Cara unik nan kreatif dilakukan anak muda Sumatera Selatan untuk memprotes jalan rusak ke Pemerintah Daerah. Mereka membikin karya satir yang indah dan elegan.
Alih-alih turun ke jalan, beberapa anak muda Sumsel justru menjadikan jalan rusak nan berlumpur tersebut sebagai latar belakang foto model.
Cara unik tersebut cukup efektif karena Pemprov Sumsel langsung menindaklanjuti protes kreatif hasil karya anak-anak muda tersebut. Bahkan, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru juga angkat suara mengenai hal tersebut.
Memprotes pemerintah tak melulu harus dilakukan dengan demonstrasi. Hal ini dibuktikan oleh Robby Ari Sanjaya, warga Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Melihat ada jalan penghubung rusak yang tak segera dibenahi, Robby bersama temannya melakukan sesi foto. Model diarahkan untuk berpose di sekitaran jalan rusak yang penuh lumpur.
Jalan yang dimaksud berada kawasan Batumarta-Baturaja. Dari foto terlihat jelas kubangan lumpur berwarna cokelat gelap.
Balutan seni fotografi yang mumpuni menghasilkan foto yang tak hanya indah, tapi juga penuh makna. Dengan bumbu satir yang pas, karya Robby Ari Sanjaya ini mampu memberi “pukulan telak” ke Pemerintah Daerah dengan cara yang sangat elegan.
Hasil jepretan Robby tersebut kemudian diunggah di Instagram. Tak disangka, karya seni satir dari Robby tersebut mendapatkan banyak respon positif dari Netizen. Terutama yang berasal dari Sumatera Selatan.
“Saya tidak ada niat cari perhatian, ini semata-mata untuk kebaikan masyarakat Sumsel. Inilah kondisi jalanan yang setiap hari kami lalui,” ujar Robby seperti dikutip dari Merdeka.
Netizen ramai-ramai menyemuti kolom komentar dari postingan Robby di Instagram. Mereka juga tak lupa menyebut berbagai akun dari pihak-pihak terkait, khususnya Pemerintah.
Gayung pun bersambut dari sisi Pemerintah. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan langsung melakukan tindak lanjut dan sudah menyiapkan dana untuk perbaikan jalan rusak tersebut.
Kritik sosial seperti yang dilakukan Robby memang diperlukan. Di Bojonegoro, kritik sosial kepada pemangku kekuasaan kerap jadi bahan diskusi di grup-grup Facebook. Aturan dan kebijakan Pemkab, hingga keluhan terkait suatu hal ramai diperbincangkan di wadah tersebut.
Cara yang dilakukan Robby ini, tentu bisa diterapkan di Bojonegoro. Sudah jadi rahasia umum jika jalanan di Bojonegoro masih banyak lubangnya. Masyarakat biasa melakukan protes dengan menanam pohon pisang di tengah lubang tersebut.
Cara protes tersebut memang tampak tepat untuk menarik perhatian Pemerintah, namun terkadang merugikan orang lain. Nah, ternyata, protes dengan karya nan indah justru lebih masuk.
Penggunaan cara satir nan kreatif dalam kritik sosial memang dibutuhkan. Penyampaian pesan dengan jenaka tentu bisa lebih diterima, dibandingkan dengan caci maki yang tak ada ujungnya.
Nabs, dalam hidup, kadang, banyak hal-hal baik yang direspon secara salah hanya karena proses penyampaiannya kurang indah.
Banyak cara yang bisa Nabsky lakukan untuk mengkritik atau memprotes Pemerintah. Tak melulu harus turun ke jalan atau memaki dengan kata-kata kasar. Cara yang lebih kreatif dan elegan seperti yang dicontohkan Robby tentunya bisa juga jadi pilihan.