Seniman Bojonegoro menggelar pameran lukisan bertajuk Mbanyumili. Pameran lukisan tersebut dihelat selama dua hari pada Sabtu dan Minggu, 6 dan 7 April 2019 di area Warung Ayam Geprek Sako, kawasan perempatan Sawunggaling, Kota Bojonegoro. Sebanyak 60 lukisan dari berbagai seniman Bojonegoro dipamerkan dalam pergelaran ini.
Sore itu, nampak lukisan berjejer-jejer di sebuah rumah makan. Diiringi hujan deras, melihat lukisan-lukisan cimaik karya seniman Bojonegoro itu rasanya semakin syahdu. Jurnaba.co sengaja datang ke lokasi ini untuk melihat pameran lukisan di rumah makan tersebut.
Lokasi tepatnya berada di halaman Perum Perhutani KPH Parengan, Jalan Sawunggaling. Memasuki area parkir, terdapat tulisan SANGRUPA di pintu masuk. Menunjukkan nama komunitas Perupa Bojonegoro yang menggelar pameran ini.
Pameran lukisan bertema “Mbanyumili”, istilah dalam bahasa Jawa yang berarti air mengalir. Menurut ketua penyelenggara, Ekopeye Fiberman, tema tersebut bermakna bahwa berkarya semeperti air mengalir. Biarlah berjalan begitu saja.
“Tema ini bermaksud pergerakan seniman rupa Bojonegoro mengalir saja dulu seperti air,” kata Ekopeye, ketua penyelenggara pameran.
Pameran Lukisan Mbanyumili diikuti oleh 30 seniman seni rupa Bojonegoro dari berbagai kalangan. Dari 60 karya lukisan yang dipamerkan, ada juga karya tokoh seniman Bojonegoro yang cukup terkenal, seperti Wahyu Subagyono dan Handoko.
Ekopeye menjelaskan, tujuan pameran adalah untuk silaturahmi dan ajang latihan para seniman lokal. Melalui acara tersebut, para seniman mendapat wadah untuk menampilkan hasil karya secara mandiri. Harapannya, masyarakat Bojonegoro dapat melihat dan menikmati hasil karya dari seniman di daerahnya sendiri.
Selain itu, Ekopeye merasa sudah cukup lama komunitasnya tidak menggelar ajang pameran karya seni rupa di Bojonegoro. Padahal, adanya wadah sangat diperlukan oleh para seniman. Melalui pameran karya seni, masyarakat bisa mengapresiasi karya mereka bersama-sama secara langsung.
Menurutnya, pameran juga dibutuhkan untuk menemukan bibit-bibit baru seniman muda. Melalui pameran, akan banyak sekali transaksi informasi, ide, dan ilmu bagi seniman muda dan masyarakat umum. Ajang pameran, lanjut dia, akan merangsang seniman lokal untuk terus berkarya dan tidak berhenti di tengah perjalanan seninya.
“Seniman rupa harus terus berjalan dengan penuh semangat berkarya,” imbuh pegiat seni sekaligus pelukis tersebut.
Bojonegoro sudah cukup banyak melahirkan seniman di berbagai segmen kesenian. Baik seni rupa, musik, sastra dan yang lainnya. Namun, seni rupa adalah hal yang butuh perhatian khusus. Antara lain membutuhkan adanya wadah seperti pameran.
Seorang pengunjung, Muhammad Thohir menilai kegiatan ini sangat baik untuk didukung. Bagi dia, apresiasi terhadap karya seni diperlukan untuk mendorong pertumbuhan seni itu sendiri.
“Apresiasi tidak harus selalu dengan penghargaan atau transaksi jual beli, dikunjungi dan dilihat saja mereka sudah senang,” ungkapnya usai melihat beberapa karya yang dinilainya cukup prestisius.
Kondisi alam Bojonegoro memiliki potensi sebagai inspirasi. Banyak sekali ide yang bisa digali dari Bojonegoro. Misalnya destinasi. Pariwisata Bojonegoro sendiri sedang gencar-gencarnya digalakkan. Peluang seperti ini bisa dimanfaatkan oleh seniman muda. Berkarya tidak hanya dengan pelajar dan mencari ide yang detail. Cukup mengamati lingkungan sekitar, kemudian praktik secara langsung.
Pameran seni rupa Mbanyumili ini pastinya sangat layak untuk diapresiasi. Hadirnya pagelaran seperti ini membuat dunia seni di Bojonegoro jadi semakin berwarna. Kita patut berbangga punya para seniman yang terus berkarya di Bojonegoro. Lukisan, pelukis, dan ekosistem seni rupa di Bojonegoro ini patut terus didukung oleh semua pihak.