Berawal dari sebuah kritikan menu makan yang ditulis tangan. Maskapai Garuda jadi hangat diperbincangkan. Seorang Youtubers bernama Rius Vernandes, bahkan sempat dilaporkan atas kasus kritikan tersebut.
Persoalan itu pun mengundang jemari netizen untuk mencurahkan kesal. Maskapai Garuda dianggap tak bisa menerima kritik. Justru, pihak maskapai mengeluarkan surat himbauan agar penumpang tak lagi berswafoto di dalam pesawat.
Hal ini memicu jemari netizen kian getol bersuara. Untuk mengkritisinya. Selain tak bisa menerima kritik, Maskapai Garuda dianggap kurang mencerminkan aset negara yang dimiliki rakyat.
Untungnya, pihak maskapai sadar jika perkara tak akan selesai tanpa menghadirkan kedewasaan hati. Laporan atas Youtubers Rius Vernandes pun dicabut pihak maskapai. Sebab keduanya memilih menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan.
Peristiwa ini menarik sekali. Khususnya buat belajar kita semua. Bahwa kritik dan masukan itu penting. Kalau aset negara saja mau menerima kritik, bagaimana dengan dirimu, Nabs?
Kamu yang tidak sebesar negara, harusnya tahu bahwa kritik itu penting. Khususnya kritik yang membangun. Sebab, tugas manusia itu saling mengingatkan. Karena sering salah dan lupa.
Kalau tak mau menerima kritik, mana mungkin bisa jadi lebih baik. Kritik bukan sesuatu yang menyeramkan kok, Nabs. Bedakan kritik dengan fitnah serta ujaran kebencian yaa.
Kritik akan membantu dirimu lebih berkembang. Jadi, jangan anti kritik ya. Masak kamu kalah dengan aset negara yang ukurannya lebih besar itu? Hehe
Nah, buat kamu yang suka mengkritik, jangan asal jeplak juga ya. Memainkan lentik jari dengan sesuka hati. Sebelum memberi masukan, harus ada data dan temuan fakta. Biar masukannya sesuai logika.
Dikritik memang tak senikmat mengkritik. Sebab, dalam kritik, kita disodori sejumlah kekurangan yang harus dibenarkan. Namun, melalui kritik pula, kita bisa tahu bahwa ternyata masih ada yang harus dibenahi.
Mengkritik memang lebih nikmat daripada dikritik. Sebab, dalam mengkritik, kita menyodorkan sejumlah kekurangan orang lain. Karena itu, untuk mengkritik pun, harus tahu apa alasan sebuah kritikan dilahirkan.
Dikritik maupun mengritik bukan sebuah proses sederhana. Semua dilakukan atas dasar mengingatkan dan diingatkan. Karena itu, kritik adalah seni. Seni mengkritik dan seni menerima kritikan.
Untuk itu, mari saling belajar menerima kritik bersama. Sebab, dengan menerima kritik, kita bisa tahu di mana letak kekurangan kita. Menerima bonus saja mau, masak menerima kritik nggak mau?