Hari Perawat Nasional ditetapkan 17 Maret. Adanya hari Perawat Nasional ini karena terbentuknya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). PPNI terbentuk pada 17 maret 1974.
Dengan adanya PPNI, profesi perawat jadi memiliki wadah untuk bernaung secara nasional. Adanya PPNI, kau tahu, untuk mengevaluasi kinerja, peran serta, dan fungsi perawat dalam membantu membangun masyarakat nan sehat.
Nabsky yang baik, sebagai organisasi, PPNI bertujuan mengatur, mengembangkan dan meningkatkan praktek profesi perawat. Praktek profesi perawat yang aman, kompeten, berkualitas dan profesional bagi masyarakat Indonesia.
Itu sekaligus mempertajam peran perawat untuk hadir memberi pelayanan kesehatan secara optimal. Serta, perawat lebih berani mengembangkan praktek yang berkualitas dan juga profesional.
Kembali ke 17 Maret. Kamu tahu nggak Nabs, kalau 17 Maret dinobatkan sebagai Hari Perawat Nasional. Masih banyak yang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Hee.
Lalu, bagi kamu yang belum tahu adanya Hari Perawat Nasional, disebabkan kurang informasi atau tidak punya paketan? Hee lagi.
Memang sih, tidak mudah mensosialisasikan Hari Perawat Nasional. Sebab, lingkupnya besar dan skala Nasional. Mungkin saja, dari pusat sudah ada sosialisasi. Namun, bagaimana dengan PPNI di setiap daerah?
Hari Perawat Nasional di Bojonegoro
Terkait Hari Perawat Nasional, Bojonegoro memang selalu sepi. Setidaknya, belum pernah ada kegiatan perayaan berbasis ramai-ramai. Tapi bagus sih. Biar substansial. Asal, tetap dipahami sebagai momen evaluasi.
Di Bojonegoro, banyak kok perawat Bojonegoro yang tahu Hari Perawat Nasional. Mereka paham akan adanya Hari Perawat Nasional. Satu di antara perawat yang ditemui tim Jurnaba.co adalah Teguh Putiroy.
Sebagai perawat, Putiroy menyadari jika momen Hari Perawat Nasional itu untuk evaluasi kerja dan meningkatkan profesionalitas. Meski, proses evaluasi dan peningkatan profesionalitas itu tidak harus dirayakan secara masif.
“Tentu ini momen mengevaluasi kinerja sekaligus meningkatkan profesionalitas,” ucap Putiroy.
Putiroy menceritakan, seingatnya, di Bojonegoro, peringatan Hari Perawat Nasional terakhir digelar berbasis perayaan pada 2016 silam. Hari Perawat Nasional, kata Putiroy, juga jadi momen menuangkan harapan.
“Harapannya kesejahteraan perawat lebih diperhatikan lagi, bukan guru saja perawat juga banyak yang masih honorer,” kata Putiroy.
Nabs, keberadaan PPNI dan diperingatinya Hari Perawat Nasional, diharap tak hanya melahirkan perawat secara kuantitas saja, namun juga perawat yang berkualitas dan kompeten di bidangnya. Tentu, dengan dibarengi kesejahteraannya.
Sebab nih, Nabs, kalau perawat sakit, siapa yang akan merawat para jomblo? Eh