Musim kemarau semakin terasa. Debu jalanan terbang ke sana kemari. Cuaca panas dan terik. Es degan hijau pastinya terasa begitu menyegarkan. Ditambah lagi dengan kabar segar dari seorang jurnalis investigasi, Dandhy Laksono.
Melalui akun twitternya, Dandhy membagi linki video Watchdoc Image terbaru. Video tersebut merupakan scene part dari film Sexy Killer. Awalnya, potongan tersebut sengaja tidak dimasukkan. Alasannya, durasi film Sexy Killer sudah cukup panjang. Hampir dua jam.
“Bagian ini kami buang dari film SEXY KILLER karena durasinya sudah kepanjangan. Tapi karena ada peristiwa mati listrik massal (blackout), mungkin video 14 menit ini berguna sebagai inspirasi bagi kita semua,” kata Dandhy melalui kicauan twitternya.
Video pendek tersebut tidak jadi dibuang. Malahan, diunggah secara terpisah dengan film sebelumnya. Video tersebut diberik judul Sexy Killer (Dibuang Sayang). Potongan video itu berdurasi 14 menit 29 detik.
Dandhy beralasan mengunggah video tersebut sebagai bentuk respon terjadinya blackout. Kejadian tersebut terjadi di sebagian Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019) lalu.
Video ini bersetting pada sebuah desa bernama Riegel di Jerman Selatan. Di dalam video, banyak footage yang menunjukkan bangunan-bangunan. Misalnya rumah warga. Ada yang menarik pada bangunan-bangunan tersebut. Setipa bangunan memiliki kesamaan, yaitu memiliki panel surya di atap bangunan.
Terdapat seorang pria sedang memungut apel di tanah. Dia juga memetik apel dari pohon. Pria tersebut adalah warga setempat bernama Armin Bobsien. Armin adalah salah satu warga setempat yang menggunakan panel surya. Panel tersebut merupakan sumber tenaga untuk listrik di rumahnya.
Armin mengaku bahwa penggunaan panel surya sangat bermanfaat. Terutama bagi dirinya. Baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Dia mampu menghemat biaya untuk kebutuhan listrik. Selain itu, dia juga dapat berpartisipasi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
“Saya bersama warga Jerman lainnya melakukan ini atas dasar idealisme dulu, lalu alasan kedua baru ekonomi,” kata Armin.
Menurut Armin, para warga Jerman sudah mulai sadar terhadap lingkungan. Khususnya penggunaan energi terbarukan, misalnya energi matahari. Pemindahan sumber energi dari fosil ke energi terbarukan memiliki dampak yang positif. Baik secara ideologi maupun ekonomi.
Namun, Jerman sendiri berada di wilayah Eropa yang memiliki empat musim. Berbeda dengan Indonesia. Sebagai negara tropis, energi matahari menjadi sumber yang potensial.
“Di negara tropis seperti Indonesia, energi matahari jelas yang paling utama,” kata Armin.
Tentu saja hal itu tidak seperti membalikkan telapak tangan. Perlu adanya keputusan politik dari pemerintah. Awalnya, kesadaran masyarakat Jerman menggiring pemerintah untuk membuat kebijakan politik. Tanpa dukungan elit politik, kesadaran masyarakat pun akan jalan di tempat.
Indonesia memiliki banyak sekali potensi. Tentu harus dikembangkan pemerintah dan masyarakat. Tidak perlu menunggu datangnya masalah baru mencari solusi. Keindahan alam Indonesia harus dijaga, dilestarikan dan diseimbangkan. Jangan hanya dieksploitasi tanpa tanggung jawab terhadap alam.