Kami percaya, setiap penamaan lokasi dan jalan menyimpan cerita dan alasan. Melalui edisi Di Balik Nama Jalan, kami mengupas misteri jalan terpendek di Kota Bojonegoro: Jalan DI. Pandjaitan.
Pripun kabare, Nabs? Semoga senantiasa sehat di manapun engkau berada. Saya tebak, Nabsky masih berada di bawah langit yang sama dan di planet yang sama. Namun berbeda tempat berpijak dan aktivitas yang sedang dilakukan.
Ada yang sedang mengendarai motor, menghabiskan malam minggu bersama orang-orang tercinta, berdiam diri di kamar sambil shalawatan, makan serabi di pinggir jalan, ngopi di rumah, mengukir keabadian dengan menuliskan kenangan, dan sebagainya.
Berbicara tentang Kota Bojonegoro, tidak ada habisnya. Banyak yang masih bisa digali lebih dalam tentang hal-hal yang biasanya luput dari perhatian. Salah satu di antaranya tentang nama jalan. Saya ingin bertanya kepadamu.
Apa nama jalan tempat Stadion Letjen H. Soedirman berdiri? Dimana lokasi Pendopo Malowopati? Apa nama jalan Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Desa Campurejo? Di jalan apa Kantor Pos Bojonegoro? Kira-kira, apa nama jalan terpanjang di Kota Bojonegoro? Dan Apa nama jalan terpendek di Kota Bojonegoro?
Enam pertanyaan tadi sila dijawab. Nanti kalau bisa jawab dengan benar, akan mendapat uang Rp 5 ribu dari pembaca yang lain, wqwqwq. Beruntung kalau kamu baca berdua, langsung saja minta uang kepada orang di sampingmu. Yang baca sendiri alias jom…,eh. Tenang, sila minta uang Rp 5 ribu pada dompetmu sendiri dengan mengodosnya secara paksa, wqwqwq kuadrat.
Baik, Nabs. Lima pertanyaan tadi sila dijawab dan dideskripsikan sendiri. Anggap saja, lima pitakon itu sebagai hadiah untukmu. Dan yang satu, yakni pertanyaan terkahir, mari kita ulas setajam pisau simbok kanggo ngoceki brambang.
Ngomong-ngomong tentang jalan terpendek di Kecamatan Bojonegoro (kota), bahkan bisa jadi terpendek di Kabupaten Bojonegoro. Sebelum menasbihkan Jalan D.I. Panjaitan sebagai jalan terpendek, saya melakukan beberapa cara, mengingat saya belum jatuh cinta pada Matematika maka dari itu tidak melakukan pengukuran. Mungkin pihak yang berwenang telah mengukurnya juga.
Caranya langsung menuju ke Jalan D.I. Panjaitan. Mungkin pengguna jalan ada yang sadar dan tidak tentang kisah di balik sebuah jalan. Hal itu dipengaruhi oleh hal-hal yang metafisika.
Mengapa metafisika? Karena tidak terlihat, dan untuk merasakan getar agar mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak terlihat, bukan pergi ke dukun caranya. Wqwqwq. Melainkan cari literatur tentang sejarah kota.
Penamaan jalan juga ada unsur politisnya. Mengingat, unsur politis merupakan isu yang seksi dan kebetulan sedang hangat. Dan nama jalan adalah propaganda paling asyik. Tapi karena mebdekati September, saya tak akan melempar drum bensin ke api yang sedang hangat, takutnya mbledug nanti.
Beberapa kali nabsky mungkin pernah melintasi Jalan D.I. Panjaitan yang pendek itu. Namun pernahkan terbesit dalam fikiran bahwa itu jalan terpendek di Kecamatan Bojonegoro? Salah satu land mark di jalan tersebut adalah Kantor Cabang (KC) BRI Bojonegoro. Sekarang buka gawaimu. Kemudian klik google maps, dan ketik Jalan D.I. Panjaitan. Bagaimana hasilnya?
Pasti akan melihat mobil yang diam dalam posisi jumping, wqwqwq. Yups, dari masa ke masa bisa dijadikan tanda dimana mobil itu milik bank untuk hadiah nasabah. Kemudian pakai mode peta dua dimensi di google map.
Jalan-jalan yang panjang seperti Jalan Ahmad Yani dan Jalan Bojonegoro-Cepu namanya akan muncul. Namun untuk jalan yang pendek seperti Jalan D.I. Panjaitan dan gang, diperlukan zoom lebih dekat, kemudian di map tersebut akan nampak nama jalan dan beberapa objek seperti toko.
Dalam membangun sebuah objek seperti pom bensin, kantor, rumah sakit, dan lain-lain; dalam ilmu geografi ada yang namanya teori titik henti untuk menentukan lokasi yang kiranya ideal. Biasanya soal tentang penerapan teori titik henti muncul di bagian akhir Ujian Nasional (UN) geografi, hahaha (mode ketawa syar’i).
Dari uraian di atas, ada beberapa poin yang agak penting yaitu sekilas penamaan jalan, dua proses menentukan Jalan D.I. Panjaitan sebagai jalan terpendek di Kecamatan Bojonegoro yaitu cara langsung dengan menuju lokasi dan tidak langsung lewat aplikasi google maps, tentang land mark, dan juga teori titik henti.
Oks, sebelum menuju Jalan D.I. Panjaitan, apabila melawati Jalan AKBPM Soeroko, land marknya SMAN 4 Bojonegoro. Jalan Dewi Sartika land marknya Warung Gaul Mustang. Lewat Jalan Kartini ada beberapa land mark seperti SMPN 7 Bojonegoro, Toko Kuning, Pengadilan Negeri Bojonegoro, Kantor Pegadaian —- yang mana bangunannya merupakan cagar budaya, Terang Jaya Bangunan (Bravo Lama), dan lain-lain.
