Car Free Day Bojonegoro adalah sarana yang tepat untuk mengenalkan komunitas atau suatu gerakan. Tak heran jika berbagai komunitas yang ada di Bojonegoro kerap menggunakan CFD sebagai ajang untuk mengenalkan diri ke masyarakat.
Minggu pagi di kawasan Alun-alun Kota Bojonegoro selalu berwarna. Ratusan orang terlihat hilir mudik di area yang jadi pusat kota tersebut. Tua, muda, laki-laki, perempuan, semua melebur di bawah segarnya sinar matahari pagi. Hari Bebas Kendaraan atau Car Free Day benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh warga sekitar.
Hal yang sering dijumpai di CFD Bojonegoro adalah beragam komunitas yang sering berkegiatan atau sekadar berkumpul menunjukkan eksistensi. Kehadiran mereka memberi warna tersendiri di hari Minggu pagi.
Contoh dari kegiatan komunitas di CFD Bojonegoro adalah Ngaji Nderes yang diinisiasi oleh ormas bernama Garbi. Menggunakan salah satu sudut Jalan Pahlawan, mereka menggelar lapak. Tak sembarang lapak, mereka menggelar lapak untuk baca Al-Quran atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan nderes.
Nderes Al-Quran ini ditujukan kepada anak-anak yang biasa hilir mudik di CFD. Anak-anak yang ingin lancar dalam membaca Al-Quran tinggal datang ke lapak sederhana yang dibuat oleh Garbi. Akan ada pengajar atau Ustad yang mendampingi selama Ngaji Nderes berlangsung.
“Kami ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa di ruang publik seperti ini, kita masih bisa berinteraksi dengan Al-Quran,” ujar Hasan, anggota Garbi yang menggelar lapak baca Al-Quran di CFD Bojonegoro.
Garbi pun memberikan reward berupa cinderemata kepada anak-anak yang sudah meluangkan waktu membaca Al-Quran di sela-sela kegiatan CFD. Terkadang, reward berupa makanan dan minuman yang merupakan sumbangan dari para anggotanya.
Hal berbeda tampak dari komunitas Bismania Bojonegoro. Mereka memilih jalan Mas Tumapel sebagai tempat untuk mengenalkan komunitas pencinta bus Bojonegoro ke khalayak.
Komunitas tersebut selalu membawa miniatur bus yang berwarna-warni. Dengan warna yang mencolok dan bentuk unik, banyak orang yang tertarik dengan miniatur bus tersebut. Miniatur bus itu sendiri bisa digunakan sebagai objek foto oleh masyarakat yang hadir di CFD Bojonegoro.
Selain unjuk eksistensi, komunitas pencinta bus di Bojonegoro itu juga berharap bisa menjaring anggota baru melalui Car Free Day Bojonegoro. Sehingga, komunitas tersebut bisa lebih berkembang lagi.
Komunitas Bojonegoro Street Workout juga selalu mengadakan kegiatan di Car Free Day. Bedanya, mereka memilih area lapangan Alun-alun untuk melakukan aktivitasnya.
Berbagai aktivitas olahraga untuk membentuk badan jadi menu latihan anggota Bojonegoro Street Workout di tiap CFD. WargaBerkat CFD ini pula, komunitas tersebut dapat menjaring lebih banyak anggota.
Selain tiga nama yang sudah disebutkan tadi, banyak pula komunitas lain yang sering memanfaatkan CFD untuk berkegiatan. Tujuan mereka pun bermacam-macam. Mulai dari mengenalkan diri, melakukan kegiatan yang menarik perhatian orang, hingga berkegiatan sosial.
Car Free Day Bojonegoro memang memiliki banyak fungsi dan manfaat, khususnya kepada komunitas maupun gerakan. Banyaknya warga yang hadir membuat berbagai komunitas yang ada di Bojonegoro bisa beraksi sekaligus menunjukkan eksistensi.