Hingga musim 2002/2003, Leeds masih bisa bertengger di peringkat 5 besar. Sayangnya, petaka terjadi di musim 2003/2004. Leeds terkena krisis finansial. Krisis tersebut membuat manajemen Leeds harus menjual para pemain utamanya.
Apa yang ada di benakmu ketika mendengar nama Leeds United? Jika kamu menjawabnya dengan nama Mark Viduka, Alan Smith, Harry Kewell, atau bahkan Eric Cantona, berarti kamu setidaknya sudah kepala tiga. Xixixi~
Premier League musim 2020/2021 akan terasa istimewa bagi para puritan Liga Inggris. Pasalnya, salah satu tim legendaris Inggris, Leeds United akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepakbola Britania Raya.
Bagi para penggemar Premier League jadul, nama Leeds United tentu tak asing. Ia adalah tim besar era 90-an yang puya deretan pemain bintang dan sering memberikan kejutan. Tim legendaris ini akhirnya kembali menapakkan kakinya di divisi teratas.
Butuh waktu 16 tahun bagi Leeds untuk bisa berada di kasta tertinggi lagi. Waktu yang tentunya sangat lama. Leeds promosi dengan gagah karena berstatus sebagai juara Divisi Championship alias kasta kedua sepakbola Inggris.
Keberhasilan Leeds pada 2020 tak bisa dilepaskan dari sosok Marcelo Bielsa. Pelatih nyentrik asal Argentina ini berhasil membawa perubahan besar di Leeds United. Kini, Leeds dan Bielsa siap menatap musim baru Premier League dengan kepala tegak.
Baca juga: 5 Rekor Premier League yang Sulit Dipecahkan
Leeds United adalah salah satu klub yang tampil di edisi pertama Premier League pada musm 1992/1993. Di edisi pertama Premier League tersebut, Leeds United hanya mampu bertengger di posisi ke-17 klasemen akhir. Hanya satu strip di atas zona merah degradasi.
Pelan tapi pasti, Leeds menjelma jadi kekuatan baru di Liga Inggris. Mereka rajin berada di papan atas klasemen Premier League. Tercatat, Leeds pernah menempati posisi 5 besar klasemen sebanyak empat kali. Prestasi yang membuat Leeds United jadi makin besar.
Puncak kejayaan Leeds United ada pada era akhir 90-an hingga awal 2000-an. Pada musim 1998/1999, Leeds sukses berada di posisi keempat klasemen. Posisi keempat adalah prestasi tertinggi sepanjang sejarah Leeds United saat itu di Premier League.
Di musim tersebut, Leeds memang diperkuat oleh pemain-pemain berkualitas. Sebut saja Jimmy Floyd Hasselbaink, Harry Kewell, Ian Harte, Lee Bowyer, dan pemain muda, Alan Smith.
Semusim sesudahnya, Leeds United makin mempertajam rekornya. Klub berjuluk The Peacocks itu mengakhiri musim 1999/2000 di peringkat ketiga. Inilah prestasi terbaik sepanjang sejarah Premier League.
Karena sukses menempati peringkat ke-3, Leeds pun berhak tampil di ajang Liga Champions Eropa. Nama Leeds pun makin berkibar di kancah persepakbolaan Inggris dan Eropa.
Hingga musim 2002/2003, Leeds masih bisa bertengger di peringkat 5 besar. Sayangnya, petaka terjadi di musim 2003/2004. Leeds terkena krisis finansial. Krisis tersebut membuat manajemen Leeds harus menjual para pemain utamanya.
Karena tak lagi diperkuat para pemain terbaiknya, Leeds pun keteteran. Mereka akhirnya terdegradasi ke Divisi Championship.
Baca juga: Jejak Pemain Inggris di Liga Indonesia
Meski tampil di divisi 2 Liga Inggris, Leeds tetap tak bisa bangkit. Mereka hanya bisa berada di papan bawah klasemen. Hingga pada musim 2006/2007, Leeds harus terjun lagi ke League One alias divisi ketiga Liga Inggris.
Leeds berada di League One selama 3 musim sebelumnya akhirnya kembali pada musim 2010/2011. Butuh waktu 10 tahun bagi Leeds untuk bisa memenangi Divisi Championship dan kembali ke Premeir League.
Bagi para penggemar setia Premier League, kembalinya Leeds ini memunculkan nostalgia lama. Ingatan tentang kejayaan era 90-an pun muncul seketika. Mereka pasti menantikan kejutan lain dari Leeds United di era modern Premier League.
Kini, salah satu tim tradisional nan legendaris Premier League siap bertarung lagi dengan musuh-musuh lamanya. Mampukah Leeds menunjukkan tajinya seperti tahun 90-an dan awal 2000-an? Kita tunggu aksi Leeds United di bawah asuhan Marcelo Bielsa.