Sering kali kamu mendengar sambatan teman. Lagi bokek gak punya uang. Lalu mbatin kalau orang itu tidak bahagia. Memang urusan bahagia bukan melulu soal uang. Tapi uang bisa jadi sumber kebahagiaan. Uang bukan segalanya. Tapi segalanya butuh uang.
Namun, benarkah uang adalah formula pasti kebahagiaan? Mari kita berpikir terbalik. Gimana kalau bahagia bisa diuangkan? Sama seperti lahirnya banyak seminar motivasi yang kamu ikuti itu. Yang kamu merasa relate dengan seminar motivasi tersebut.
Bahagia bukan tujuan, melainkan sebuah praktik. Sejatinya manusia tidak dirancang untuk bahagia. Manusia dirancang untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Sama seperti makhluk hidup lainnya yang ada di alam ini.
Industri menciptakan kebahagiaan. Artinya sebuah peluang untuk bisa menguangkan kebahagiaan. Kalau bicara soal industri, sudah pasti orientasi laba serta sistem neraca neraka. Tidak ada lagi jalan ketiga dalam dimensi keterasingan ini.
Manusia dirancang untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Agar populasi tetap ada dan tidak punah. Lalu buat apa mengejar kebahagiaan? Mengejar kebahagiaan memang hak semua orang. Tapi kenyataan tidak sejalan.
Saat kamu memenuhi kebutuhan materi dan biologis. Kebahagiaannya tetaplah sebuah kehampaan. Yang sulit untuk diformulakan. Hanya menjadi sebuah teori yang rumit. Kebahagiaan akan lewat lalu sirna begitu saja.
Sampai detik ini. Belum satu formula pun mampu membuktikan bagaimana bahagia bekerja. Vinicius de Moraes, penyair Brazil, mengatakan jika kebahagiaan adalah bulu yang melayang di udara. Ia terbang cepat, tapi tidak lama.
Kebahagiaan hanya gagasan abstrak manusia. Tidak nyata dan hanya ada dalam sebuah pengalaman manusia. Tidak ada dasar bahagia berkelanjutan. Apalagi kepastian. Ironisnya, hal ini justru sesuatu yang membahagiakan.
Karena kamu akan mengurai, kalau kebahagiaan bukan suatu tujuan. Melainkan sebuah proses. Manusia memang tidak dirancang untuk bahagia. Karena alam punya prioritas dalam hal ini.
Sebagai manusia. Kamu bisa menganalisis serta mengambil keputusan. Untuk bisa bertahan hidup. Bukannya proses alami untuk mengembangkan rasa bahagia. Hal lainnya, bahwa depresi masih ada dalam sirkuit otakmu.
Kalaupun formula bahagia memang benar adanya. Bisa jadi kata depresi sudah dihapus dari kbbi. Seisi alam saling tebar tawa dan melempar senyum. Tanpa hadirnya baku hantam. Serta pukulan dengan kepungan.
Manusia sebuah purwarupa dari ketidakbahagiaan. Untung saja sebuah moral menjadi jalan untuk proses bahagia. Kalau tidak, kamu bisa jadi mengambil jalan pintas kebahagiaan. Melalui jalan psikotropika.
Emosi memang campur aduk. Melebur jadi satu. Keruh, berantakan, kusut dan kadang bertentangan. Sama seperti kehidupan. Emosi saling bersaing. Menghadirkan rasa sakit serta nikmat secara berdampingan. Tampak sama dengan kehidupan nyata manusia.
Mungkin bagi kamu bukanlah suatu hal positif. Tidak ada nama kebahagiaan. Tidak ada formula pasti untuk bahagia. Tapi bukankah ketidakpastian itulah yang menjadikan kamu manusia?