Wacana untuk meleburkan Persibo Bojonegoro dengan salah satu klub Liga 2 Indonesia semakin nyaring terdengar. Isu ini jadi perbincangan hangat suporter Persibo Bojonegoro. Seperti apa rencana merger atau akuisisi klub Liga 2 dari manajamen Persibo ini?
Manajemen Persibo berencana untuk merger atau akuisisi klub Liga 2 Indonesia. Tujuannya sederhana. Supaya Persibo Bojonegoro bisa tampil di Liga 2 pada tahun 2020 mendatang.
3 kegagalan beruntun Persibo untuk promosi ke Liga 2 jadi alasan utama wacana merger atau akuisisi klub muncul. Manajemen merasa sudah saatnya Persibo naik kasta dengan cara alternatif.
Terkait berkembangnya isu merger CEO Persibo, Abdulloh Umar menegaskan, sejauh ini belum ada rapat maupun pembicaraan khusus terkait isu tersebut. Bahkan, dia mengakui jika belum ada follow-up maksimal terkait gagasan merger ataupun akuisisi.
“Belum kita follow-up secara maksimal, masih nunggu pertemuan,” kata Umar.
Sejauh ini, berkembangnya isu merger ataupun akuisisi hanya sebatas wacana. Belum ada tindak lanjut konkret. Karena itu, pihaknya bakal melakukan duduk bareng terlebih dahulu.
“Kita butuh duduk bareng dulu untuk melakukan persiapan perumusan,” imbuhnya.
Tanpa bertemu dan duduk bareng, angan-angan merger maupun akuisisi hanya akan menjadi wacana selamanya. Karena itu, Umar meminta semua pihak untuk tidak terlalu berspekulasi sebelum ada pertemuan bersama antara pemangku kebijakan, manajemen dan semua stakeholder.
“Soal Persibo merger atau akuisisi kita mau duduk bareng dulu dengan pemangku kebijakan dan stakeholder terkait.” tegas Umar.
Wacana merger pertama kali keluar dari mulut Humas Persibo Bojonegoro, Ibnu Muttaqin. Ia mengatakan jika sudah memikirkan secara matang mengenai rencana merger atau akuisisi klub Liga 2. Bahkan, Ibnu mengaku sudah berkomunikasi dengan beberapa klub Liga 2 tentang upaya merger atau akuisisi.
Namun sampai sekarang ini, Ibnu masih menunggu. Jika tak ada regulasi yang menghadang, manajemen siap bergerak cepat.
“Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa klub Liga 2. Tapi kita tetap menunggu PSSI untuk memastikan aturan mengenai akuisisi klub,” ujar Ibnu kepada Jurnaba.co
Masih menurut Ibnu, manajemen akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan tidak ada regulasi yang dilanggar dalam upaya merger ini. Sehingga, tak ada pelanggaran yang dilakukan karena semuanya sudah sesuai regulasi yang ada.
Karena itu, manajemen akan menunggu hingga Kongress PSSI berlangsung sebelum mengambil langkah konkret. Momentum Kongress PSSI akan dijadikan sebagai jembatan untuk menyukseskan rencana akuisisi ini.
Merger atau akuisisi klub di Liga Indonesia bukanlah hal baru. Dalam sejarahnya, sudah banyak terjadi merger atau akuisisi klub oleh Pemerintah Daerah maupun swasta.
Mantan juara Liga Indonesia, Sriwijaya FC adalah contoh nyatanya. Sebelum bermarkas di Palembang dan menggunakan nama Sriwijaya FC, klub tersebut bernama Persijatim. Karena Persijatim saat itu kesulitan dana, dan di sisi lain Pemerintah Sumatera Selatan ingin memiliki klub sepakbola di divisi teratas, maka terjadilah “transaksi” legendaris itu.
Dalam 5 tahun terakhir, semakin banyak terjadi peleburan atau merger klub di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Contohnya seperti PS Tira-Kabo. Klub tersebut merupakan gabungan dari dua klub, yakni PS Tira dan Persikabo Bogor.
Uniknya, PS Tira pun sebenarnya adalah hasil peleburan dari 2 klub. Yaitu PS TNI dan Persiram Raja Ampat. Jadi, bisa dibilang PS Tira-Kabo adalah gabungan dari 3 klub sekaligus. Luar biasa.
Wacana merger Persibo dengan klub Liga 2 Indonesia akan terus mengemuka. Setidaknya, suporter Persibo Bojonegoro harus menunggu hingga awal 2020 untuk mengetahui apakah wacana merger ini bisa terealisasi atau tidak.