Kiai Januddin Guyangan merupakan pilar aulia di bantaran Bengawan Rajekwesi (Bojonegoro). Figur ulama yang jadi bukti empiris bahwa Islam masuk Rajekwesi lewat jalur Bengawan.
Kiai Zaenuddin Paguyangan (Kiai Januddin Guyangan) merupakan ulama yang menancapkan jaringan dakwah di wilayah Guyangan Rajekwesi (Guyangan, Trucuk, Bojonegoro) pada periode 1700 M. Namanya memang tak begitu dikenal. Namun, jejaknya tercatat empiris sebagai bagian penting dakwah Islam.
Baca Juga: Nyai Ireng Ledok, Ulama Perempuan Bengawan Rajekwesi
Nama dan kebesaran Kiai Januddin Guyangan mungkin sudah dilupakan, atau bahkan sudah hilang. Namun, jasa dan kewilayahannya abadi tercatat Manuskrip Padangan. Keberislaman masyarakat Rajekwesi (Trucuk, Ledok, dan Kauman Bojonegoro) menjadi bukti betapa besar jasa Kiai Januddin Guyangan.
Pada periode 1700 M, nama Kiai Januddin Guyangan punya pengaruh dan gema begitu besar. Ini lantaran keberadaan pusat dakwah islam di Desa Guyangan Rajekwesi (Trucuk). Kiai Januddin Guyangan merupakan figur yang pernah mendirikan pesantren kuno bernama Pesantren Guyangan.
Pada masa Kiai Januddin, wilayah Guyangan Trucuk (Paguyangan Rajekwesi), dikenal sebagai pusat dakwah Islam periode 1700 M. Pengaruh Pesantren Guyangan cukup besar. Di dalam Manuskrip Padangan, Guyangan tercatat sebagai satu di antara titik jejaring Kasepuhan Padangan.
Kasepuhan Padangan merupakan pusat dakwah Islam Tlatah Jipang (Blora-Bojonegoro), yang dibangun Syekh Jumadil Kubro di puncak Gunung Jali Padangan pada 1344 M. Kemudian dilanjutkan era Kramat Songo Jipang, Sunan Ngudung Loram, hingga Mbah Sabil Menak Anggrung Padangan.
Ulama Perahu Bengawan
Kiai Januddin Guyangan merupakan pemimpin rombongan perahu dari Padangan menuju Rajekwesi. Bersama keluarganya, ia menancapkan jejaring dakwah ke wilayah Bengawan Rajekwesi, melalui perahu Bengawan. Di antara rombongannya adalah Kiai Sadipo Sranak, Kiai Singoleksono Pengkol, Nyai Nadipah Tulung, dan Nyai Ireng Ledok.
Kiai Sadipo Sranak dan Kiai Singoleksono Pengkol merupakan keponakan Kiai Januddin Guyangan. Sementara Nyai Nadipah Tulung dan Nyai Ireng Ledok adalah putri dari Kiai Januddin Guyangan. Semua nama di atas, bagian dari Keluarga Besar Kasepuhan Padangan.
Nama Kiai Januddin Guyangan mungkin tak begitu dikenal. Tapi, jasa dan eksistensinya tercatat Manuskrip Padangan. Kiai Januddin merupakan cicit langsung Mbah Sabil Menak Anggrung Padangan. Nasabnya tercatat jelas sebagai berikut: Januddin bin Kiai Kedong bin Kiai Saban bin Kiai Sabil Menak Anggrung.
Delta Peradaban Rajekwesi
Kiai Januddin Guyangan bersama rombongannya, membangun delta peradaban Islam yang menghubungkan tiga titik wilayah meliputi Pesantren Guyangan, Pesantren Sranak, dan Pesantren Pengkol (Ledok). Tiga titik yang dikenal sebagai pusat peradaban Islam Bengawan Rajekwesi.
Bersama Mbah Sadipo Sranak, Mbah Singoleksono Pengkol, dan Mbah Nyai Ireng Ledok, Mbah Januddin Guyangan membangun titik dakwah baru di wilayah Rajekwesi, sebuah titik berpusat di Pesantren Guyangan yang didirikan dan diasuh Kiai Januddin Guyangan.
Nama Kiai Januddin Guyangan mungkin sudah dilupakan, atau bahkan sudah hilang. Namun, jasa dan kewilayahannya abadi tercatat Manuskrip Padangan. Keberislaman masyarakat Rajekwesi (Trucuk, Ledok, dan Kauman Bojonegoro) menjadi bukti betapa besar jasa Kiai Januddin Guyangan.