Menggunakan kalkulasi strategis Virtu dan mengikutsertakan ketakterdugaan Fortuna sebagai proses Memeluk Kemungkinan.
Andai Kaldi tak tergerak mencoba membuat minuman dari buah yang mirip berry dan menganggap kambing gembalaannya sekadar memakan kotorannya sendiri, mungkin tak pernah ada kopi di belahan bumi ini.
Kaldi atau Khalid merupakan gembala kambing Ethiopia yang diperkirakan hidup sekitar tahun 800 SM. Dalam berbagai hikayat, dia dikisahkan sebagai penemu kopi pertama, sebelum buah kopi dibawa ke Arab dan Turki.
Kisah tersebut, kemungkinan berubah andai Kaldi tak penasaran dengan apa yang dimakan kambingnya. Kisah penemuan kopi, kemungkinan tak seperti itu andai Kaldi tak melaporkan temuan itu pada para tokoh masyarakat kala itu.
Kisah tentang Kaldi dan penemuan kopi menunjukkan bahwa dalam hidup, kemungkinan memegang peranan yang sangat besar. Kita semua, tentu pernah mengalami banyak kemungkinan dalam hidup.
Bagaimana kondisi hidup kita saat ini, bisa jadi hasil dari keputusan-keputusan yang pernah kita ambil di masa lalu. Dan di dalam keputusan-keputusan itu, terdapat unsur “kemungkinan” yang sangat ajaib dalam membentuk episode hidup.
Kawanmu pernah berkata, “Kau jangan mengambil jurusan yang aneh-aneh, itu menentukan masa depanmu,” katanya sewaktu menemanimu tes SNMPTN di Surabaya, beberapa tahun silam.
Kau tak bergeming dengan pesan itu. Kau, dengan sedikit tersenyum, justru mengambil jurusan yang asing dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Kau seperti sengaja mempermainkan bandul nasib dengan mengambil jurusan yang entah berantah.
Meski dengan cara yang amat memilukan dan menyedihkan dan menyakitkan, prediksi kawanmu benar. Kau gagal dan porak-poranda di Surabaya. Namun, Tuhan masih memudahkanmu mengais ceceran cita-cintamu itu di sepanjang Jalan Jojoran.
Kau memang sempat tercebur dalam kubang kesedihan dalam waktu cukup lama. Tapi, di saat yang sama, Tuhan membuka kemungkinan-kemungkinan lain. Ia mempertemukanmu pada banyak hal yang membuka narasi baru bagi kelangsungan hidupmu.
Andai kau tak mempersilakan masuk kemungkinan-kemungkinan itu, barangkali kau tak akan pernah menjumpai indahnya hidup. Tapi, Tuhan maha penyayang. Ia menyayangimu dengan membuka banyak kemungkinan-kemungkinan baru dalam hidupmu.
Seperti digambarkan filsuf Amerika, John D Caputo, manusia adalah open-endedness, selalu berada dalam banyak kemungkinan. Bergerak dari satu kemungkinan menuju kemungkinan lain, bahkan tidak menutup kemungkinan yang dianggap mustahil pun bisa menjadi kenyataan.
Sering kali apa yang kita cari tidak ditemukan dan yang tidak dicari malah menghampiri di luar prediksi. Yang diburu habis-habisan kian menjauhi, dan kala diam sediam-diamnya, apa yang kita kejar dengan sendirinya datang secara tak terduga.
Niccolo Machiavelli, ahli teori dan filsuf Italia, dalam buku klasik berjudul Il Principe atau The Prince atau Sang Penguasa, membahas tentang Virtu dan Fortuna sebagai penentu atau kontributor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan.
Dalam konsep Machiavellian, Fortuna diartikan sebagai sesuatu yang tak terduga dan tak berpola. Fortuna (dewi perempuan) tak bisa dikalkulasi secara strategis. Sehingga oleh Machiavelli, disejajarkan dengan banjir yang tak bisa diduga; bisa membawa penghidupan atau kehancuran.
Dengan kata lain, Fortuna dapat disebut sebagai sebuah kemungkinan (possibility). Bahwa di dalam Fortuna terdapat kebebasan, ketakterdugaan, dan ketakterkalkulasikan, itu sebuah kebenaran.
Sementara Virtu (laki-laki), dapat dipahami sebagai antitesis Fortuna. Virtu dimiliki individu sehingga dapat terkalkulasi dalam pola-pola, terprediksi dan dijalankan dengan strategi-strategi tertentu.
Serupa laki-laki, berhadapan dengan Fortuna, Virtu senantiasa memiliki “hasrat erotis” agar Fortuna terpikat padanya. Dengan kata lain, Virtu dapat diartikan sebagai sebuah kecerdikan, kepiawaian, juga rasionalitas dan kalkulasi strategis untuk mengantisipasi suatu kejadian.
Dalam hidup, sekadar menggunakan kecerdikan, rasionalitas dan kalkulasi strategis Virtu, hanya akan memicu rasa kecewa saat gagal mendera. Karena itu, tak ada salahnya kita mengikutsertakan ketakterdugaan dan ketakterkalkulasikan Fortuna sebagai proses Memeluk Kemungkinan.