Basofi Sudirman merupakan eks gubernur Jawa Timur yang berasal dari Bojonegoro. Sosok yang besar di dunia militer ini turut berperan dalam mengenalkan Bojonegoro. Siapa sih sebenarnya Basofi Sudirman ini?
Mencapai sukses tentu jadi impian setiap orang. Meskipun sukses berbeda dengan orang lain, tapi tidak ada salahnya untuk tahu cerita dibalik sukses orang hebat. Siapa tahu tokoh inspiratif ini memberi pengaruh ke cara pandang kamu tentang sukses dan cara mencapainya.
Pentingkah punya tokoh inspiratif? Tiap individu pastinya punya tokoh inspiratif masing-masing.
Kita tahu di Bojonegoro ternyata banyak sosok yang inspiratif dan menakjubkan. Dan faktanya memang kota kecil ini terdapat banyak manusia yang luar biasa. Contohnya Almarhum Basofi Sudirman.
Basofi Soedirman lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940. Ia adalah anak kandung dari Letjen H. Sudirman, pahlawan asal Bojonegoro yang namanya diabadikan sebagai stadion di kota Ledre.
Basofi Sudirman merupakan tokoh militer yang cukup terpandang. Ia pernah menduduki beberpa jabatan strategis di dunia militer dan pemerintahan. Sebut saja jabatan sebagai Kasdam I/Bukit Barisan (1986-1987), Wakil Gubernur Jakarta tahun (1987-1992), dan tentu saja Gubernur Jawa Timur (1993-1998)
Semasa hidupnya, Basofi dikenal sebagai sosok yang populer di panggung hiburan dan politik. Pengalaman berdangdut dan berpolitik Basofi justru berawal dari karirnya di dunia militer.
Populer sebagai penyanyi. Selain berkarier di dunia militer dan politik, rupanya Basofi juga piawai bernyanyi. Sebagai seorang penyanyi dangdut, Basofi sukses mempopulerkan single, ciptaan pedangdut Leo Waldy.
Untuk kemampuannya yang satu ini ternyata tidak hanya dijadikan hobi semata. Ia juga mengikutinya secara profesional dengan mengeluarkan satu album dangdut berjudul Tidak Semua Laki-Laki pada tahun 1992.
Single dengan judul yang sama ikut dirilis dan disukai banyak orang. Bahkan, lagu itu kerap masuk dalam playlist berbagai tempat karaoke.
Lagu ciptaan Leo Waldy itu mengisahkan cinta seorang pria yang bertepuk sebelah tangan. Di hadapan perempuan yang disukai, Basofi mencoba menepis stigma buruk mengenai laki-laki.
Sebagai wong asli Jonegoro, Basofi Sudirman tidak pernah melupakan tanah kelahirannya. Ia tinggal dan besar di Desa Tulung, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro.
Hampir setiap tahun Basofi selalu pulang ke Bojonegoro untuk menilik’i kampung halaman tercinta. Dia tinggal di Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Ketika beliau pulang ke Tulung, pasti disambut antusias oleh warga. Minimal menyambut dengan bersih-bersih desa. Salah satu warga desa, Dwi bercerita kepada tim Jurnaba.co
“Pasti Desa Tulungrejo bersih ketika Pak Basofi datang. Bahkan beliau pernah membelikan perahu tambang untuk transportasi warga Tulungrejo menuju kota,” tambah Dwi.
Karir Basofi Sudirman di dunia militer memang mentereng. Ia pernah menjabat Komandan Detasemen Tempur Kopassandha (kini Kopassus) pada 1971-1972, Komandan Batalyon 412 Brawijaya pada 1973-1974, dan Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Kostrad pada 1981-1983.
Dia juga pernah mengemban jabatan sebagai Komandan Kodim 0824/Jember (1977-1978), Asisten Teritorial Kodam IV/Brawijaya (1983-1984), Komandan Korem 083/Baladhika Malang (1984-1986), dan Kasdam Kodam I/Bukit Barisan (1986-1987), sebelum akhirnya ditarik ke Mabes ABRI.
Di samping itu ia juga menjadi Dosen Sekolah Seskoad tahun 1979-1981. Ia sendiri mengikuti Seskoad pada tahun 1978, dan Seskogab tahun 1979.
Salah satu hal yang identik dengan sosok Basofi Sudirman adalah kegemerannya dalam bernyanyi. Saat masih menjadi Gubernur Jawa Timur, Ia pernah mengeluarkan album. Alumni Akademi Militer 1963 tersebut sempat mengeluarkan single berjudul ‘Tidak Semua Laki-laki‘.
Basofi Sudirman meninggal pada 2017 silam. Ia meninggalkan kesan mendalam kepada keluarga dan orang-orang yang pernah mengenalnya.
Kita tentunya patut berbangga ya Nabs, karena punya tokoh nasional asli dari Bojonegoro. Basofi Sudirman menjadi contoh nyata bahwa wong Jonegoro bisa berbicara banyak di level nasional dalam berbagai bidang.