Selain lumpia, jajanan identik dengan Persibo adalah tahu empat rasa. Jangan ngaku suporter sejati Persibo Bojonegoro kalau belum pernah merasakan nikmatnya tahu empat rasa.
Siapa yang menciptakan tahu empat rasa? Seperti apa tahu empat rasa itu? Yuk ikuti penelusuran tim Jurnaba.co mengenai jajanan khas satu ini.
“Empat rasa, empat rasa, tahunya yang empat rasa,”
Kalimat itu sering terdengar di berbagai sudut stadion Letjen H. Sudirman Bojonegoro ketika Persibo sedang berlaga. Tahu empat rasa merupakan jajanan yang tak pernah absen eksistensi saat Laskar Angling Dharma berlaga. Sejarah kehebatan Persibo ada dalam tiap gigitan tahu empat rasa.
Suwiyanto atau biasa dikenal dengan Mbing adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas popularitas tahu empat rasa. Ia adalah si pencipta sekaligus penjual tahu empat rasa yang sangat identik dengan Persibo Bojonegoro.
Mbing sudah berjualan tahu ketika Persibo berada di divisi dua Liga Indonesia awal 2000-an. Dari era Bambang Pramudji, Samsul Arif hingga Agus Budi Prasetyo, Mbing selalu hadir dan setia.
Selain memang bertujuan mencari rejeki lewat jualan tahu empat rasa, Mbing juga punya kecintaan yang tinggi terhadap Persibo.
“Saya sudah suka dengan Persibo sejak dulu, sampai sekarang,” ujar Mbing ketika ditemui tim Jurnaba.co di kawasan stadion Letjen H. Sudirman.
Bagi para pencinta Persibo, wajah Mbing memang sudah tidak asing lagi. Dengan kumis ikoniknya, Mbing kerap wara-wiri di tribun suporter Persibo, memanggul kotak yang berisikan tahu empat rasa buatannya. Tahu empat rasa buatan Mbing ini adalah kuliner wajib para suporter Persibo, selain lumpia.
Bagi yang belum pernah nyoba, tahu empat rasa adalah panganan yang memiliki empat elemen rasa. Rasa pertama adalah tahu itu sendiri, kemudian ada petis, cabai, dan percikan garam.
Jadi, empat rasa yang dimaksud adalah rasa dari tahu goreng, gurihnya petis, pedasnya cabai dan asinnya percikan garam. Kreatif dan weqiweqi banget nggak sih, Nabs? Hee
Kombinasi empat elemen tersebut memang terlihat sederhana. Namun saat digigit, empat elemen tersebut melebur menciptakan cita rasa yang menggocek lidah Nabsky sekalian.
Mbing kulakan tahu dari Desa Ledok. Kebetulan, Ia adalah warga asli Ledok yang terkenal akan tahunya. Keunikan lain dari tahu empat rasa adalah petisnya. Petis yang digunakan, dibuat langsung oleh Mbing. Gurihnya petis buatan Mbing ini membuat tahu empat rasa memiliki kenikmatan yang menggelora.
Mbing memang lebih sering menjajakan tahu empat rasanya ketika Persibo berlaga. Saat Persibo hiatus atau sedang libur kompetisi, pria berusia 49 tahun tersebut memilih berjualan di event-event olahraga yang ada di kampung.
Sosok yang pernah menjadi bagian pengurus Boromania itu punya harapan tersendiri terhadap Persibo. Ia berharap agar Persibo bisa bangkit kembali dan terus eksis untuk membantu perekonomian.
“Harapannya tentu Persibo bisa bangkit lagi. Kehadiran Persibo sangat membantu pedagang-pedagang kecil seperti saya ini,” ujar Mbing.
Sejarah Persibo tak bisa lepas dari tahu empat rasa. Mbing dengan tahu empat rasanya adalah saksi bagaimana kehebatan Persibo di masa lalu, sekaligus semangat tak kenal lelah Persibo masa kini.
Mbing adalah satu dari sekian banyak orang yang terbantu dengan kehadiran Persibo Bojonegoro. Oleh sebab itu, tak heran jika banyak yang menunggu kembali eksisnya skuat Laskar Angling Dharma.
Hadirnya Persibo tak hanya dinanti suporternya saja, tapi juga pedagang-pedagang kecil penggerak ekonomi kerakyatan bumi Angling Dharma. Ayo Persibo!!!