Kemajuan teknologi mampu membawa kultur baru. Game online termasuk di dalamnya. Kecanduan game termasuk jenis penyakit modern. Namun ada cara untuk bisa sembuh dari kencaduan game online lho, Nabs.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kecanduan game adalah jenis penyakit modern. Pernyataan tersebut disampaikan pada Sabtu (25/5/2019). Tepatnya pada saat Pertemuan Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa.
Belakangan ini, permainan berbasis daring memang menjadi tren. Termasuk bagi masyarakat Indonesia. Trend ini tidak hanya dijumpai di warung internet (warnet). Warung kopi dengan fasilitas wifi pun menjadi wahana pertandingan. Ini membuat warung kopi menjadi ramai dan juga bising.
Potensi kecanduan game online benar adanya. Para ahli di seluruh dunia menyatakan bahwa pola perilaku pemainnya dapat berubah. Misalnya mengedepankan game dibanding tanggung jawab lain. Termasuk sekolah, bekerja dan pemenuhan janji sosial.
“Bermain game sampai menyebabkan distress dan disfungsi, barulah akan kita masukkan ke kategori gangguan mental,” kata praktisi kesehatan jiwa dari Department Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Kristiana Siste, SpKJ.
Namun, tidak selamanya game online membuat pemainnya kecanduan. Seorang warga Bojonegoro, Hendra Mulya Wibawa berhasil lepas dari jerat game online. Hal tersebut dia ceritakan kepada tim Jurnaba.co
Saat sekolah dan kuliah, setiap hari Hendra bermain game online menggunakan Personal Computer atau PC. Bahkan, saat hari libur dia gunakan untuk bermain game seharian penuh.
“Bahkan kalau uang saku habis, saya tetap pergi ke warnet cuma nonton orang main. Nggak bisa kalau nggak ke warnet,” kata pria yang berprofesi di bidang teknologi informatika tersebut.
Saat ini, Hendra sudah bekerja dan berumah tangga. Aktivitas bermain game masih dia lakukan. Hanya saja, tidak setiap hari. Disela-sela waktu luang masih dia gunakan untuk bermain.
“Kalau sekarang sudah jauh berkurang karena banyak kesibukan lain. Main cukup di rumah kalau pas libur saja atau nggak ngapa-ngapain,” kata pria yang saat ini tinggal di Surabaya tersebut.
Hendra mengaku bahwa bermain game memang sangat menyenangkan. Namun, seharusnya itu menjadi hiburan untuk mengisi waktu luang. Bukan sesuatu yang harus dilakukan terus menerus.
Hendra yang sempat kecanduan kini bisa mengatur waktu dengan baik. Jadi, dia bisa membagi waktu kapan harus bermain game dan kapan harus menunaikan kewajiban yang lain.
“Yang terpenting adalah tahu waktu dan jangan sampai mengesampingkan hal seharusnya dilakukan,” kata Hendra.
Kebiasaan Hendra dalam bermain game berkurang drastis saat sudah menikah. Pasalnya, banyak hal penting yang harus dilakukan. Selain itu, ada seseorang yang terus mengingatkannya.
“Pekerjaan beres, lanjut tanya ke istri mau jalan-jalan kemana atau ngapain. Kalau sudah semua baru main game,” pungkas Hendra dalam satu topi obrolan seputar kebiasaan main game.
Kebiasaan bermain game memiliki berbagai dampak. Baik positif maupun negatif. Kabar baiknya, saat ini terbuka lebar peluang menjadi atlet E-Sport. Selain mendapat hiburan, bermain game juga mampu memberikan pendapatan dan prestasi.
Dalam kegembiraan bermain game, tetap diperlukan adanya kontrol diri. Jika berdampak pada perubahan emosi yang tidak baik, segera dikurangi. Carilah aktivitas lain yang lebih santai. Bisa dengan membaca buku atau bersosial. Bertatap muka dengan teman dan berbicara berbagai topik. Setidaknya mengisitirahatkan sejenak mata dan pikiran dari layar game.