sudah dibersihkan tinggal dipotong kecil memanjang. Jangan terlalu kecil memotongnya karena bisa hancur. Blonceng sendiri dimasukkan paling terakhir setelah bumbu Rawon dan daging sapi siap. Sehingga, tekstur Blonceng masih terasa saat digigit.
Selain Rawon, Blonceng juga kerap ditambahkan dalam masakan khas Jawa lain. Contohnya seperti Lodeh dan Kare. Ada
Tekstur lembut dipadu dengan cita rasa kluwek yang sedap, membuat Rawon Blonceng sangat cocok dinikmati saat tiba waktu makan siang. Lezat dan tentu saja mengenyangkan.
Rawon Blonceng merupakan kuliner unik khas Bojonegoro yang layak dicoba. Beruntungah bagi Nabsky sekalian yang bisa atau pernah mencicipi kelezatan Rawon Blonceng khas Bojonegoro. Karena, kuliner satu ini mulai langka keberadaannya.