Jika sedang berada di Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Nabsky jangan lupa mencicipi Es Dawet Ilad Badjul ya. Eits, jangan salah. Ilad Badjul yang dimaksud bukan lidah dari hewan buas yang hidup di rawa itu lho, Nabs. Tapi tanaman bernama latin Aloe Vera alias lidah buaya.
Desa Mojodeso, Nabsky, pernah mendapat penghargaan sebagai desa terbaik di Bojonegoro. Desa ini menjadi desa percontohan dalam hal pembangunan. Di salah satu sudut desa terdapat tempat kuliner yang menarik. Menu andalannya adalah Es Dawet Ilad Badjul atau es dawet lidah buaya.
Rumah makan Pojok Deso, nama warung kuliner penyedia menu Es Dawet Lidah Buaya itu. Rumah makan ini terletak di Desa Mojodeso RT 15/RW 01, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Lebih tepatnya, berada di area kampung wisata Tugu Payung. Rumah makan ini buka mulai pukul 8 pagi dan tutup pada pukul 10 malam.
Pada awalnya, Kepala Desa mengajak masyarakat setempat menggali potensi yang ada. Ketika itu masyarakat mencoba menyemai pohon kelengkeng. Tapi gagal karena mati. Kemudian Warsono, salah satu warga yang memiliki lahan, mencoba menyemai tanaman lidah buaya lagi.
Ternyata yang dilakukan Warsono membuahkan hasil lho, Nabs. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh dengan subur. Lahan untuk tanaman lidah buaya ini luasnya sekitar 250 meter persegi. Ketika berada di rumah makan Pojok Deso, kita bisa melihat hamparan lahan yang ditanami oleh Lidah Buaya.

“Ide awal menanam ludah buaya muncul ketika Pak Kades gencar membangun desa ini.” kata Warsono.
Dari situ, muncul ide Warsono untuk mengolah tanaman yang tergolong jenis kaktus tersebut. Istri Warsono mencoba mengolah lidah buaya menjadi dawet. Ternyata rasanya sangat enak ketika dijadikan minuman. Es dawet ini memiliki aroma lidah buaya yang sangat khas dan segar. Harga Es Dawet Lidah Buaya di rumah makan ini cukup murah, yaitu Rp 3 ribu per gelas.
Es Dawet Lidah Buaya cocok dinikmati saat siang hari yang panas. Bahannya hampir sama dengan es dawet lain. Pada umumnya, es dawet menggunakan campuran dawet, santan, gula merah dan es batu. Namun, dengan campuran daging lidah buaya rasanya manis dan sangat segar.
Setiap hari rata-rata pengunjung rumah makan ini sekitar 40-60 orang. Lebih dari setengah pengunjung itu memesan Es Dawet Lidah Buaya. Selain dari Bojonegoro sendiri, rumah makan ini juga sering dikunjungi orang dari luar kota seperti Tuban, Jombang, Lamongan dan Surabaya. Setiap hari, Warsono menghabiskan 1-2 kg daging lidah buaya. Namun, pada saat hari libur bisa mencapai 3 kg daging lidah buaya untuk campuran dawet.
“Kalau hari libur, banyak yang datang gitu, rombongan. Kalau ada acara di kota, sini juga ikut ramai pengunjung.” tukas Warsono.
Selain melayani menu di Rumah Makan Pojok Deso, Warsono juga melayani pemesanan. Untuk pemesanan ini, es dawet lidah buaya disediakan dalam gelas kemasan dan dijual dengan harga Rp 5 ribu / pcs. Menurut Warsono, biasanya orang memesan es dawet kemasan untuk acara rapat, pertemuan, perkumpulan atau lain sebagainya.
“Yang paling sering dipesan untuk kegiatan atau acara kantor gitu.” ujar Warsono.
Rumah makan yang berdiri sejak 2016 ini, tidak hanya menyediakan minuman seperti es dawet lidah buaya saja. Ada juga teh kelor yang juga menjadi menu andalan. Lidah buaya dan daun kelor diambil dari kebuh samping Rumah makan. Jadi, 2 menu andalan tersebut dapat disajikan dengan segar karena langsung diambil dari kebun sendiri.
Selain 2 minuman andalan tersebut, rumah makan ini juga menyediakan menu olahan seperti ikan gurami, ayam, bebek, belut dan sayuran lainnya. Harga-harga makanan di rumah makan ini juga cukup ramah bagi dompet. Mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu saja. Selain nasi putih, rumah makan ini juga menyediakan nasi jagung.
“Sampai sekarang pun olahan lidah buaya masih dikembangkan oleh istri saya seperti oseng-oseng lidah buaya. Kalau memang enak, pasti akan dipasarkan di menu.” imbuh Warsono.
Selain menu menyegarkan, rumah makan ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Terdapat lahan parkir untuk mobil, toilet, tempat ibadah dan tempat cuci tangan. Ada juga tempat duduk berupa gazebo yang cukup untuk 5-8 orang. Warung ini berada di sekitar area persawahan. Udaranya pun sejuk dan suasana alam yang begitu menyegarkan.
Jadi, tunggu apa lagi Nabs? Silahkan mampir ke Rumah Makan Pojok Deso dan mencoba menu olahan dari lidah buayanya. Tak perlu takut karena lidah buaya ini aman dikonsumi. Nggak seperti lidah buaya rawa. Apalagi buaya darat. Xixixi~