Bagi saya, Kobe Bryant adalah sosok penting bagi NBA. Berkat eksistensi dan permainan impresif sepanjang karirnya, NBA terus dipandang sebagai kompetisi paling relevan di dunia. Mungkin, tanpa permainan apik Kobe, NBA tak bakal sefenomenal ini.
Saya pertama mengenal NBA pada 2000 silam, saat berumur 9 tahun. Pertandingan NBA pertama yang saya tonton adalah final antara LA Lakers melawan Indiana Pacers. Kebetulan final tersebut disiarkan secara langsung oleh salah satu TV swasta Indonesia. Saat itu pula, saya mengenal sosok Kobe Bryant.
Secara personal, Kobe bukanlah pemain idola atau favorit saya. Kala itu, saya lebih suka dengan Reggie Miller, shooting guard Indiana Pacers yang notabene adalah lawan Kobe di final NBA tahun 2000.
Meski bukan pemain favorit, tetap saja saya dengan mudah mengenal Kobe. Bagaimana tidak, namanya selalu disebut oleh komentator saat berlaga.
Kobe memang jadi pemain paling dominan di NBA saat itu. Usianya belum mencapai seperempat abad ketika menguasai NBA bersama LA Lakers.
Kobe Bryant bersama Shaquille O’neal dan LA Lakers jadi dinasti baru di NBA pada awal Millenium baru. Setelah dominasi Chicago Bulls, LA Lakers mengambil alih NBA. Dengan Kobe dan Shaq, Lakers meraih tiga gelar juara NBA secara berturut-turut.
Setelah hiatus selama belasan tahun, saya akhirnya kembali menonton NBA di pertengahan 2018. Di tahun tersebut, Kobe sudah pensiun. Lakers pun bukan lagi penguasa NBA. Muncul dinasti baru bernama Golden State Warriors.
Meski tak lagi bermain, nama Kobe masih sering disebut dalam perbincangan. Itulah hebatnya seorang legenda. Namanya terus jadi obrolan meski tak lagi tampil di lapangan. Layaknya pebasket legendaris yang dianggap sebagai yang terbaik dari yang terbaik, Michael Jordan.
Bagi saya, Kobe Bryant adalah sosok penting bagi NBA. Berkat eksistensi dan permainan impresif sepanjang karirnya, NBA terus dipandang sebagai kompetisi paling relevan di dunia. Mungkin, tanpa permainan apik Kobe, NBA tak bakal sefenomenal ini.
Jordan vs Kobe vs LeBron
Setelah kembali menonton NBA, saya jadi lebih sering menyelami berbagai macam informasi mengenai liga basket paling populer di dunia ini. Dari berbagai penelusuran tersebut, banyak informasi dan perdebatan menarik yang muncul ke permukaan.
Salah satu perdebatan menarik adalah komparasi antara Michael Jordan, Kobe Bryant dan LeBron James. Ketiganya dianggap sebagai sosok paling berpengaruh dalam era modern dari NBA.
Sebagian fans NBA memang sangat senang membandingkan Jordan, Kobe, dan LeBron. Para fans tersebut terlibat perdebatan mengenai siapa yang layak disebut sebagai GOAT (Greatest of All Time).
Ketiga sosok tersebut memang punya banyak kesamaan satu sama lain. Sama-sama pernah meraih gelar NBA lebih dari sekali, sama-sama pernah menyandang gelar MVP, hingga mencatatkan rekor individual yang luar biasa.
Salah satu rekor yang bakal diingat dari Kobe adalah torehan 81 poin dalam satu laga. Rekor menakjubkan tersebut ditorehkan Kobe saat tampil bersama LA Lakers di tahun 2006 melawan Toronto Raptors.
Di laga tersebut, Kobe sukses membukukan 81 poin dan membawa LA Lakers menang atas Raptors dengan skor 122 – 104. Bayangkan, jumah skor yang ditorehkan Kobe dua kali lebih banyak dari kombinasi seluruh pemain Lakers lain yang tampil saat itu. Gila!
Sebagai perbandingan, jumlah skor terbanyak dalam satu pertandingan yang dihasilkan oleh Jordan adalah 69 poin. Sedangkan rekor terbaik LeBron James adalah 61 poin. Jumlah yang cukup jauh jika dibandingkan dengan 81 poin yang pernah dibukukan Kobe.
Dunia Kehilangan Kobe
Seluruh keluarga NBA tentu sangat kehilangan Kobe Bryant. Lihat saja bagaimana tim yang tampil beberapa jam setelah Kobe dilaporkan meninggal dunia.
Contohnya adalah aksi yang dilakukan San Antonio Spurs dan Toronto Raptors yang sengaja melanggar 24 second violation untuk memberikan rasa hormat kepada Kobe. Seperti diketahui, 24 adalah nomor punggung terakhir yang digunakan Kobe bersama Lakers. Apa yang dilakukan Spurs dan Toronto itu kemudian diikuti oleh tim-tim lain.
Raptors and Spurs both took 24-second violations in honor of Kobe to start their game.
A “Kobe” chant broke out in the crowd. pic.twitter.com/mHDIcrAY7n
— Bleacher Report (@BleacherReport) January 26, 2020
Bahkan, ada hal luar biasa yang dilakukan oleh salah satu tim NBA, Dallas Mavericks. Pemilik Dallas Mavericks, Mark Cuban memutuskan untuk mempensiunkan nomor 24 di Mavericks. Dengan begitu, tidak ada pemain Mavericks yang boleh mengenakan nomor punggung 24. Gestur dan penghormatan yang luar biasa dari Dallas Mavericks.
Tak cuma keluarga NBA saja yang berduka. Kalangan lain juga turut kehilangan sosok Black Mamba. Pesepakbola yang tampil bersama PSG, Neymar mendedikasikan golnya kepada Kobe. Usai cetak gol, Neymar memberikan gestur jari 2 dan 4, yang merujuk nomor punggurg Kobe.
Ucapan belasungkawa juga datang silih berganti dari publik maupun figur dari cabang olahraga yang lain. Mulai dari tenis, baseball, motogp, F1, UFC, WWE, hingga golf.
Dunia hiburan Amerika pun memberikan penghormatannya. Dalam acara Grammys Award, Kobe dikenang. Kebetulan, acara Grammys tersebut diadakan di Staples Center yang notabene adalah kandang LA Lakers, tempat di mana Kobe mencatakan banyak sejarah.
NBA berhutang banyak kepada Kobe Bryant. Berkat pemain kelahiran Philadelpia tersebut, nama NBA terus jadi perbincangan dunia. Dia berhasil meneruskan tongkat estafet yang diberikan oleh Michael Jordan.
Terima kasih, untuk semua kenangan, ingatan, dan juga aksi menawan, Kobe Bryant. Semoga tenang di sana.