Momen tarawih selalu punya kesan lucu dan berharga. Dari soal kondisi perut hingga sandal.
Berbeda dengan salat wajib lainnya, tarawih membutuhkan waktu yang lebih lama. Apalagi setelahnya disusul dengan agenda tadarus Qur’an.
Meski tidak selama seperti saat berlibur, ada beberapa hal perlu diperhatikan sebelum meninggalkan rumah untuk salat tarawih, Nabs.
Berikut ini beberapa hal yang harus kita perhatikan sebelum berangkat tarawih.
Kondisi Perut
Setelah seharian menahan lapar dan haus, dan tentu saja amarah, kita diwajibkan sesegera mungkin berbuka setelah mendengar adzan magrib. Aneka makanan dan minuman langsung mengisi perut kita. Tapi, Nabs, jangan lupa untuk berhenti sebelum kenyang. Ingat bahwa setelah ini, kamu akan menghadapi tarawih.
Daya tahan kita masih akan diuji. Kekenyangan justru bisa menyebabkan tubuh menjadi lebih malas melakukan aktivitas. Kita akan lebih mudah mengantuk. Belum lagi efek mulas yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi banyak makanan. Ingat, Nabs, 23 raka’at. Jangan sampai di tengah tarawih, perut membunyinan alarm alaminya ya. Hihi
Keamanan Rumah
Sebelum benar-benar berangkat ke Musala, pastikan rumah dalam keadaan aman. Meski lamanya tarawih tidak seperti lama berjuang mendekati si dia, tetap pastikan rumahmu dalam keadaan aman. Periksa kompor dan pastikan dalam keadaan mati.
Periksa juga alat elektronik lain tidak sedang dalam mode hidup. Biar di tengah khusyuknya salat tarawih, kamu tidak mendengar bunyi yang lebih mengejutkan dari ledakan petasan. Dan pastikan pula pintu rumah dalam keadaan terkunci rapat.
Mengamankan Sandal
Seperti halnya saat melakukan salat jum’at, perjuangan untuk menunaikan salat tarawih juga terkadang membutuhkan pengorbanan yang cukup menyesakkan. Salah satu yang cukup menyesakkan adalah ketika kita pulang dan mendapati sandal yang dikenakan ketika berangkat sudah raib.
Untuk mengantisipasi kehilangan yang cukup menyesakkan itu, kita bisa mulai dengan menandai sandal. Dengan begitu, kita tetap bisa menemukan sandal kita. Penanda sandal juga akan mencegah terjadinya tragedi sandal yang tertukar, yang tiba-tiba ukurannya menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Membawa Buku Ramadhan
Meski ibadah merupakan urusan personal manusia dengan Tuhannya, tapi nilai adalah urusan lain guru dengan murid. Sebelum menjalani pondok ramadhan, kita diberikan buku yang berisi presensi salat tarawih lengkap beserta ringkasan khutbahnya. Tentu saja nilai mata pelajaran agama kita bergantung dari seberapa rajin kita mengisi buku tersebut.
Untuk itu, ingat selalu untuk membawa buku pondok ramadhan dan mencatat ringkasan dari khutbah yang diberikan. Jika toh kamu akan mencontek saja milik temanmu, tetap pastikan bahwa tema khutbah musala atau masjid tersebut benar-benar sesuai.
Itu tadi ihwal yang penting-tidak penting untuk diperhatikan sebelum berangkat tarawih. Persiapkan hal-hal tersebut agar ibadah tarawih kita bisa berjalan dengan lebih khusyuk dan khidmat.