Bisnis tanaman hias punya prospek cukup bagus di Bojonegoro. Jika ditekuni, bisnis ini bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan sekaligus menggiurkan.
Musim hujan. Cuaca mendung hampir setiap hari terlihat di Bojonegoro. Biasanya, mendung membuat suasana terasa sumpek. Tapi, tepat di ujung utara Jalan Veteran tidak begitu. Suasananya terasa cukup teduh dan rindang.
Tempat ini terlihat begitu hijau dari jalan raya. Mengingatkan pada hutan yang ditumbuhi banyak tanaman. Namun, ini bukanlah hutan. Tempat ini sekadar deretan penjual tanaman hias dan properti taman.
Musim hujan kali ini jadi berkah bagi pengusaha tanaman. Intensitas hujan yang cukup tinggi ikut membantu mereka mengelola dan merawat tanaman.
Tanaman sebagai produk bisnis yang cukup diminati. Kota Bojonegoro termasuk kawasan jalan Veteran, turut meramaikan bisnis bebungaan ini.
Susi, satu di antara 5 pemilik toko tanaman di sana, bercerita tentang awal usahanya. Dia memulai usaha menjual tanaman hias pada 2000. Kala itu, dia hanya menjual tanaman titipan teman. Rasa herannya muncul ketika 30 tanaman milik temannya laku terjual dalam sehari.
“Saya dulu jualan buah, trus dititipi teman tanaman euphorbia itu 30. Ternyata 1 hari langsung habis terjual,” kata Susi.
Tak lama setelahnya, Susi pun mencoba usaha berjualan tanaman hias. Dia memulai dengan kulak’an di Kediri waktu itu. Ternyata, banyak teman yang langsung memesannya.
Sebelum sampai di Bojonegoro, tanaman belanjaan Susi sudah habis dipesan. Sejak saat itu, dia menekuni usaha tanaman hias. Dia membuka lapak tanamannya di Jalan Panglima Sudirman.
Pada 2010, Susi memindah lapak jualannya ke ujung Jalan Veteran. Hal itu tepat 10 tahun sejak mulai berjualan. Pada saat itu, jenis tanaman hias yang dia jajakan beragam jenis. Mulai dari tanaman penghias taman hingga pohon buah-buahan.
Mulai dari tanaman iklim tropis hingga subtropis. Mulai dari harga Rp 2 ribu hingga Rp 3 juta per pohon. Bahkan, berbagai jenis rerumputan juga Susi jual.
“Ya ada sekitar ratusan macam dan jenis tanaman. Banyak lah mas,” kata Susi.
Selain di ujung utara Jalan Veteran, Susi juga memiliki 3 lapak lainnya. Tiga toko miliknya tersebut juga menjual berbagai macam tanaman hias.
Rumitnya Bisnis Tanaman Hias
Menurut Susi, membangun bisnis tanaman hias bukan hal mudah. Butuh pengamatan yang detail untuk mempelajarinya. Ini karena setiap tanaman membutuhkan perlakuan khusus.
Mulai dari kebutuhan air hingga kebutuhan sinar matahari. Selain itu, pemupukan tanah dan perawatan daun juga perlu diperhatikan.
“Misalnya yang di tengah ini. Saya kasih penutup karena ini jenis tanaman yang tidak boleh terkena sinar matahari terlalu lama,” ujar Susi sambil menunjuk sebuah tanaman.
Selain itu, pembelajaran bisnis tanaman hias dilakukan sendiri oleh Susi. Sejak awal, dia mulai belajar manajemen keuangan dan pemasaran di bidang tanaman hias. Hingga sekarang pun, dia masih mengatur sendiri usahanya itu, meski bisa saja ia menggunakan jasa pegawai.
“Hal begini, kalau tidak dilakukan sendiri, kita tidak akan belajar. Takutnya kalau tanaman ini mati atau rusak, kan eman,” kata Susi.
Selain menjual tanaman hias, pemilik toko Bagus Indah Tri Aulia ini juga menjual aneka kebutuhan tetamanan. Misalnya pot, polybag, pupuk hingga obat anti hama. Toko milik Susi juga menyediakan hiasan untuk taman seperti patung bangau dan bebatuan.
Susi dibantu suami dalam menjalankan bisnis tanaman hias. Susi sebagai pengelola toko tanaman hias miliknya. Sedangkan suaminya sering pergi untuk mengantar pesanan atau pun kulak’an. Tak jarang suami Susi harus pergi ke luar kota untuk mengantar pesanan. Misalnya ke Tuban dan Lamongan.
“Untungnya, kalau pembeli dari kota jauh itu biasanya datang sendiri. Kalau mengantar sendiri biasanya ke Tuban atau Lamongan,” tukas Susi.
Selain mengantar pesanan, kerap kali suami Susi pergi ke luar kota untuk kulakan. Misalnya ke Malang, Kediri atau Lumajang. Tempat yang cukup jauh untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas.
Nabs, kehadiran tanaman bunga mampu memberi warna tersendiri dalam hidup. Ia seperti cinta, mewarnai yang semula tak berwarna. Hmm.. mau aku bawain bunga, dek?