Radlix Juliant adalah seorang disk jokey yang kerap perform di berbagai event EDM. Bahkan, namanya pernah tercatat dalam kompetisi 100 DJ terbaik Indonesia.
Dia merupakan DJ asal Kota Semarang. Namun, tahukah kalian bahwa dia sempat tinggal di Bojonegoro dan besar di skena musik Underground kota Ledre?
Sejak kecil, Radlix sudah hidup di dunia musik. Dia mengenal musik sejak kelas 5 SD. Ketika itu, dia kerap ngamen dari rumah ke rumah. Namun, dia baru benar-benar bermusik ketika menginjak SMP.
Setelah lulus SMP, dia memutuskan hijrah ke Bojonegoro. Itu karena urusan keluarga. DJ kelahiran Surabaya pada 1994 ini bersekolah di salah satu SMK di Bojonegoro. Kala itu, dia tinggal bersama kerabatnya.
“Ada lah urusan keluarga gitu, nggak mungkin kalau saya melanjutkan sekolah di Semarang,” kata Radlix.
Semenjak pindah ke Bojonegoro, Radlix bergaul di lingkaran skena underground Kota Ledre. Pada 2009, dia pun bergabung dengan band asal Kota Semarang.
Yakni Disfigure Deputation yang mengusung genre Brutal Death Metal. Dia pun harus bolak-balik Bojonegoro-Semarang terkait hobinya bermusik.
“Sejak awal saya sudah tertarik dengan musik metal. Di Bojonegoro saya bertemu dengan teman-teman di skena ini,” ujar Radlix
Setelah lulus SMK, Radlix kembali pulang ke kampung halamannya. Kiprah bermusik bersama bandnya pun semakin melonjak. Sekitar 2011, Disfigure Deputation melakukan tour se-Jawa bersama Revenge The Fate, band asal ibu kota. Dia juga beberapa kali terlibat dalam event musik underground skala nasional.
Pada 2013, Disfigure Deputation vakum karena kesibukan pribadi para personilnya. Radlix kembali melanjutkan karyanya bersama Ready Steady Go. Band ini membawa musik Rock Alternative. Usia band ini lebih singkat dibanding sebelumnya.
Setelah itu, muncul keresahan Radlix. Karya bermusiknya terdistraksi setiap ada personil band yang berhenti. Keinginannya adalah terus berkarya di dunia musik. Akhirnya, dia memutuskan untuk belajar menjadi seorang disk jokey.
“Motivasinya adalah karena merasa stak. Ingin berkarya yang dilakukan sendirian. Kalau band kan harus ada temannya,” tukas pria yang mengaku jarang tidur ini.
Menekuni Musik EDM dan Jadi Disk Jokey
Radlix kemudian beralih menekuni electronic dance music. Genre yang sangat berbanding terbalik dengan musik yang dipelajarinya dulu. Sebuah perbedaan yang mencolok dari musik metal ke musik yang lebih hingar bingar.
Alasan Radlix terjun ke ranah musik electronic dance music (EDM) karena saat itu sedang ramai di permukaan. Sekitar tahun 2016. Menurutnya, fenomena lagu Animal milik Martin Garix sangat luar biasa. Lagu tersebut sempat menjadi trending dan diputar hampir di setiap tempat.
Niat menjadi DJ pun Radlix tanggapi dengan serius. Dia memutuskan belajar dengan cara kursus pada ahlinya. Dia punya seorang kenalan DJ yang sudah sering tampil di berbagai acara. Di situlah dia mulai belajar. Dia melakukannya sekitar 6 bulan.
“Bisa dibilang les atau kursus, tapi tidak formal ya. Lebih kepada belajar secara personal sih,” kata pemuda yang juga pegawai di perusahaan keuangan ini.
Pada awal 2017, Radlix masuk ke dunia DJ profesional. Beberapa event besar musik EDM pernah dia ikuti. Misalnya, Hin Dance Music Festival (HDMF) di Jakarta. Pada 2018 lalu Radlix juga sempat masuk ke daftar 100 DJ terbaik Indonesia.
Saat ini, Radlix tidak hanya sibuk sebagai DJ. Dia mulai merintis Sunday Sick Entertainment sebagai manajemen yang dia handle. Saat ini, dia sudah menangani enam talent di managementnya. Di antaranya terdapat dua DJ ternama dari ibu kota.
Radlix berharap kelak dia tidak hanya perform sebagai DJ, tapi juga berada di balik layar. Dia ingin berada di balik layar untuk menangani sebuah event dan membuat label record sendiri. Sebab, dia ingin terus mengambangkan karyanya.
“Jangan biarkan mimpimu terhalang oleh tidurmu,” pungkas Radlix Juliant.
Radllik mampu membuktikan bahwa passion di bidang tertentu bisa jadi mata pencaharian utama. Dengan ketekunan tinggi dan semangat tak kenal lelah, mimpi bisa diraih.