Nama jalan tersebut merupakan nama-nama orang yang berjasa bagi Indonesia. Seperti D.I. Pandjaitan, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) M. Soeroko, tokoh pergerakan perempuan yakni Dewi Sartika, dan penulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang yaitu Raden Ajeng Kartini.
Apa yang kamu rasakan ketika melewati sekitar Jalan D.I. Panjaitan? Sepi? Rindang? Nyaman? Atau B aja? Hmm…mungkin setelah membaca tulisan ini akan membantumu merasakan rasa dari benda mati seperti bangunan, jalan, dan sebagainya.
Setiap tempat, gedung, dan apapun itu memiliki masa lalu. Dengan mengetahui masa lalu, tidak akan membuatmu susah move on melainkan akan membuatmu merasakan gedung yang bisa berbicara dengan sendirinya, tanah di sekitar jalan raya yang menangis, dan sebagainya.
Sebelum melewati Jalan D.I. Panjaitan, apabila nabsky melalui jalan yang sepi di malam hari yaitu Jalan Rajawali ada beberapa toko, bangunan, dan objek lain. Di Jalan Rajawali ada toko jamu legendaris di Bojonegoro milik Pak Yat.
Selain itu, di Jalan Rajawali ada yang namanya Gang Rawi. Siapakah Rawi itu? Namanya juga diabadikan untuk lapangan Brimob Bojonegoro. Beliau merupakan orang yang berjasa di Bojonegoro, wabilkhusus bagi kepolisian.
Sebelum menuju Jalan D.I. Panjaitan via Jalan Kartini dan Jalan Rajawali, perlu diketahui bahwa Jalan Rajawali merupakan daerah Pecinan. Selain itu Jalan Jaksa Agung Suprapto juga.
Dimana keluarga salah satu tokoh Tionghoa asal Bojonegoro yang berpengaruh bagi dunia dan Indonesia, yaitu Tio Oen Bik pernah tinggal di sebuah rumah yang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Di jalan tersebut, akan menemui beberapa rumah lama bergaya kolonial dan Cina. Berdasar peta yang dikeluarkan di era kolonialisme, daerah pecinan di Bojonegoro salah satu di antaranya, Karang Pacar.
Apabila sampai di Jalan D.I. Panjaitan, bisa dibilang rindang karena terdapat beberapa pohon besar. Dulu di Jalan D.I. Panjaitan kalau malam bisa dibilang sepi jika dibanding dengan beberapa jalan di Kecamatan Bojonegoro. Sekarang bisa dibilang ramai, karena terdapat beberapa stand yang menjual aneka makanan, ada juga kantor, dan warung kopi.
Pandjaitan merupakan pahlawan Indonesia. Seyogianya getar nasionalisme terasa ketika melalui jalan tersebut. Singkatan D.I. kepanjangannya adalah Donald Issac. Nama jalan tersebut meruapakan nama salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia yaitu Donald Issac Pandjaitan.
Di mana gelar Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan kepada perwira militer yang gugur dalam peristiwa dimana Bung Karno menyebutnya sebagai Gerakan Satu Oktober (Gestok) dan Pak Harto menyebutnya Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu) itu.
Dalam buku pelajaran di sekolah-sekolah, nama peristiwa tersebut adalah G-30-S/PKI. Peristiwa yang sebenarnya masih menyimpan tanda tanya besar, siapa sesunguhnya dalang (otak) di baliknya? Namun jangan lupa kirim do’a bagi pahlawan yang telah gugur mendahului kita.
Mayor Jendral TNI Anumerta Donald Isaac Pandjaitan merupakan pahlawan yang lahir di sebuah derah yang berada di Sumatera Utara yakni Balige pada tanggal 9 Juni 1925. Jalan yang berada di wilayah Kelurahan Kadipaten tersebut memiliki Kode Pos 62111. Nomor kode pos sendiri juga memiliki arti. Untuk mengetahui kode pos; selain lewat internet, di papan nama jalan juga telah diberikan keterangan.
Tapi sayangnya, nama DI. Pandjaitan tak banyak yang mengenal. Alih-alih tahu kiprahnya, pelintas jalan sudah jarang yang tahu bahwa DI. Pandjaitan adalah seorang tentara. Begitulah, pesan kepahlawanan itu tampaknya belum banyak yang memahaminya.
Baik nabs, itulah beberapa kisah di balik Jalan D.I. Panjaitan yang merupakan jalan terpendek di Kota Bojonegoro dan sekitarnya. Bagaimana perasaanmu ketika menghitamkan aspal jalanan di Bojonegoro?
Karena setiap daerah dan jalan menyimpan kisah, kenangan, dan sebagainya. Di balik nama jalan, terdapat kisah yang berpotensi untuk dikabarkan dengan degup kebahagiaan.
Alangkah baiknya, mulai sekarang kamu mengabadikan pengalamanmu ketika menghitamkan aspal jalanan di Bojonegoro dan mencoba untuk mengetahui kisah di balik nama jalan wabilkhusus di Bojonegoro.
Siapa tahu kalau ada yang bertanya dan kita memberikan jawaban bisa jadi amal kebaikan kan? Hehe. Semoga hal-hal yang kurang baik cepatlah berlalu, secepat melintasi Jalan D.I. Panjaitan yang pendek itu. Dan semoga hal-hal yang baik bertahan lama, selama melipat jarak di Jalan Raya Bojonegoro-Cepu.