Terhitung sejak memasuki bulan ramadhan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro secara rutin mengadakan safari ramadhan. Bukan hanya satu minggu sekali lho, Nabs, kegiatan safari ramadhan ini dilakukan setiap hari oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Safari ramadhan yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten ini dijadwalkan mulai dari tanggal 6 mei sampai dengan 26 mei. Dalam hal ini, Bupati menggandeng banyak instansi untuk turut dalam safari ramadhan. Pada tanggal 6 Mei lalu, safari ramadhan dilakukan di beberapa desa di Kecamatan Kedungadem.
Selanjutnya, di hari kedua, safari ramadhan dilakukan di desa-desa di Kecamatan Kalitidu. Lalu, di hari ketiga, safari berlanjut ke desa-desa di Kecamatan Baureno, hingga yang terakhir dilakukan di kecamatan Tambakrejo.
“Kalau dulu empat atau tiga kali safari ramadhan, sekarang tiap hari itu kita keliling. Ini udah hari kedua kita keliling dan itu pun tidak hanya buka puasa, diteruskan dengan tarawih di tempat yang berbeda. Sehingga satu hari, kita udah sasar beberapa desa,” ujar kepala dinas komunikasi dan informasi (Kominfo) Kabupaten Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur saat ditemui di Kantor Pemkab (7/5/2019).
Selain untuk menjalin silaturahmi dengan ulama-umaroh, program ini juga dimanfaatkan untuk menjaring aspirasi masyarakat.
Isi dari kegiatan safari ramadhan ini selain buka puasa bersama, tarawih, dan bagi-bagi bingkisan. Juga salah satunya adalah bertemu dan mendengarkan langsung keluhan-keluhan yang dirasakan masyarakat di desa.
Ini juga salah satu upaya untuk memaksimalkan jaring aspirasi. Jika dulu terpusat di pendopo dan dihadiri oleh orang yang sama. Maka kali ini, pemerintah yang harus berinisiatif untuk menjemput aspirasi tersebut. Ini juga bentuk dari upaya mendekatkan diri kepada masyarakat.
Kusnandaka menilai bahwa inilah salah satu cara Bupati Anna Muawanah menerjemahkan konsep Transparency Government and Accountability (TGA) yang ia gagas. Yakni bukti komitmen Pemkab Bojonegoro dalam upaya pemberantasan korupsi di lingkungan pemerintah.
“Artinya membangun interaksi sosial antar pimpinan dengan masyarakat. Ini yang saya tangkap dari cara beliau menerjemahkan transparency and accountability itu tadi,” imbuh Kusnandaka.
Dengan mempertemukan dua elemen penting tersebut, yakni pemerintah dan juga masyarakat, maka relasi keduanya akan terjalin lebih harmonis.
Pemerintah sebagi pelayan akan bekerja sebaik mungkin karena merasa diawasi langsung oleh rakyat. Dengan begitu, mereka akan terdorong untuk bekerja secara transparan dan akuntabel.
Di sisi lain, dengan jaring aspirasi tersebut, masyarakat akan merasa lebih dekat dengan pemerintah dan lebih diperhatikan. Langkah inilah yang kemudian mendorong masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam politik.
Hak seperti itulah yang diimpikan akan terwujud dalam hubungan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Bojonegoro. Sehingga ke depan, laku transparan dan akuntabel tidak hanya dilakukan dalam rangka memenuhi kewajiban, melainkan juga sebagai kebiasaan.
Kegiatan Safari Ramadhan yang dilakukan Pemkab Bojonegoro ini tentu layak diapresiasi ya Nabs. Dengan cara ini, para pemangku kekuasaan di Kabupaten Bojonegoro bisa langsung mendengarkan aspirasi dan keluhan dari masyarakat.