Mahasiswa milenial mampu jadi generasi pembuka lapangan kerja, asal, punya kemauan inovatif sejak dalam pikiran.
Di era revolusi industri 4.0 atau era milenial ini, berbagai kemudahan teknologi tersaji di lingkungan kita. Kemudahan teknologi cenderung menjadikan generasi muda malas dan menginginkan sesuatu yang instan. Baik dalam hal makanan, profesi, dan transportasi.
Namun hal itu berbeda dengan para mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro. Bertempat di Aula Bawah IKIP PGRI Bojonegoro Kamis (18/7) diadakan Event Bazar Wirausaha Generasi Milenial 2019 yang mengusung tema Menuju Mahasiswa Aktif Berwirausaha. Puluhan mahasiswa berupaya menyajikan produk dengan sekreatif mungkin.
“Bukan menjadi generasi pencari kerja, tapi bisa menjadi generasi pembuka lapangan kerja” Ayis Crusma Fradana selaku dosen pembimbing mata kuliah kewirausahaan mengungkapkan tujuan di dadakannya acara tersebut.
Event ini memunculkan berbagai produk inovasi terbaru, salah satunya Abon Pepaya dan Kripik Jantung Pisang.
Pepaya identik buah yang hanya bisa dimakan ketika sudah masak dan jika belum masak bisa menjagi bahan isian kuah sayur. Tapi, Asmaul Husna mampu mengubah pepaya menjadi abon.
Husna menceritakan, awalnya cuma coba coba. Karena tuntutan tugas yang mendorong kami untuk berinovasi sekreatif mungkin dan belum ada di pasaran.
“Awal ide muncul menggunakan bahan dasar pepaya karena melimpahnya buah pepaya disekitar rumah salah satu teman dalam tim kami,” cerita gadis 20 tahun tersebut.
Setelah memperkaya pengetahuan di internet, akhirnya dia mulai mencoba melakukan eksperimen mengolah pepaya. Gadis chubby itu memaparkan bahan dari produknya.
Abon Pepaya dibuat dengan bahan dasar yang mudah dijumpai, yaitu pepaya muda diserut, dikasih tepung beras, sama tepung tapioka, bumbu jintan, merica, ketumbar, jahe, bawang merah, bawang putih.
Dia berharap, kedepannya dia tetap bisa mengembangkan usahannya tersebut dengan melakukan inovasi baru dan memperbaiki kemasan. Karena dengan kemasan yang menarik dapat memikat daya jual terhadap produk tersebut.
Lain halnya tim Husna. Tim dari kelompok 2 juga mengolah produk inovatif yang tak kalah menarik dari jantung pisang.
Masyarakat Bojonegoro tentunya sudah tidak asing dengan Jantung Pisang. Namun keberadaan Jantung Pisang untuk sebagian orang diacuhkan tanpa dimanfaatkan menjadi olahan produk inovasi baru. Namun di tangan Prastika, jantung pisang mampu diolah menjadi sebuah kripik.
“Selain mudah di dapat bahan dasarnya, tidak memerlukan dana besar, dan memiliki nilai keunikan tersendiri,” ungkap gadis berjilbab dongker tersebut.
Mengambil nama Queen Krezz, dia berharap memberikan nilai tambah keunikan dari kripik jantung pisang yang dia buat. Sehingga jantung pisang tak hanya di minati para ibu-ibu sebagai bahan sayur untuk memasaka tapi juga bisa dinikmati sebagai cemilan menarik.
Lain halnya Husna yang ingin mengembangkan usahanya menuju ranah yang lebih baik. Prastika mengungkapkan bahwa dia hanya melayani penjualan dalam bentuk pesanan. Karena untuk saat ini dia belum tertarik berwirausaha makanan, karena dia sudah memiliki usaha percetakan.
Nabs, gimana nih dengan kamu-kamu para generasi milenial. sudah terpikirkan untuk menjadi wirausaha diusia muda? Atau akankan kalian hanya menjadi generasi penikmat saja tanpa adanya penemuan troboson baru yang tentunya lebih kreatif dan inovatif.
Kini, saatnya kamu bergerak dengan tekad dan keberanian untuk menjadi generasi yang berkualitas dan tak bergantung pada kedua orang tua. Mulailah berpikir kritis dan jeli terhadap perihal kecil di sekitar. Siapa tahu berpotensi dijadikan tempat usaha.