Pemuda Bojonegoro yang aktif di bisnis konveksi, kemarin ( 31/3/2019) gelar gathering screen printing. Acara ini dihelat di salah satu kafe di Jalan Rajekwesi Bojonegoro tersebut, berlangsung dari pukul 10 pagi hingga 3 sore.
Gathering ini diadakan oleh Komunitas Bojonegoro Screen Printing (BSP). Acara dihadiri sekitar 100-an peserta. Tidak hanya dari Bojonegoro saja, tapi dari sejumlah kota di Jawa Timur hingga Jawa Barat. Antara lain Lamongan, Blora, Tuban, Mojokerto, Probolinggo, Kudus, Cianjur, Bekasi dan Bandung.
Ketua Panitia, Enoz Christian Pakasi, mengaku awalnya gathering ini untuk anggota BSP. Namun, ternyata jumlah peserta membludak. Dari batasan 50 peserta menjadi 100 peserta.
“Awalnya untuk Bojonegoro saja, tapi banyak teman-teman dari luar kota yang ingin ikut sehingga membludak,” kata Enoz.
Gathering BSP ini merupakan bentuk silaturahmi antar pengusaha sablon. Dalam silaturahmi tersebut terdapat berbagai bahasan penting terkait industri sablon. Misalnya teknik printing sablon, peningkatan kualitas produk, strategi pemasaran dan motivasi. Tidak sampai di situ. Terdapat pula sesi untuk sharing pengalaman.
Pemateri yang hadir mengisi acara adalah orang-orang yang kompeten di industri cloth and screen printing. Antara lain Jo Handy dari Bandung, Bona (owner Otus Screen Printing) dari Cianjur dan Abah Cahaya Nur (owner Glow Ink). Pengalaman dan arahan yang mereka bagian akan sangat membekali para pengusaha sablon di Bojonegoro.
https://www.instagram.com/p/Bvq2Uv_jBpp/
Bojonegoro sendiri memiliki beberapa pengusaha clothingan dan sablon. Gathering ini bertujuan untuk mengembangkan industry sablon lokal. Melalui ghatering untuk berdiskusi dan share akan muncul ide-ide baru.
“Tujuannya untuk mengembangkan industri kreatif di bidang clothing dan sablon yang ada di Bojonegoro,” kata Enoz.
Jo Handy memberikan apresiasi terhadap acara tersebut. Menurutnya hal ini sangat bagus bagi para pengusaha sablon. Terdapat potensi untuk membentuk jaringan para pengusaha. Termasuk para pelaku baru.
Adanya jaringan pelaku usaha bisa meningkatkan penjaringan pasar yang lebih luas. Itu bisa tercipta ketika muncul sistem mutualisme dari para pengusaha.
“Termasuk di bidang industry, kalau lahannya sehat harus terdapat lingkungan yang sehat,” kata Jo Handy.
Menurutnya, Bojonegoro memiliki potensi dan peluang yang besar. Hal itu sudah terlihat dan terasa dari atmosfir yang ada. Misalnya gathering BSP. Ini membuktikan bahwa pelaku usaha sablon Bojonegoro mau mencari informasi dan berkembang agar naik kasta.
“Sudah sangat besar potensinya. Gimana caranya? Ya berkumpul seperti ini,” kata Jo Handy.
Acara gathering BSP ini, menurut Jo Handy perlu untuk diagendakan secara berkelanjutan. Pada nantinya, para pelaku usaha sablon akan tahun mana yang kurang dan apa yang dibutuhkan. Informasi melalui forum diskusi yang intens dan cukup sering.
Pada kesempatan ini, gathering komunitas Bojonegoro Screen Printing tidak hanya diikuti oleh pelaku usaha Bojonegoro. Namun juga peserta dari luar Bojonegoro. Hal ini bagus untuk menjalin jaringan yang lebih luas lagi. Jaringan yang luas akan berdampak pada peningkatkan ketersediaan pasar bagi industri sablon di Bojonegoro.